KalbarOnline.com – Penyanyi dan penulis lagu asal Amerika Serikat, Taylor Swift, kian populer.
Penyanyi yang sudah merilis 10 album sejak merilis debut pada 2006 itu, kini menjadi subjek mata kuliah baru di salah satu universitas kawasan Arizona.
Ternyata, mata kuliah tersebut diberi judul Psikologi Taylor Swift yang merupakan topik lanjutan dari Psikologi Sosial.
Mata kuliah itu nantinya bakal fokus menganalisis apa yang bisa dipelajari melalui sisi psikologis dari karier Taylor Swift.
Alexandra Wormley selaku mahasiswa PhD yang mengajar mata kuliah tersebut, menjelaskan bagaimana sebetulnya metode pembelajarannya.
“Mata kuliah ini pada dasarnya menggunakan Taylor Swift sebagai contoh selama satu semester dari berbagai fenomena gosip, hubungan, balas dendam,” terang Alexandra Wormley di situs berita Arizona State University, dikutip Rabu (16/8).
“Kelas adalah bukan seminar tentang seberapa besar kita suka atau tidak suka dia – kita ingin bisa belajar tentang psikologi,” tambahnya.
Selain itu, Alexandra juga menjelaskan bagaimana dirinya menghubungkan tema dari sejumlah album Taylor Swift dengan psikologi.
Contohnya, Alexandra Wormley memilih album Reputation yang dirilis Taylor Swift pada 2017.
“Album keenam Taylor, ‘Reputation’, adalah comeback-nya setelah menghilang dari sorotan karena konflik dengan Kim Kardashian dan Kanye West,” terangnya.
Menurut Alexandra, Taylor membalas dendam pada mereka dan lanskap media yang lebih luas, yakni dengan merilis album yang sangat sukses bersama dengan tur stadion.
“Para siswa mengetahui hal ini tetapi apakah mereka tahu mengapa kami menyukai balas dendam? Apakah mereka tahu bagaimana kita melakukan balas dendam? Psikologi sosial dapat memberitahu kita,” papar Alexandra Wormley .
Mata kuliah lainnya terkait Taylor Swift, yakni analisa lagu berjudul All Too Well yang diumumkan di Universitas Stanford.
Nantinya, mata kuliah tersebut bakal mengulik dan melakukan analisis lebih mendalam dari lagu hit milik penyanyi kelahiran Pennsylvania tersebut.
Clive Davis Institute di Universitas New York pada Februari 2022 turut mengumumkan perihal “Evolusi Swift sebagai pengusaha musik kreatif, warisan penulis lagu pop dan country, wacana pemuda dan remaja putri, dan politik ras dalam musik populer kontemporer”. (*)
Comment