Pasokan Oksigen dari Jakarta Mulai Masuk Kalbar Hari Ini
KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji meminta masyarakat di provinsi itu tak panik akibat kelangkaan oksigen. Sebab, pihaknya telah berupaya meminta pasokan oksigen dari luar. Bahkan kata dia, pasokan oksigen dari Jakarta akan tiba di Kalbar pukul 14.00 WIB ini dan akan segera diproduksi untuk didistribusikan ke daerah.
“Oksigen hari ini jam 2 ini Insya Allah sampai di pelabuhan dua ISO Tank. Kalau dua ISO tank itu artinya ada sekitar 4.000 tabung. Hari ini kita minta produksi dan malam bisa segera didistribusikan ke daerah-daerah. Hari ini yang kosong itu sepertinya Sambas, tapi saya sudah minta Singkawang kirim 10 tabung ke Sambas,” kata Midji saat diwawancarai usai menyerahkan bantuan obat untuk Rumah Zakat, Kamis, 22 Juli 2021.
Persoalan oksigen yang dihadapi Kalbar ini, kata Midji sepertinya ada di manajemen rumah sakit. Menurutnya, jika manajemen rumah sakit baik, tak mungkin akan ada persoalan.
“Kenapa (stok oksigen) Soedarso bisa aman? Karena mereka menjaga hubungan baik dengan pemasok oksigen. Masalahnya sekarang pemasok ini dilepas begitu saja, artinya diputus begitu saja, bahkan ada pemasok yang merasa tabungnya di waktu-waktu normal tidak dipakai, tersinggunglah mereka. Yang begitu itu ada kita temukan. Ada juga Bupati jam 12 malam, oksigen rumah sakit habis, Bupati harusnya mereka antisipasi. Mereka jaga, cari di mana-mana,” kata Midji.
“Contohnya kemarin 500 tabung lebih ditemukan di Sanggau. Saya suruh langsung didistribusikan ke Sekadau, Kapuas Hulu yang jauh-jauh dan lain-lain. Kita ini perhari sekarang seluruh Kalbar butuh kurang lebih 3.000 tabung oksigen. Masalahnya itu pada distribusinya,” kata Midji.
Hal lain yang memunculkan kecurigaan Midji mengenai kelangkaan oksigen di Kalbar ini lantaran harga oksigen untuk rumah sakit jauh lebih murah dibandingkan harga indsutri. Ditambah lagi, dari lima distributor oksigen di Kalbar hanya dua distributor yang aktif.
“Ini kecurigaan saya saja. Kenapa di waktu normal mereka masukan (pasok oksigen), sekarang tidak? Kan tidak mungkin Jakarta tidak memasok,” kata dia.
Pasokan oksigen dari Batam dan Malaysia tiba besok
Namun demikian, untuk mengatasi kelangkaan yang terjadi, pihaknya telah berupaya mencari pasokan oksigen dari Batam Kepulauan Riau dan Malaysia. Kata Midji, jika semuanya berjalan lancar, oksigen dari Batam dan Malaysia akan tiba di Kalbar besok, Jumat, 23 Juli 2021.
“Dari Batam besok tiba, ada 800 tabung dan satu ISO tank. Kalau Malaysia saya sudah surati Menteri Besar. Beliau sudah oke. Nah yang dari Malaysia besok sepertinya, tapi kalau lancar urusannya, kalau dari Malaysia datang, mungkin bisa 6.000 tabung. Ditambah yang dari Batam datang, Insya Allah besok saya rasa sudah mulai normal oksigen,” kata dia.
Namun kembali disampaikan Midji, persoalan oksigen ini ada di manajemen rumah sakit. Hubungan antara manajemen rumah sakit dan distributor oksigen harus berjalan dengan baik.
“Kalau hubungan bagus, saya rasa tidak terlalu collapse. Ada rumah sakit yang benar-benar habis sama sekali, tapi mereka baru ngomong. Harusnya kan mereka sudah hitung,” kesalnya.
RSUD Soedarso yang merupakan tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalbar, dipastikan Midji, betul-betul diperhatikannya. Untuk itu Midji meminta Bupati/Wali Kota untuk betul-betul memperhatikan rumah sakit di daerah masing-masing.
“Soedarso itu makan pagi pasien apa, saya tanya. Berapa oksigen, Jam 12 siang saya tanya lagi oksigen berapa. Jam 6 saya tanya lagi oksigen berapa, jam 12 malam pun masih saya tanya berapa oksigen. Berapa jumlah pasien. Kalau di Kalbar ini keseluruhan kurang lebih ada 1.000an pasien covid di rumah sakit.”
“Kalau pasien yang menggunakan ventilator, satu orang itu bisa lima tabung satu hari satu malam. Lima tabung yang enam meter kubik. Bayangkan, kalau se-Kalbar ini di ICU ada 50 orang saja, artinya sudah menggunakan 250 tabung oksigen,” kata Midji.
Rumah sakit yang menurut Midji manajemennya kurang itu seperti Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Sekadau. Khusus untuk Kabupaten Sekadau sendiri, kata Midji, memiliki stok obat paling banyak di rumah sakit. Sementara kasus Covid-19 di Sekadau cukup banyak.
“Artinya apa? obat tidak didistribusikan dengan baik. Harusnya obat itu didistribusikan, saya bilang Pak Harisson bagikan saja,” tutupnya.
Comment