KalbarOnline, Pontianak – Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Harisson membuka acara Lokakarya Penyusunan Rencana Aksi Daerah Kabupaten dan Kota Layak Anak (RAD-KLA) di Provinsi Kalimantan Barat, Kamis (19/01/2023).
Kegiatan yang merupakan inisiasi dari Dinas Perlindungan Anak dan Perempuan Provinsi Kalbar dengan berkolaborasi bersama Yayasan Wahana Visi Indonesia Zona Kalimantan Barat ini bertujuan untuk memastikan agar ketersediaan program dan kegiatan yang secara langsung/tidak langsung mendukung perwujudan KLA di tiap-tiap daerah.
Melalui kegiatan ini, Harisson mengharapkan, masing-masing daerah mampu menghasilkan RAD-KLA yang bersifat partisipatif dengan menyolder suara masyarakat, termasuk anak serta mempercepat implementasi pengembangan KLA dalam pemenuhan dan perlindungan hak-hak anak di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
“Berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan KLA tahun 2022, hanya ada 4 kabupaten kota yang memperoleh penghargaan sebagai kabupaten kota layak anak, yakni Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Melawi,” paparnya.
“Oleh karenanya perlu kerja keras bersama untuk meningkatkan kualitas seluruh kabupaten kota yang ada di Kalbar agar menjadi layak bagi anak,” timpal Harisson.
Dirinya juga menegaskan, agar dalam penyusunan RAD-KLA nantinya, masing-masing daerah mampu mempertajam capaian atau outcome yang benar-benar berdampak baik langsung maupun tak langsung bagi anak.
“Jangan hanya berkutat pada hal administrasi saja. Pertajam data/informasi. Dan yang terpenting adalah outcome dan dampak dari penyusunan ini. Maka untuk mencapai outcome yang sesuai dengan apa yang diharapkan, kita harus kerja keras, punya inovasi-inovasi agak menjadi kabupaten kota layak anak,” terangnya.
“Sehingga secara keseluruhan, Provinsi Kalbar bisa segera ditetapkan sebagai provinsi yang layak bagi anak,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Yayasan Wahana Visi Indonesia merupakan organisasi kemanusiaan Kristen yang hadir melayani dan berkolaborasi dalam pemberdayaan anak, keluarga dan masyarakat yang paling rentan melalui pendekatan pengembangan masyarakat, advokasi dan tanggap bencana untuk membawa perubahan yang berkesinambungan tanpa membedakan agama, ras, suku, dan gender.
Sejak tahun 1998, yayasan ini telah menjalankan program pengembangan masyarakat yang berfokus pada anak. Ratusan ribu anak di Indonesia telah merasakan manfaat dari program pendampingan yang diberikan Wahana Visi Indonesia. (Jau)
Comment