Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 06 Januari 2021 |
KalbarOnline.com – Kasus virus corona di Indonesia saban hari belum menunjukkan angka penurunan. Sebelas bulan COVID-19 ada di Indonesia, tercatat 779.584 kasus konfirmasi positif.
Anggota Komisi IX DPR RI, Anas Thahir menganggap perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Dari banyaknya kasus baru yang bertambah tiap harinya, ketersediaan ruang perawatan isolasi dan ICU COVID-19 di banyak rumah sakit rujukan juga semakin menipis.
“Bahkan, yang paling menyedihkan soal ketersediaan tenaga kesehatan mulai dari dokter, perawat, sampai petugas laboratorium yang satu persatu terus berguguran meninggal saat bertugas,” kata Anas dalam keterangannya, Rabu, 6 Januari.
Oleh sebab itu, Anas meminta pemerintah, khususnya Satuan Tugas Penanaganan COVID-19 untuk menyiapkan gedung khusus sebagai tempat karantina kasus COVID-19 dengan kategori orang tanpa gejala (OTG).
Sebab, menurutnya, OTG yang melakukan isolasi mandiri di rumah dikhawatirkan akan menambah klaster penularan di lingkup keluarga.
“Jika perlu, mereka dikumpulkan di tempat karantina khusus dengan memanfaatkan gedung-gedung milik negara dengan menerapkan protokol kesehatan tingkat tinggi,” tutur Anas.
“Sebab, harus ada penanganan khusus bagi para OTG yang jumlahnya juga terus meroket. Karena mereka inilah yang paling berbahaya sekaligus paling beresiko mempercepat penularan,” lanjut dia.
Selain itu, Anas juga meminta pemerintah mempertimbangkan adanya karantina wilayah (lockdown) secara parsial di daerah-daerah tertentu yang situasinya dipandang sudah sangat menghawatirkan.
“Terutama, kawasan zona mirah dan tempat-tempat pariwisata yang memungkinkan mendatangkan banyak kerumunan,” sebutnya.
Lebih lanjut, menurutnya pemerintah juga harus terus meningkatkan kewaspadaan varian baru COVID-19 yang disebut lebih cepat penularannya daripada COVID-19 yang telah ada. [rif]
KalbarOnline.com – Kasus virus corona di Indonesia saban hari belum menunjukkan angka penurunan. Sebelas bulan COVID-19 ada di Indonesia, tercatat 779.584 kasus konfirmasi positif.
Anggota Komisi IX DPR RI, Anas Thahir menganggap perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Dari banyaknya kasus baru yang bertambah tiap harinya, ketersediaan ruang perawatan isolasi dan ICU COVID-19 di banyak rumah sakit rujukan juga semakin menipis.
“Bahkan, yang paling menyedihkan soal ketersediaan tenaga kesehatan mulai dari dokter, perawat, sampai petugas laboratorium yang satu persatu terus berguguran meninggal saat bertugas,” kata Anas dalam keterangannya, Rabu, 6 Januari.
Oleh sebab itu, Anas meminta pemerintah, khususnya Satuan Tugas Penanaganan COVID-19 untuk menyiapkan gedung khusus sebagai tempat karantina kasus COVID-19 dengan kategori orang tanpa gejala (OTG).
Sebab, menurutnya, OTG yang melakukan isolasi mandiri di rumah dikhawatirkan akan menambah klaster penularan di lingkup keluarga.
“Jika perlu, mereka dikumpulkan di tempat karantina khusus dengan memanfaatkan gedung-gedung milik negara dengan menerapkan protokol kesehatan tingkat tinggi,” tutur Anas.
“Sebab, harus ada penanganan khusus bagi para OTG yang jumlahnya juga terus meroket. Karena mereka inilah yang paling berbahaya sekaligus paling beresiko mempercepat penularan,” lanjut dia.
Selain itu, Anas juga meminta pemerintah mempertimbangkan adanya karantina wilayah (lockdown) secara parsial di daerah-daerah tertentu yang situasinya dipandang sudah sangat menghawatirkan.
“Terutama, kawasan zona mirah dan tempat-tempat pariwisata yang memungkinkan mendatangkan banyak kerumunan,” sebutnya.
Lebih lanjut, menurutnya pemerintah juga harus terus meningkatkan kewaspadaan varian baru COVID-19 yang disebut lebih cepat penularannya daripada COVID-19 yang telah ada. [rif]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini