KalbarOnline, Pontianak – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak akan terus melakukan evaluasi terhadap Standar Pelayanan Publik (SPM) yang ada selama ini, tak terkecuali SPM terhadap 6 bidang yang kini menjadi concern Kemendagri.
Hal itu disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Kota Pontianak, Iwan Amriady, usai melaporkan SPM Kota Pontianak kepada Kemendagri melalui zoom meeting, di Ruang Pontive Center, Selasa (08/11/2022).
“Kita akan terus lakukan evaluasi, khususnya soal keterbatasan tenaga, di tengah waktu yang sempit ini, sehingga mekanisme pengumpulan tidak ada kendala, kemudian muara akhirnya memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat sekaligus memenuhi SPM dari Kemendagri,” ujarnya.
Iwan menjelaskan, adapun 6 bidang yang menjadi urusan wajib dan dipantau langsung oleh Kemendagri tersebut diantaranya bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan permukiman, ketentraman, ketertiban umum dan pelindung masyarakat serta yang terakhir urusan sosial.
Iwan menuturkan, bahwa pada prinsipnya hal itu dilakukan agar Dana Alokasi Umum (DAU) yang diserahkan oleh Pemerintah Pusat, diarahkan sesuai SPM. Dari masing-masing urusan tersebut, kemudian dibuat sebuah sistem informasi yang berbasis aplikasi.
Meski sejak SPM terbentuk, pelaporannya dilakukan secara manual, kemudian terjadi perubahan usai terbitnya Peraturan Mendagri (Permendagri) Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan SPM, menjadi dasar pemberlakuan monitoring secara nasional melalui aplikasi.
“Jadi dalam tahap pengisian pertama, sudah dipaparkan bahwa dari enam unsur, semua kinerja sangat baik,” ungkapnya.
Kendati realisasi pelaksanaan pemerintahan sudah tinggi, pihaknya senantiasa melakukan evaluasi terutama di bidang kesehatan dan permukiman rakyat.
“Hal itu mengingat prioritas Pemkot Pontianak dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik maupun bantuan fisik dalam urusan perkim,” ujarnya.
Seperti yang pernah disampaikan Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, pihaknya melalui dinas perkim berencana untuk memberi bantuan bedah rumah bagi rumah warga yang terdampak bencana. Namun pada proses realisasinya, diperlukan penetapan standar bencana terlebih dahulu.
“Tanpa SK itu tidak bisa, tapi dalam konteks pelayanan kita sudah lakukan,” tutupnya. (Jau)
Comment