Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Minggu, 29 Mei 2022 |
KalbarOnline, Ketapang - Ketua Front Perjuangan Rakyat Ketapang (FPRK), Isa Anshari, turut mempertanyakan keberadaan dan kepentingan personel brimob yang bertugas di perusahaan sawit milik PT Arrtu Estate Kemuning. Sebelumnya, di perusahaan Sultan Rafli Mandiri (SRM), Isa juga mendapati anggota brimob menjaga keamanan di sana.
“Kita bingung, ini anggota brimob mengapa menjaga perusahaan? Ini bukan pertama saya berhadapan dengan brimob di perusahaan di Ketapang," kata Isa, dalam keteranganya, Minggu (29/05/2022).
"Kita meminta Kapolri, Kapolda menarik personel ini," sambung Isa yang saat itu tengah menjenguk para korban penembakan oleh anggota brimob, di Rumah sakit Fatimah Ketapang.
Lebih lanjut, Isa menyatakan, insiden kekerasan yang diterima warga di lokasi perkebunan kelapa sawit milik PT Arrtu Estate Kemuning, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, pada Sabtu (28/5/2022) kemarin itu merupakan ekses dari akumulasi persoalan antara dan perusahaan.
Isa membeberkan, bahwa kasus sengketa lahan antara masyarakat dan perusahaan tersebut sudah bergulir cukup lama. Namun tindakan kemarin, merupakan sebuah tindakan yang agresif, sehingga menyebabkan sejumlah warga harus dilarikan ke rumah sakit.
“Mereka, warga ini mengaku memiliki sertifikat tanah dan dokumen lainnya. Dan mereka merasa itu lahan sah sawit milik mereka. Kalaupun itu bersengketa, belum ada keputusan hukum tetap yang menyatakan lahan itu milik perusahaan," kata Isa.
Terkait dengan hasil besukannya kepada para korban, Isa merasa cukup prihatin.
“Saya sudah menjenguk ketiga korban. kondisinya saya lihat tadi ada yang bocor bagian kepala, memar dan bengkak bagian dada dan satu lagi yang kena luka tembak,” ungkap Isa.
Sebelumnya diketahui, aparat brimob menembak warga yang diduga tengah memanen buah kelapa sawit di lokasi kejadian dengan menggunakan peluru karet/hampa. (Adi LC)
KalbarOnline, Ketapang - Ketua Front Perjuangan Rakyat Ketapang (FPRK), Isa Anshari, turut mempertanyakan keberadaan dan kepentingan personel brimob yang bertugas di perusahaan sawit milik PT Arrtu Estate Kemuning. Sebelumnya, di perusahaan Sultan Rafli Mandiri (SRM), Isa juga mendapati anggota brimob menjaga keamanan di sana.
“Kita bingung, ini anggota brimob mengapa menjaga perusahaan? Ini bukan pertama saya berhadapan dengan brimob di perusahaan di Ketapang," kata Isa, dalam keteranganya, Minggu (29/05/2022).
"Kita meminta Kapolri, Kapolda menarik personel ini," sambung Isa yang saat itu tengah menjenguk para korban penembakan oleh anggota brimob, di Rumah sakit Fatimah Ketapang.
Lebih lanjut, Isa menyatakan, insiden kekerasan yang diterima warga di lokasi perkebunan kelapa sawit milik PT Arrtu Estate Kemuning, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, pada Sabtu (28/5/2022) kemarin itu merupakan ekses dari akumulasi persoalan antara dan perusahaan.
Isa membeberkan, bahwa kasus sengketa lahan antara masyarakat dan perusahaan tersebut sudah bergulir cukup lama. Namun tindakan kemarin, merupakan sebuah tindakan yang agresif, sehingga menyebabkan sejumlah warga harus dilarikan ke rumah sakit.
“Mereka, warga ini mengaku memiliki sertifikat tanah dan dokumen lainnya. Dan mereka merasa itu lahan sah sawit milik mereka. Kalaupun itu bersengketa, belum ada keputusan hukum tetap yang menyatakan lahan itu milik perusahaan," kata Isa.
Terkait dengan hasil besukannya kepada para korban, Isa merasa cukup prihatin.
“Saya sudah menjenguk ketiga korban. kondisinya saya lihat tadi ada yang bocor bagian kepala, memar dan bengkak bagian dada dan satu lagi yang kena luka tembak,” ungkap Isa.
Sebelumnya diketahui, aparat brimob menembak warga yang diduga tengah memanen buah kelapa sawit di lokasi kejadian dengan menggunakan peluru karet/hampa. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini