Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 22 Februari 2021 |
KalbarOnline.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membeberkan penyebab terjadinya cuaca ekstrem yang melanda wilayah di Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir ini. BMKG menduga, ini disebabkan sejumlah faktor, yaitu pada 18-19 Februari tarpantau adanya seruakan udara dari Asia yang cukup signifikan mengakibatakan peningkatan awan hujan di Indonesia bagian barat.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menuturkan, terdapat aktivitas gangguan atmosfer di zona equator (Rossby equatorial) yang mengakibatkan adanya perlambatan dan pertemuan angin dari arah utara, membelok tepat melewati Jabodetabek. Sehingga terjadi peningkatan intensitas pembentukan awan-awan hujan.
“Juga adanya tingkat labilitas dan kebasahan udara di sebagian besar wilayah Jawa bagian barat yang cukup tinggi, hal ini menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jabodetabek,” kata Guswanto dalam keterangannya, Senin (22/2).
Baca Juga: BMKG Sebut 15 Provinsi Waspada Potensi Banjir
Guswanto menyebut, adanya daerah pusat tekanan rendah di Australia bagian utara, yang membentuk pola konvergensi di sebagian besar Pulau Jawa. Sehingga berkontribusi juga dalam peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di barat Jawa termasuk Jabodetabek.
Tapi, curah hujan yang terjadi saat ini di DKI Jakarta masih lebih rendah, dibandingkan curah hujan pada Januari 2020 yang juga menyebabkan banjir di wilayah Jabodetabek.
KalbarOnline.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membeberkan penyebab terjadinya cuaca ekstrem yang melanda wilayah di Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir ini. BMKG menduga, ini disebabkan sejumlah faktor, yaitu pada 18-19 Februari tarpantau adanya seruakan udara dari Asia yang cukup signifikan mengakibatakan peningkatan awan hujan di Indonesia bagian barat.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menuturkan, terdapat aktivitas gangguan atmosfer di zona equator (Rossby equatorial) yang mengakibatkan adanya perlambatan dan pertemuan angin dari arah utara, membelok tepat melewati Jabodetabek. Sehingga terjadi peningkatan intensitas pembentukan awan-awan hujan.
“Juga adanya tingkat labilitas dan kebasahan udara di sebagian besar wilayah Jawa bagian barat yang cukup tinggi, hal ini menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jabodetabek,” kata Guswanto dalam keterangannya, Senin (22/2).
Baca Juga: BMKG Sebut 15 Provinsi Waspada Potensi Banjir
Guswanto menyebut, adanya daerah pusat tekanan rendah di Australia bagian utara, yang membentuk pola konvergensi di sebagian besar Pulau Jawa. Sehingga berkontribusi juga dalam peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di barat Jawa termasuk Jabodetabek.
Tapi, curah hujan yang terjadi saat ini di DKI Jakarta masih lebih rendah, dibandingkan curah hujan pada Januari 2020 yang juga menyebabkan banjir di wilayah Jabodetabek.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini