KalbarOnline.com – Sebanyak 2.600 personel gabungan dikerahkan untuk membantu proses pencarian jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak di Kepulauan Seribu. Petugas yang dikerahkan pada hari ketiga ini mengutamakan pencarian di bawah air, tanpa mengesampingkan pencarian di atas permukaan.
“Sampai saat hari ini kurang lebih sekitar 2.600 personel yang terlibat langsung atau tak langsung terhadap kegiatan pencarian dan pertolongan ini. Jadi kita konsentrasi di bawah air. Namun demikian juga di atas tetap kita fokuskan,” kata Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (11/1).
Rasman juga menuturkan, lokasi pencarian di perluas hingga ke sekitar pantai. Diharapkan bisa menemukan serpihan pesawat maupun aksesoris korban.
“Yang kemungkinan ada barang-barang yang mungkin karena faktor arus, gelombang dan sebagainya yang akhirnya bergeser ke arah pantai, tetap kita akan lakukan kegiatan tersebut. Karena itu wilayah pencarian kita semakin kita perluas,” ujar Rasman.
Menurut Rasman, kini sebanyak 53 alutsiste telah dikerahkan di lokasi jatuhnya pesawat Boeing 737-500. Puluhan alutsista itu diantaranya, berupa sea rider, jetski, perahu karet dan rib. Kemudian mengerahkan 13 unit alusista udara.
“Kemudian alusita darat, khusus untuk ambulan masih ada penambahan menjadi 12 unit,” ungkap Rasman.
Sebelumnya, tim gabungan search and rescue (SAR) kembali melakukan pencarian korban dan bangkai pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Sebanyak 50 penyelam yang berada di Kapala Negara SAR Wisnu dikerahkan untuk melakukan proses evakuasi.
“Hampir 50 orang penyelam kita hari ini,” ujar Kepala Kantor SAR Jakarta, Hendra di atas Kapal Negara SAR Wisnu, Kepulauan Seribu.
Baca Juga: Surabaya Tolak PSBB Jawa-Bali Selama 2 Pekan, Ini Respons Satgas Pusat
Baca Juga: Cahyo: Jokowi Sudah Menang 2-0
Baca Juga: Soal Drone Laut Tiongkok, Golkar Minta Retno dan Prabowo Tegas
Hendra menyampaikan, meski kotak hitam atau black box menjadi fokus pencarian, tetapi awak pesawat hingga penumpang yang menjadi korban dalam jatuhnya pesawat Sriwijaya Air menjadi fokus utama. Karena terdapat keluarga korban yang hingga kini masih menunggu.
“Korban dari hari pertama kita itu semuanya prioritas. Kalau barang itu ada asuransinya, tapi korban enggak bisa diasuransikan. Tidak ada harganya, sangat berharga sekali. Jadi yang utama adalah korban,” pungkas Hendra.
Untuk diketahui, pesawat Sriwijaya SJ-182 rute Jakarta-Pontianak dilaporkan hilang kontak pada pukul 14.40 WIB, Sabtu (9/1). Pesawat yang bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta tersebut mengangkut penumpang sebanyak 56 penumpang, terdiri dari 46 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi.
Comment