KalbarOnline.com – Sejumlah analis dan beberapa kepala negara mendorong agar Tiongkok dan Amerika Serikat segera berdamai. Sinyal ke arah itu mulai muncul saat Menteri Luar Negeri AS yang baru, Antony Blinken, menghubungi diplomat tenar Tiongkok lewat telepon. Dia adalah pembantu kebijakan luar negeri Presiden Tiongkok Xi Jinping, Yang Jiechi.
Hanya saja, Yang Jiechi menyalahkan AS karena menjatuhkan hubungan bilateral kedua negara ke titik terendah dalam beberapa dekade. Dia menolak kritik internasional terhadap kebijakan Tiongkok di Xinjiang dan Hongkong.
“AS memperbaiki kesalahan baru-baru ini, dan bekerja dengan Tiongkok untuk mempromosikan perkembangan yang sehat dan stabil dari hubungan Tiongkok-AS dengan menjunjung tinggi semangat non-konflik, non-konfrontasi, saling menghormati, dan kerja sama win-win solution,” menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Tiongkok dari hasil hubungan telepon Jumat lalu.
Baca juga: Tak Ingin Konflik Berkepanjangan, Wapres Tiongkok Ajak AS Berdamai
Yang menekankan bahwa kedua belah pihak harus menghormati kepentingan inti pihak lain, serta sistem politik dan jalur pembangunan yang mereka pilih sendiri. Menurut Yang, setiap pihak harus fokus mengurus urusan dalam negerinya sendiri.
“Tiongkok akan dengan tegas melanjutkan jalan sosialisme dengan karakteristik Tiongkok,” kata Yang seperti dilansir dari CNN, Senin (8/2).
Hubungan antara Washington dan Beijing di bawah mantan Presiden AS Donald Trump retak, dengan konflik serta masalah yang berkaitan dengan perdagangan, teknologi, keamanan regional, dan hak asasi manusia. Pernyataan baru-baru ini dari pemerintahan baru Presiden Joe Biden menunjukkan sikap yang tak jelas. Biden menggambarkan Tiongkok sebagai pesaing paling serius dari AS.
Selama pembicaraan telepon hari Jumat, Yang menyoroti beberapa sumber utama ketegangan lanjutan antara kedua negara, termasuk Taiwan. Beijing mengklaim kedaulatan penuh atas Taiwan, pulau demokrasi berpenduduk hampir 24 juta orang, terlepas dari kenyataan bahwa kedua belah pihak telah diperintah secara terpisah selama lebih dari tujuh dekade.
Beijing telah meningkatkan aktivitas militer di sekitar Taiwan sejak Biden menjabat. Beijing mengirim pesawat tempur, termasuk pembom H-6K, ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan pada beberapa kesempatan dalam apa yang dipandang sebagai pesan langsung kepada pemerintah AS yang baru bahwa Tiongkok tidak akan mengalah atas klaim kedaulatannya atas pulau itu.
Yang juga memperingatkan Blinken bahwa masalah yang berkaitan dengan Hongkong, Xinjiang, dan Tibet adalah urusan dalam negeri Tiongkok. Dan bahwa negara itu tidak akan mentolerir campur tangan eksternal.
Di satu sisi, Blinken menekankan AS akan terus membela hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi, termasuk di Xinjiang, Tibet, dan Hong Kong, dan menekan Tiongkok untuk bergabung dengan komunitas internasional dalam mengutuk.kudeta militer di Myanmar.
“Blinken juga menegaskan kembali bahwa AS akan bekerja sama dengan sekutu dan mitranya untuk meminta pertanggungjawaban Tiongkok atas upayanya untuk mengancam stabilitas di Indo-Pasifik, termasuk di seberang Selat Taiwan,” sebut pihak AS.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment