Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Senin, 28 Agustus 2023 |
KalbarOnline, Kayong Utara - Sejumlah petani di Kecamatan Sukadana mengeluhkan harga cabai yang turun drastis dalam beberapa waktu terakhir.
Rettok, salah seorang petani cabai di Dusun Tanjung Gunung, Desa Sejahtera, Kecamatan Sukadana mengaku, bahwa harga cabai yang biasanya dijual sampai Rp 60 ribu per kilonya, saat ini turun menjadi hanya Rp 30 ribu per kilonya.
"Saya sebagai petani ini heran, kenapa harga cabai saat ini turun dari yang biasanya Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu per kilonya, sekarang hanya tinggal 30 ribu per kilo? Apa memang stok cabai di pasaran banyak atau gimana?" ungkapnya di sela-sela melakukan panen cabai, Sabtu (26/08/2023).
Ia mengaku, dengan kondisi harga cabai yang terus turun seperti saat ini membuat petani malas untuk menanam atau bertani cabai. Pasalnya pula, lanjut Rettok, penurunan harga cabai ini tidak diikuti dengan harga pupuk dan pestisida lainnya–yang dinilainya masih cukup mahal di pasaran. Rettok menganggap, hal ini sangat berbanding terbalik dengan kondisi kantong petani yang kian menipis.
"Biasanya harga cabai ini walau turun pun tidak lama, hanya beberapa hari saja, tapi kalau kondisi cabai yang turun saat ini sudah hampir sebulan lebih, karena jenis varietas cabai juga berpengaruh di pasaran terhadap harga cabai," tuturnya.
"Sementara harga pupuk di pasaran mahal, tentu kalau cabai tidak dipupuk hasilnya tidak maksimal. Pestisida untuk perawatan cabai juga terbilang masih mahal-mahal jika dibandingkan dengan kantong kami petani ini," timpal Rettok.
Dirinya pun berharap agar harga cabai cepat kembali normal, supaya petani cabai tetap semangat. Karena menurutnya, semangat para petani cabai khususnya di Tanjung Gunung terbilang masih tinggi.
"Berharapnya saya sebagai petani cabai ini agar harga cabai kembali normal lah, biar kami kawan-kawan petani tetap semangat, karena itu mata pencaharian kami ini," tutupnya. (Santo)
KalbarOnline, Kayong Utara - Sejumlah petani di Kecamatan Sukadana mengeluhkan harga cabai yang turun drastis dalam beberapa waktu terakhir.
Rettok, salah seorang petani cabai di Dusun Tanjung Gunung, Desa Sejahtera, Kecamatan Sukadana mengaku, bahwa harga cabai yang biasanya dijual sampai Rp 60 ribu per kilonya, saat ini turun menjadi hanya Rp 30 ribu per kilonya.
"Saya sebagai petani ini heran, kenapa harga cabai saat ini turun dari yang biasanya Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu per kilonya, sekarang hanya tinggal 30 ribu per kilo? Apa memang stok cabai di pasaran banyak atau gimana?" ungkapnya di sela-sela melakukan panen cabai, Sabtu (26/08/2023).
Ia mengaku, dengan kondisi harga cabai yang terus turun seperti saat ini membuat petani malas untuk menanam atau bertani cabai. Pasalnya pula, lanjut Rettok, penurunan harga cabai ini tidak diikuti dengan harga pupuk dan pestisida lainnya–yang dinilainya masih cukup mahal di pasaran. Rettok menganggap, hal ini sangat berbanding terbalik dengan kondisi kantong petani yang kian menipis.
"Biasanya harga cabai ini walau turun pun tidak lama, hanya beberapa hari saja, tapi kalau kondisi cabai yang turun saat ini sudah hampir sebulan lebih, karena jenis varietas cabai juga berpengaruh di pasaran terhadap harga cabai," tuturnya.
"Sementara harga pupuk di pasaran mahal, tentu kalau cabai tidak dipupuk hasilnya tidak maksimal. Pestisida untuk perawatan cabai juga terbilang masih mahal-mahal jika dibandingkan dengan kantong kami petani ini," timpal Rettok.
Dirinya pun berharap agar harga cabai cepat kembali normal, supaya petani cabai tetap semangat. Karena menurutnya, semangat para petani cabai khususnya di Tanjung Gunung terbilang masih tinggi.
"Berharapnya saya sebagai petani cabai ini agar harga cabai kembali normal lah, biar kami kawan-kawan petani tetap semangat, karena itu mata pencaharian kami ini," tutupnya. (Santo)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini