Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 15 Maret 2022 |
KalbarOnline, Pontianak – Bupati Landak Karolin Margret Natasa menyebut, kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga menjadi salah satu faktor pemicu tingginya angka stunting.
Hal itu berdasarkan hasil penelitian Pemerintah Kabupaten Landak dengan Universitas Muhammadiyah Pontianak pada tahun 2021 tentang stunting dan penyebabnya di 3 kecamatan paling tinggi angka stunting.
Penelitian yang dilakukan pihaknya itu dalam rangka mencari akar penyebab tingginya angka stunting.
“Salah satu penyebab paling tinggi mengapa stunting terjadi adalah kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga. Itu mempengaruhi sangat besar terhadap penyebab stunting,” kata Karolin.
Hal itu disampaikan Karolin saat berbagi pengalaman upaya Pemerintah Kabupaten Landak mengatasi stunting dalam kegiatan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN-PASTI) tahun 2021-2024 di Provinsi Kalbar, Senin, 14 Maret 2022.
Olehkarena itu Karolin memastikan, penyebab tingginya angka stunting bukan hanya masalah ekonomi semata.
“Pengetahuan ibu menjadi sangat penting dalam pemberantasan stunting, itu kami buktikan berdasarkan hasil penelitian dan kami punya data detailnya,” kata Karolin.
Seperti misalnya pengetahuan ibu tentang menyusui, pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP Asi) kepada bayi yang terlalu cepat. Bahkan dari hasil penelitian yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Landak, ada sekitar 60 persen bayi yang sudah mendapatkan MP Asi pada usia 1 bulan.
“Kemudian ada juga, ibunya menyusui tapi belum ekslusif. Itu PR bagi kita semua,” pungkas Karolin.
KalbarOnline, Pontianak – Bupati Landak Karolin Margret Natasa menyebut, kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga menjadi salah satu faktor pemicu tingginya angka stunting.
Hal itu berdasarkan hasil penelitian Pemerintah Kabupaten Landak dengan Universitas Muhammadiyah Pontianak pada tahun 2021 tentang stunting dan penyebabnya di 3 kecamatan paling tinggi angka stunting.
Penelitian yang dilakukan pihaknya itu dalam rangka mencari akar penyebab tingginya angka stunting.
“Salah satu penyebab paling tinggi mengapa stunting terjadi adalah kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga. Itu mempengaruhi sangat besar terhadap penyebab stunting,” kata Karolin.
Hal itu disampaikan Karolin saat berbagi pengalaman upaya Pemerintah Kabupaten Landak mengatasi stunting dalam kegiatan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN-PASTI) tahun 2021-2024 di Provinsi Kalbar, Senin, 14 Maret 2022.
Olehkarena itu Karolin memastikan, penyebab tingginya angka stunting bukan hanya masalah ekonomi semata.
“Pengetahuan ibu menjadi sangat penting dalam pemberantasan stunting, itu kami buktikan berdasarkan hasil penelitian dan kami punya data detailnya,” kata Karolin.
Seperti misalnya pengetahuan ibu tentang menyusui, pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP Asi) kepada bayi yang terlalu cepat. Bahkan dari hasil penelitian yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Landak, ada sekitar 60 persen bayi yang sudah mendapatkan MP Asi pada usia 1 bulan.
“Kemudian ada juga, ibunya menyusui tapi belum ekslusif. Itu PR bagi kita semua,” pungkas Karolin.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini