KalbarOnline, Pontianak – African Swine Fever (ASF) atau Flu Afrika menyebabkan 44.322 ekor babi mati di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).
Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar menyebutkan, 44.322 ekor babi mati akibat Flu Afrika ini tersebar di 10 kabupaten dan kota di Provinsi Kalbar.
Adapun 10 kabupaten dan kota di Kalbar tersebut terdiri atas Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Sekadau, Sanggau, Landak, Bengkayang, Mempawah, Singkawang dan Kubu Raya.
Kasus kematian babi akibat Flu Afrika pada Februari 2022 ini merupakan gelombang ketiga di Kalbar. Sebelumnya terjadi pada September 2021 dan Desember 2021.
Pada Gelombang Pertama (September 2021) 460 ekor babi mati di 3 Kabupaten di Kalbar, yakni Kapuas Hulu, Sintang dan Melawi
Kemudian pada Gelombang Kedua (Desember 2021) 11.845 ekor babi mati di 7 kabupaten dan di Kalbar, yakni Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Landak, Mempawah, Kubu Raya dan Kota Singkawang.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar Muhammad Munsif mengungkapkan, kasus pertama Flu Afrika di Kalbar terjadi di Desa Data Dian, Kabupaten Kapuas Hulu pada September 2021.
- Flu Afrika Serang Kalbar, 44.322 Ekor Babi Mati di 10 Kabuptaen dan Kota
- Usai Vaksin Covid-19 Kedua, Dokter AS Rasakan Efek Samping Mirip Flu
- Tekan Mobilitas Warga Saat Libur Imlek, Polri Gandeng Influencer
“Kemudian menyebar ke Kabupaten Sintang dan Melawi, selanjutnya ke kabupaten dan kota lainnya,” kata Munsif.
Dari tiga gelombang kasus Flu Afrika di Kalbar, kata Munsif, Kabupaten Sanggau yang paling terdampak dengan jumlah kematian mencapai 24.216 ekor babi. Diikuti Sintang 7.030 ekor, Landak 6.318 ekor dan Mempawah 3.416 ekor.
Ia mengatakan, Gubernur Kalbar sudah mengeluarkan Surat Edaran agar Bupati dan Wali Kota mewaspadai serangan Flu Afrika ini.
Flu Afrika merupakan penyakit menular pada babi dengan tingkat kematian hingga 100 persen. Hingga kini belum ada obat atau vaksinnya.
Tetapi Flu Afrika ini bukan penyakit zoonosis yang mampu menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
Adapun ciri-ciri babi terserang Flu Afrika, di antaranya tanda merah kebiruan pada kulit, muntah, serta perdarahan pada seluruh organ yang diawali dengan limpa serta keluar darah dari lubang alami.
“Kejadian awal penyakit ASF selalu diawali dengan tidak mau makan dan lemas. Ciri-ciri penyakit ASF ini menyerupai CSF/Hog Cholera namun tingkat mortalitas mencapai 100 persen,” jelas Munsif.
Terdapat 2 faktor penyebab penularan Flu Afrika,yakni kontak langsung dari babi yang terpapar virus dan tidak langsung.
Untuk faktor kontakl tidak langsung, di antaranya melalui sweeling feeding, pakan, orang dan vektor seperti serangga, lalu lintas ternak babi melalui jalur legal atua ilegal, panic selling, disparitas harga, lalu lintas fomite (kendaraan, orang), kontaminasi pakan, dan babi liar.(*)
Comment