Diaspora Zuriat Alkadrie Minta Ahli Waris Kesultanan Pontianak Ambil Sikap
KalbarOnline, Pontianak – Kesultanan Kadriah Pontianak tengah menjadi sorotan publik. Hal ini menyusul adanya insiden pengusiran Maha Ratu Mas Mahkota Kusuma Sari Nina Widiastuti yang terjadi di Istana Kadriah Kesultanan Pontianak pada Minggu, 31 Oktober 2021 kemarin.
Insiden itu turut menjadi perhatian Diaspora Zuriat Alkadrie Pontianak. Mereka menggelar pertemuan di komplek pemakaman Kesultanan Alkadrie Pontianak di Batulayang pada Rabu malam, 3 November 2021.
Dalam pernyataan sikapnya, mereka menyebut insiden tersebut mengakibatkan jatuhnya marwah Kesultanan Pontianak.
“Kami Diaspora Zuriat Alkadrie Pontianak secara emosional merasa terpanggil untuk membahas dan mendiskusikan yang kemudian merumuskan beberapa poin pemikiran demi menjaga marwah Kesultanan Pontianak,” kata Juru Bicara Diaspora Zuriat Alkadrie Pontianak Habib Ali Alkadrie, Kamis, 4 November 2021.
Baca Juga: Kesultanan Kadriah Pontianak Dipolisikan Istri Pertama Sultan Melvin
Dalam pertemuan itu juga menghasilkan sejumlah resolusi. Resolusi tersebut menyatakan sikap penyesalan mendalam terhadap prahara yang menimpa Kesultanan Pontianak dalam penobatan kemarin, yang mengakibatkan jatuhnya marwah Keraton Kesultanan.
“Dengan tegas kami menyatakan bahwa rangkaian kejadian yang terjadi kemarin bukan merupakan bagian adat istiadat dari Kesultanan Pontianak,” tegasnya.
Diaspora Zuriat Alkadrie Pontianak meminta kepada pihak para waris dan ahli waris Kesultanan Kadriah Pontianak untuk segera melakukan rapat tertutup membahas rangkaian kejadian yang disinyalir menyalahi adat istiadat dan semangat pendiri Kesultanan Pontianak.
Baca Juga: Polisi Periksa Enam Saksi Kasus Dugaan Penganiayaan Ratu Kesultanan Pontianak
Baca Juga: Anak Sultan Pontianak: Semoga Abah Segera Sadar dan Tanaya Ahmad Dapat Hidayah
“Maka dengan itu besar harapan kami selaku Diaspora Zuriat Alkadrie Pontianak kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Kami pun menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas kejadian tersebut, demi menjaga marwah Kesultanan Pontianak,” katanya.
Seperti diketahui, pengusiran dengan cara kasar itu membuat Ratu Nina harus menjalani perawatan di rumah sakit di Pontianak. Ratu Nina sebelumnya mendatangi istana karena ingin menanyakan langsung apa dasar Sultan Melvin memberi penobatan Maha Ratu kepada Tanaya Ahmad, istri sirinya.
Ratu Nina justru diusir dengan cara kasar oleh pihak Istana Kesultanan Kadriah atas perintah Sultan Melvin.
Diketahui pula, pihak Kepolisian telah memeriksa sedikitnya enam orang saksi terkait dugaan pengusiran dan penganiayaan terhadap Ratu Kesultanan Pontianak Nina Widiastuti.
“Sejauh ini enam orang diperiksa sebagai saksi. Besok saksi tambahannya akan diperiksa. Besok kita update lagi,” kata Kasat Reskrim Polresta Pontianak AKP Indra Asrianto kepada wartawan, Rabu, 3 November 2021.
Indra menjelaskan, enam orang saksi yang telah diperiksa pihaknya di antaranya adalah pelapor atau korban, kedua anaknya, dan sopir.
“Sampai saat ini, tahapan perkaranya masih penyelidikan,” kata Indra.
Sementara Sultan Melvin sendiri hingga saat ini belum merespon saat dihubungi sejumlah wartawan. Pihak istana pun belum memberikan tanggapan resmi.
Namun, beberapa waktu lalu Tanaya Ahmad melalui Instastory-nya yang mengatasnamakan pihak istana akan memberi klarifikasi.
“Untuk berita yang sedang viral ini, kami atas nama Istana Kadriah Pontianak akan memberikan klarifikasi. Terima kasih untuk media yang sudah menggoreng berita ini menjadi ramai dan pihak-pihak belakang layar terima kasih telah mempermalukan suami saya. Setelah sesi acara d istana selesai kami bongkar semua yang terjadi,” tulis Tanaya.
Comment