Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 02 Mei 2022 |
KalbarOnline, Pontianak – Setelah 2 tahun dibatasi pandemi Covid-19, perayaan malam Idulfitri di Kota Pontianak disemarakkan dengan dentuman meriam karbit dari sisi selatan dan timur sepanjang tepian Sungai Kapuas, Minggu, 1 Mei 2022.
Salah satu perkumpulan meriam karbit di Gang Landak, Kecamatan Pontianak Selatan bersama Bala’ Komando Pemuda Melayu menggelar acara sekaligus menyulut meriam karbit dengan melibatkan perwakilan suku di Kalbar, yakni Tidayu (Tionghoa, Dayak, dan Melayu).
Pangeran Sri Negara Kesultanan Pontianak Syarif Machmud Alkadrie turut hadir dalam acara itu.
Ia hadir dengan mengenakan pakaian khas Kesultanan Pontianak. Berbagai perwakilan dari masyarakat Tidayu mengenakan pakaian adat masing-masing, seperti pakaian adat Dayak, baju kurung Melayu, dan pakaian adat Tionghoa.
“Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) dan jajaran serta Seni Budaya Dayak. Seperti inilah seharusnya kita, bersama dalam keberagaman agama dan suku,” kata Syarif Machmud.
Syarif Machmud menjelaskan, selain sebagai upaya mempererat tali silaturahmi, kegiatan tersebut sekaligus untuk melestarikan tradisi permainan meriam karbit.
“Agenda yang digelar Bala’ Komando Pemuda Melayu ini harus kita dukung, apalagi kegiatan ini seperti napak tilas Sultan Syarif Abdurrahman saat membuka kota Pontianak dengan meriam. Wajib kita bersama warga kota Pontianak mendukung,” kata Syarif Machmud.
Syarif Machmud juga bersyukur, perayaan Idulfitri tahun ini tampak lebih semarak dari 2 tahun sebelumnya yang masih terbatas karena kasus Covid-19 yang mengganas.
“Alhamdulillah di tahun 2022 ini kita lihat animo masyarakat sangat luar biasa setelah 2 tahun dibatasi pandemi Covid-19. Tahun ini sangat meriah. saya ucapkan mohon maaf lahir batin,” ucap Syarif Machmud.
Diketahui, terdapat 12 meriam karbit yang dilukis dengan beragam warna dan corak di Gg. Landak tersebut. Meriam ini terbuat dari pipa air.
Meriam karbit sejatinya berbahan dasar kayu balok. Namun seiring dengan semakin sulitnya mendapat kayu balok, pipa air pun menjadi alternatif masyarakat.
“Yang penting tak mengurangi semangat untuk melestarikan tradisi meriam karbit. Kalau kita dengar dari bunyinya pun kurang lebih sama. Tidak ada masalah, malahan kalau bisa pakai besi. Alhamdulillah animo masyarakat sangat luar biasa setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa,” pungkas Machmud.
KalbarOnline, Pontianak – Setelah 2 tahun dibatasi pandemi Covid-19, perayaan malam Idulfitri di Kota Pontianak disemarakkan dengan dentuman meriam karbit dari sisi selatan dan timur sepanjang tepian Sungai Kapuas, Minggu, 1 Mei 2022.
Salah satu perkumpulan meriam karbit di Gang Landak, Kecamatan Pontianak Selatan bersama Bala’ Komando Pemuda Melayu menggelar acara sekaligus menyulut meriam karbit dengan melibatkan perwakilan suku di Kalbar, yakni Tidayu (Tionghoa, Dayak, dan Melayu).
Pangeran Sri Negara Kesultanan Pontianak Syarif Machmud Alkadrie turut hadir dalam acara itu.
Ia hadir dengan mengenakan pakaian khas Kesultanan Pontianak. Berbagai perwakilan dari masyarakat Tidayu mengenakan pakaian adat masing-masing, seperti pakaian adat Dayak, baju kurung Melayu, dan pakaian adat Tionghoa.
“Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) dan jajaran serta Seni Budaya Dayak. Seperti inilah seharusnya kita, bersama dalam keberagaman agama dan suku,” kata Syarif Machmud.
Syarif Machmud menjelaskan, selain sebagai upaya mempererat tali silaturahmi, kegiatan tersebut sekaligus untuk melestarikan tradisi permainan meriam karbit.
“Agenda yang digelar Bala’ Komando Pemuda Melayu ini harus kita dukung, apalagi kegiatan ini seperti napak tilas Sultan Syarif Abdurrahman saat membuka kota Pontianak dengan meriam. Wajib kita bersama warga kota Pontianak mendukung,” kata Syarif Machmud.
Syarif Machmud juga bersyukur, perayaan Idulfitri tahun ini tampak lebih semarak dari 2 tahun sebelumnya yang masih terbatas karena kasus Covid-19 yang mengganas.
“Alhamdulillah di tahun 2022 ini kita lihat animo masyarakat sangat luar biasa setelah 2 tahun dibatasi pandemi Covid-19. Tahun ini sangat meriah. saya ucapkan mohon maaf lahir batin,” ucap Syarif Machmud.
Diketahui, terdapat 12 meriam karbit yang dilukis dengan beragam warna dan corak di Gg. Landak tersebut. Meriam ini terbuat dari pipa air.
Meriam karbit sejatinya berbahan dasar kayu balok. Namun seiring dengan semakin sulitnya mendapat kayu balok, pipa air pun menjadi alternatif masyarakat.
“Yang penting tak mengurangi semangat untuk melestarikan tradisi meriam karbit. Kalau kita dengar dari bunyinya pun kurang lebih sama. Tidak ada masalah, malahan kalau bisa pakai besi. Alhamdulillah animo masyarakat sangat luar biasa setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa,” pungkas Machmud.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini