KalbarOnline, Kayong Utara – Curah hujan tinggi mengakibatkan petani cabai di Dusun Tanjung Gunung, Desa Sejahtera, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara terancam gagal panen.
Rettok, salah satu petani cabai menyampaikan, para petani yang gagal panen akibat banjir hanya pasrah melihat tanamannya.
Ia menuturkan, dengan kondisi curah hujan yang terbilang cukup deras, membuat sekitaran lokasi Tanjung Gunung menjadi banjir, sehingga mengakibatkan tanaman cabai miliknya mati tergenang air dan merugi belasan juta rupiah.
“Kami petani ni hanya bisa merenung melihat tanaman (cabai) kami terendam banjir, dan banjir ni (di dusun Tanjung Gunung) udah hampir merata bedengan terendam semuanya,” ujar Rettok kepada awak media, di Dusun Tanjung Gunung, Desa Sejahtera, Senin (20/03/2023).
Beberapa waktu yang lalu, Bupati Kayong Utara, Citra Duani beserta rombongan dinas terkait juga sudah mengunjungi lahan pertanian yang dicanangkan untuk dijadikan lahan hortikultura itu.
Bahkan Bupati Citra di rangkaian kegiatannya sempat melakukan tanam cabai bersama, namun lokasi tanaman yang ditanam cabai bupati saat ini tengah terendam banjir.
Untuk itu, Rettok berharap pemerintah daerah melalui dinas terkait segera melakukan penanganan banjir, seperti yang diucapkan Bupati Citra saat berada di kegiatan tersebut.
“Intinye saat ini kami sedang menunggu janji bupati, PU, dan dari desa untuk pembuatan tanggul secepatnya,” ungkap Rettok.
Sementara itu, penyuluh pertanian di Desa Sejahtera, Aziz mengatakan, ada sejumlah petani cabai yang merugi akibat banjir yang terjadi saat ini di Dusun Tanjung Gunung.
“Kami cuma bisa menunggu janji pemerinta daerah dan pemerintah desa seperti yang dijanjikan pas acara panen raya cabai di Tanjung Gunung kemarin,” tuturnya.
Kemudian, ia juga menyampaikan sudah ada beberapa cara yang dilakukan bersama petani, namun tidak bisa efektif dalam menangani banjir yang kerap terjadi tersebut.
“Ada sekitar 10 petani cabai di Dusun Tanjung Gunung yang merugi dampak dari banjir, tapi banjir di Dusun Tanjung Gunung juga diakibatkan jembatan penghubung yang ambruk (roboh) di jalan provinsi (tepat didepan dusun Tanjung Gunung) juga menjadi menghambat saluran pembuangan air (parit) dari hulu Dusun Tanjung Gunung,” terangnya.
“Kami juga dari penyuluh pertanian sudah mengajak petani untuk meninggikan bedengan setinggi mungkin yang petani bisa lakukan, namun ketinggian air (banjir) lebih tinggi dari bedengan,” tutup Aziz. (Santo)
Comment