Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Kamis, 24 April 2025 |
KALBARONLINE.com - Imunisasi merupakan langkah penting dalam melindungi anak dari berbagai penyakit menular berbahaya yang dapat menyebabkan kecacatan hingga kematian. Proses ini dilakukan dengan memberikan mikroorganisme yang telah dilemahkan ke dalam tubuh agar terbentuk kekebalan terhadap penyakit tertentu.
"Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) masih menjadi kekhawatiran sebagian orang tua. Untuk itu, edukasi pencegahan KIPI tak kalah penting dari imunisasi itu sendiri," ungkap Nuryana, AMd, Kep, ketika memberikan edukasi tentang imunisasi di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Kamis (24/04/2025).
Nuryana menjelaskan, KIPI dapat diminimalisir dengan beberapa langkah sederhana. Hal yang perlu diperhatikan adalah memastikan anak dalam keadaan sehat saat imunisasi.
“Imunisasi harus sesuai dengan jadwal dan usianya, tetap memberikan ASI atau cukup cairan, serta memantau kondisi anak setelah vaksin," jelasnya.
Lebih lanjut, dia memaparkan bahwa imunisasi terbagi menjadi tiga macam, yakni imunisasi rutin yang terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan, imunisasi tambahan dan imunisasi khusus.
Imunisasi dasar diberikan pada anak usia 0 - 9 bulan yang terdiri dari HB0, BCG, Polio 1-4, DPT-HB-Hib 1-3, serta campak dan rubella (MR).
Sementara imunisasi lanjutan diberikan pada usia 18 bulan untuk DPT-HB-Hib, usia 24 bulan untuk campak, kelas 1 SD untuk vaksin campak dan DT, serta dilanjutkan di kelas 2 dan 5 SD untuk vaksin TD.
"Dengan adanya imunisasi, diharapkan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti TBC, hepatitis, pneumonia, campak, rubella, difteri, polio, dan penyakit lainnya dapat dibasmi, dieliminasi, dikendalikan, dan dihilangkan," paparnya.
Nuryana menerangkan, bahwa setelah imunisasi, ada kemungkinan anak akan mengalami KIPI, yaitu serangkaian gejala reaksi tubuh yang tidak diinginkan. KIPI dapat menimbulkan efek samping dari ringan hingga serius seperti demam, tergantung kondisi anak.
“Perlu diingat bahwa KIPI tidak selalu terjadi pada setiap orang yang diimunisasi," terangnya.
Nuryana berpesan, jika anak mengalami gejala KIPI, orang tua diharapkan tetap tenang dan tidak panik dengan menerapkan langkah penanganan di rumah. Berikan istirahat yang cukup, obat penurun panas jika diperlukan, dan pastikan anak cukup mengonsumsi air putih.
"Jika terdapat rasa nyeri di tempat bekas suntikan, dapat melakukan kompres dengan kain bersih yang dibasahi air dingin sebagai penanganan dini," pungkasnya. (Jau)
KALBARONLINE.com - Imunisasi merupakan langkah penting dalam melindungi anak dari berbagai penyakit menular berbahaya yang dapat menyebabkan kecacatan hingga kematian. Proses ini dilakukan dengan memberikan mikroorganisme yang telah dilemahkan ke dalam tubuh agar terbentuk kekebalan terhadap penyakit tertentu.
"Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) masih menjadi kekhawatiran sebagian orang tua. Untuk itu, edukasi pencegahan KIPI tak kalah penting dari imunisasi itu sendiri," ungkap Nuryana, AMd, Kep, ketika memberikan edukasi tentang imunisasi di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Kamis (24/04/2025).
Nuryana menjelaskan, KIPI dapat diminimalisir dengan beberapa langkah sederhana. Hal yang perlu diperhatikan adalah memastikan anak dalam keadaan sehat saat imunisasi.
“Imunisasi harus sesuai dengan jadwal dan usianya, tetap memberikan ASI atau cukup cairan, serta memantau kondisi anak setelah vaksin," jelasnya.
Lebih lanjut, dia memaparkan bahwa imunisasi terbagi menjadi tiga macam, yakni imunisasi rutin yang terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan, imunisasi tambahan dan imunisasi khusus.
Imunisasi dasar diberikan pada anak usia 0 - 9 bulan yang terdiri dari HB0, BCG, Polio 1-4, DPT-HB-Hib 1-3, serta campak dan rubella (MR).
Sementara imunisasi lanjutan diberikan pada usia 18 bulan untuk DPT-HB-Hib, usia 24 bulan untuk campak, kelas 1 SD untuk vaksin campak dan DT, serta dilanjutkan di kelas 2 dan 5 SD untuk vaksin TD.
"Dengan adanya imunisasi, diharapkan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti TBC, hepatitis, pneumonia, campak, rubella, difteri, polio, dan penyakit lainnya dapat dibasmi, dieliminasi, dikendalikan, dan dihilangkan," paparnya.
Nuryana menerangkan, bahwa setelah imunisasi, ada kemungkinan anak akan mengalami KIPI, yaitu serangkaian gejala reaksi tubuh yang tidak diinginkan. KIPI dapat menimbulkan efek samping dari ringan hingga serius seperti demam, tergantung kondisi anak.
“Perlu diingat bahwa KIPI tidak selalu terjadi pada setiap orang yang diimunisasi," terangnya.
Nuryana berpesan, jika anak mengalami gejala KIPI, orang tua diharapkan tetap tenang dan tidak panik dengan menerapkan langkah penanganan di rumah. Berikan istirahat yang cukup, obat penurun panas jika diperlukan, dan pastikan anak cukup mengonsumsi air putih.
"Jika terdapat rasa nyeri di tempat bekas suntikan, dapat melakukan kompres dengan kain bersih yang dibasahi air dingin sebagai penanganan dini," pungkasnya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini