Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Selasa, 01 November 2022 |
KalbarOnline, Pontianak - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat telah mendapatkan obat antidotum bagi penyakit Gangguan Ginjal Akut (GGA) misterius dalam bentuk Fomepizole. Obat ini berfungsi untuk menawar dari keracunan diethylene glycol-DEG dan ethylene glycol-EG.
Kabar gembira ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Hary Agung Tjahyadi, Senin (31/10/2022).
"Alhamdulillah tadi siang pukul 11.30 WIB, antidotum-nya dalam bentuk Fomepizole sudah kita peroleh di Kalbar, dan di pukul 14.00 WIB sudah kita masukkan obat penetralisir keracunan diethylene glycol-DEG dan ethylene glycol-EG," ujarnya kepada wartawan.
Hary menyampaikan, bahwa bantuan obat dari pemerintah pusat ini tak terlepas dari hasil komunikasi dan koordinasi yang terus dilakukan Dinkes Kalbar dengan Kemenkes RI. Usulan atau pengajuan permohonan untuk mendapatkan antidotum atau obat penawar ini pun telah dilakukan sejak Kamis lalu.
"Karena memang Kemenkes telah berupaya mencarikan antidotum dan ada antidotum dari Singapura dan Jepang yang dimasukkan ke Indonesia untuk penanganan kasus gagal ginjal akut ini," katanya.
Hary menjelaskan, untuk di Indonesia sendiri, ketersediaan antidotum sangat lah sedikit, dan pihaknya hanya dikirimi dua vial. Ia berharap, dengan antidotum ini, bisa membantu keselamatan satu anak pasien suspek asal Kota Singkawang yang kini tengah dirawat di RSUD dr. Soedarso.
Sebelumnya, Hary turut mengungkapkan kondisi terkini pasien suspek berusia 8 tahun tersebut. Dimana secara hasil laboratorium penyelidikan epidemiologi, pihaknya mengkategorikan sebagai bukan hanya dugaan akan tetapi sudah probable.
"Jadi probable yang ginjal akut yang progresif atipikal," kata Hary.
Artinya, lanjut Hary, kondisi yang dialami dan dari hasil penyelidikan epidemiologi terkait riwayat penggunaan obat dan lainnya terhadap pasien tersebut mengarah ke arah ginjal akut yang progresif atipikal.
"Oleh karena itu sudah kita laporkan ke Kemenkes terkait satu pasien ini. Probable ini artinya kasus ini tidak ada riwayat kelainan ginjal atau penyakit ginjal kronis sebelumnya," ujarnya.
"Kondisinya disertai dengan gejala prodromal seperti demam, diare, muntah, batuk, pilek dan dalam pemeriksaan laboratorium adanya peningkatan ureum kreatinin lebih dari 1,5 kali. Itu sudah dimasukkan kepada probable," terang Hary. (Jau)
KalbarOnline, Pontianak - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat telah mendapatkan obat antidotum bagi penyakit Gangguan Ginjal Akut (GGA) misterius dalam bentuk Fomepizole. Obat ini berfungsi untuk menawar dari keracunan diethylene glycol-DEG dan ethylene glycol-EG.
Kabar gembira ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Hary Agung Tjahyadi, Senin (31/10/2022).
"Alhamdulillah tadi siang pukul 11.30 WIB, antidotum-nya dalam bentuk Fomepizole sudah kita peroleh di Kalbar, dan di pukul 14.00 WIB sudah kita masukkan obat penetralisir keracunan diethylene glycol-DEG dan ethylene glycol-EG," ujarnya kepada wartawan.
Hary menyampaikan, bahwa bantuan obat dari pemerintah pusat ini tak terlepas dari hasil komunikasi dan koordinasi yang terus dilakukan Dinkes Kalbar dengan Kemenkes RI. Usulan atau pengajuan permohonan untuk mendapatkan antidotum atau obat penawar ini pun telah dilakukan sejak Kamis lalu.
"Karena memang Kemenkes telah berupaya mencarikan antidotum dan ada antidotum dari Singapura dan Jepang yang dimasukkan ke Indonesia untuk penanganan kasus gagal ginjal akut ini," katanya.
Hary menjelaskan, untuk di Indonesia sendiri, ketersediaan antidotum sangat lah sedikit, dan pihaknya hanya dikirimi dua vial. Ia berharap, dengan antidotum ini, bisa membantu keselamatan satu anak pasien suspek asal Kota Singkawang yang kini tengah dirawat di RSUD dr. Soedarso.
Sebelumnya, Hary turut mengungkapkan kondisi terkini pasien suspek berusia 8 tahun tersebut. Dimana secara hasil laboratorium penyelidikan epidemiologi, pihaknya mengkategorikan sebagai bukan hanya dugaan akan tetapi sudah probable.
"Jadi probable yang ginjal akut yang progresif atipikal," kata Hary.
Artinya, lanjut Hary, kondisi yang dialami dan dari hasil penyelidikan epidemiologi terkait riwayat penggunaan obat dan lainnya terhadap pasien tersebut mengarah ke arah ginjal akut yang progresif atipikal.
"Oleh karena itu sudah kita laporkan ke Kemenkes terkait satu pasien ini. Probable ini artinya kasus ini tidak ada riwayat kelainan ginjal atau penyakit ginjal kronis sebelumnya," ujarnya.
"Kondisinya disertai dengan gejala prodromal seperti demam, diare, muntah, batuk, pilek dan dalam pemeriksaan laboratorium adanya peningkatan ureum kreatinin lebih dari 1,5 kali. Itu sudah dimasukkan kepada probable," terang Hary. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini