KalbarOnline.com – Bola vaksinasi Covid-19 yang ditendang dari Istana Negara, Jakarta, kemarin menggelinding ke penjuru tanah air. Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang telah menerima distribusi vaksin telah melakukan berbagai persiapan agar program tersebut bergulir lancar.
Di Jawa Timur, misalnya, vaksinasi perdana bakal berlangsung di Gedung Grahadi, Surabaya. Persiapan perangkat dimulai kemarin sore. Ada empat ruang yang disiapkan. Masing-masing ruang pengecekan identitas, pemeriksaan awal, vaksinasi, dan observasi.
Sekdaprov Jawa Timur Heru Tjahjono mengatakan, semua ruang itu sudah ditata.
Semua sesuai arahan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Salah satunya menyediakan ruang untuk antisipasi kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). ’’Karena itu, disiapkan mini ICU di Grahadi,’’ ujarnya.
Heru tidak memerinci siapa saja yang bakal menerima vaksin hari ini. Namun, dia menyebut, nama-nama calon penerima vaksin sudah dikirim ke Kementerian Kesehatan. Mereka yang lolos verifikasi akan dikabari melalui SMS. ’’Jadi, hanya yang bersangkutan yang tahu melalui SMS itu,’’ ucapnya.
Kemarin, ada edaran yang menyebut 19 nama calon penerima vaksin perdana. Nama Khofifah tidak muncul. Sebab, dia sedang menjalani isolasi mandiri. Bisa jadi, Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak dan forkopimda yang menjadi penerima vaksin tersebut.
Selain itu, ada beberapa nama tokoh masyarakat dan pesohor asal Jawa Timur. Mereka diharapkan bisa meyakinkan masyarakat bahwa virus tersebut aman dan tidak bermasalah.
Direktur RS dr Soetomo dr Joni Wahyuadi menyatakan, perangkat yang disiapkan di Grahadi sudah lengkap. Tahapan vaksinasi diberlakukan sesuai SOP. Calon penerima vaksin akan dicek identitasnya. Lalu, pemeriksaan awal dan berlanjut vaksinasi. ’’Penerima vaksin akan diobservasi 30 menit kemudian,’’ katanya.
Kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) sangat kecil terjadi. Namun, persiapan harus dilakukan. Joni menegaskan, kejadian yang paling dikhawatirkan adalah sesak napas. ’’Kalau itu terjadi, akan ditangani di mini ICU,’’ ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo kemarin mengunjungi Puskesmas Pandanaran dan RSUD Wongsonegoro. Kunjungan itu dilakukan untuk mengecek kesiapan vaksinasi tenaga kesehatan yang akan dilakukan serentak pada Kamis (14/1) hari ini.
Dilaporkan Jawa Pos Radar Semarang, di dua tempat tersebut, Ganjar melihat persiapan sudah matang dilakukan. Mulai penyediaan mekanisme antrean, meja pendaftaran, alat pengecekan kesehatan, tempat vaksinasi, hingga ruang tunggu apabila terjadi kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).
’’Kalau dari sisi prosedur, saya kira tidak sulit karena mereka sudah berpengalaman. Ini kan sebenarnya sama dengan saat kita melakukan imunisasi pada anak-anak,’’ ujarnya.
Ganjar juga memastikan bahwa sistem vaksinasi sudah dibangun dengan baik. Siapa-siapa yang mendapatkan vaksin telah terdaftar secara online melalui aplikasi yang ada. Mereka akan mendapatkan barcode lengkap dengan tempat vaksinasi dan jam pelaksanaannya.
Di Denpasar, Gubernur Bali Wayan Koster akan melakoni hal yang sama hari ini di Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM). Ikut serta pula untuk divaksinasi jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Bali seperti Pangdam IX/Udayana, Kapolda Bali, dan unsur lainnya.
Mengutip Bali Express, sejumlah persiapan telah dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali yang menjadi leading sector pelaksanaan vaksinasi. Di samping pendistribusian ke kabupaten/kota yang secara paralel melaksanakan kegiatan serupa di hari ini.
Di samping distribusi, persiapan untuk memantau reaksi pascavaksinasi kepada penerimanya juga tetap dilakukan. Pemantauan tersebut akan dilakukan komite daerah KIPI (komite daerah kejadian ikutan pascaimunisasi). ’’Sudah dibentuk,” kata Kepala Dinkes Bali dr Ketut Suarjaya yang juga memimpin komite tersebut.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Surabaya Raya Digelar pada 14 Januari
Nanti, lanjut dia, di komite tersebut ada bagian-bagian teknisnya. Bagian-bagian ini akan diisi para dokter ahli. ’’Dokter-dokter ahli anggotanya,” imbuhnya.
Di Jakarta, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan ingin segera menyelesaikan vaksinasi ini. Sebab, belum ada penelitian yang menyatakan antibodi terbentuk sampai berapa lama.
Kemenkes menargetkan vaksinasi Covid-19 selesai 15 bulan. Namun, Presiden Joko Widodo meminta 12 bulan harus selesai.
Baca juga: Kemenkes Sebar 10 Unit Mobil Laboratorium Khusus BSL-2 ke 10 Provinsi
Untuk kesiapan vaksin, Budi mengaku baru mengetes kemampuan daerah. Baru 1,2 juta vaksin yang dikirimkan. Itu pun ada beberapa daerah yang kewalahan.
Untuk itu, baru kabupaten/kota yang dekat dengan ibu kota provinsi yang mendapatkan vaksin. Pemerintah akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah. ”Karena ada beberapa vaksin, ada yang -70 derajat Celsius, Pfizer,” ujarnya.
Baca juga: Menkes Lakukan Relaksasi STR untuk Tambah 10 Ribu Nakes Baru
Menurut Budi, vaksinasi di Indonesia bergantung dengan ketersediaan vaksin. Misal, saat vaksin dari GAVI/Covax masuk, akan langsung dibagikan. Dengan begitu, masyarakat tidak bisa memilih vaksin mana yang akan digunakan.
Sosialisasi vaksin terus dilakukan. Misalnya untuk nakes, kali ini sudah dilakukan sosialisasi melalui aplikasi Zoom. ”Kalau nakesnya sudah mau disuntik, nakes yang akan sosialisasi ke sekitar,” ungkapnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment