KalbarOnline, Ketapang – Sebanyak 12 ekor sapi di Kabupaten Ketapang ditemukan terindikasi mengidap penyakit mulut dan kaki (PMK). Ternak sapi suspek PMK tersebut berada di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Benua Kayong dan Manis Mata.
Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan (Distanakbun) Kabupaten Ketapang masih melakukan pengawasan 12 ekor sapi suspek PMK tersebut.
Kepala Distanakbun, Sikat Gudag melalui Medik Veteriner Subkoordinator Kesmavet Bidang Peternakan Distanakbun Ketapang, Eko Sutanto mengatakan, kasus suspek PMK di Ketapang terdeteksi pada 20 April lalu.
Kemudian pihaknya langsung membuat surat imbauan pada 9 Mei serta melakukan rapat koordinasi dengan pihak terkait hingga pengecekan ke lapangan.
“Kondisi di Ketapang memang sudah ada masuk gejala penyakit PMK di Kecamatan Benua Kayong yakni Desa Mulia Kerta 3 ekor dan Kinjil Pesisir 7 ekor dan Manis Mata khususnya di Desa Asam Besar ada 2 ekor suspek,” katanya, Rabu, 18 Mei 2022.
Eko Sutanto menyebut kalau dari hasil investigasi, kasus ini bermula dari pengusaha yang mendatangkan 20 ekor sapi dari Kalimantan Tegah (Kalteng) untuk persiapan hari raya Idulfitri. Semua sapi itu sudah dipotong 3 hari sebelum lebaran. Kemudian baru pada 6 Mei pihaknya mendapat informasi dari petugas di lapangan bahwa beberapa sapi lokal menunjukkan mengarah sakit PMK.
“Setelah dicek ternyata memang gejalanya mengarah ke PMK. Pertama ditemukan di Benua Kayong di Kelurahan Mulia Kerta berdekatan dengan pengusaha yang mendatang sapi dari Kalteng. Kemudian di Kinjil Pesisir ternyata kandangnya sempat dijadikan tempat menampung sapi yang didatangkan dari Kalteng itu. Sedangkan di Manis Mata 2 sapi itu berasal dari Kalteng, bukan sapi asli lokal,” kata Eko Sutanto.
“Untuk kecamatan lain juga sudah dilakukan pengecekan ke lapangan. Namun hingga saat ini belum ada mendapatkan laporan adanya hewan ternak suspek PMK,” imbuhnya.
Eko menjelaskan kalau suspek adalah kondisi dimana ternak yang menunjukkan gejala klinis mengarah ke PMK, artinya belum dinyatakan positif lantaran menentukan positif atau negatif PMK harus melalui uji laboratorium. Pihaknya sudah mendatangi tempat ternak suspek PMK itu bersama pihak terkait dan mengambil sample untuk pengecekannya.
“Kita sudah ambil sampel darah ternak suspek itu. Hanya sampai sekang kita belum dapat hasil lab nya. Untuk perkembangannya setelah sepakan, saat ini 11 ekor sudah dinyatakan sembuh. Jadi saat ini tinggal 1 ekor di Benua Kayong tapi sudah mulai membaik,” ujarnya.
Ia menambahkan kalau sapi suspek PMK ini ketika dipotong dan dagingnya tetap aman dikonsumsi. Lantaran sifat penyakitnya tidak menular kepada manusia. PMK sendiri pun tidak menular kepada manusia hanya kepada hewan dengn kuku dua seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan babi.
Pihaknya mengimbau kepada peternak di Ketapang agar tidak panik jika menemukan hewan ternak sapi mengarah ke PMK dengan anda-tandanya yakni demam, napsu makan turun, berliuran, malas berdiri. Ia meminta untuk segera melapor kepada petugas setempat ehingga bisa cepat diobati.
“Kita ingatkan agar dilarang memperjual belikan hewan ternak seperti sapi yang sedang sakit karena mempermudah penyebaran sakitnya. Kemudian pisahkan sapi sakit terlebih bergejala PMK dengan sapi lain yang sehat,” tandasnya. (Adi LC)
Comment