Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Rabu, 18 Oktober 2023 |
KalbarOnline, Ketapang - Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) menggelar media training dalam hal pemberitaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), di Lantai 3 Pusat Pembelajar Learning Center Sir Michael Uren YIARI Kabupaten Ketapang, Selasa (17/10/2023).
Kegiatan tersebut bertujuan dalam rangka publikasi meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak dan upaya pencegahan karhutla yang berlangsung selama 2 hari, pada tanggal 17 - 18 oktober 2023. Di hari pertama peserta dibekali materi dari beberapa narasumber, kemudian di hari ke 2 turun ke lapangan.
Dalam kesempatannya, Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) mengajak wartawan untuk mengedukasi masyarakat agar mengutamakan upaya preventif terhadap karhutla yang dianggap sebagian kalangan kejadian yang normal.
"Kalian media punya power, memberikan satu kesadaran kepada masyarakat memberikan penjelasan kepada masyarakat bagaimana kebakaran itu bukan suatu kejadian yang alami," kata Direktur YIARI Ketapang Karmele Liano Sanchez dalam smbutnnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Kalimantan Barat, Rendra Oxtora mengajak wartawan untuk lebih mengutamakan isu upaya pencegahan dan edukasi terhadap karhutla di Kalimantan Barat.
[caption id="attachment_145082" align="alignnone" width="1600"]
Foto bersama peserta media training, YIARI Ketapang. (Foto: Santo)[/caption]
"Buatlah berita penanggulangan, pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Apa sih yang harus dibuat pemerintah untuk melakukan pencegahan. Bukan lagi pemberitaan yang telah terjadi kebakaran. Angel-angel itu yang harus diperbanyak kedepannya," jelasnya.
Selain itu juga, wartawan Antara Pontianak itu berpesan kepada para awak media, dalam melakukan liputan bencana untuk mengutamakan keselamatan diri dalam melakukan peliputan seperti memakai APD saat turun ke lokasi bencana.
"Yang perlu kita lakukan juga harus mengutamakan jurnalisme sensitif bencana, pemberitaan yang mendorong rehabilitasi. Serta menghindari pemberitaan yang berpotensi menimbulkan traumatik," tambahnya.
Kata dia, isu edukasi masyarakat seperti dampak jika terjadi kebakaran hutan dan lahan serta pemberitaan tentang pemberdayaan masyarakat harus sering dibuat oleh wartawan kedepannya.
"Misalnya pemberitaan pemanfaatan lahan gambut untuk lahan pertanian. Jangan sampai banyak lahan kosong justru menjadi bencana untuk kita," kata dia. (Santo)
KalbarOnline, Ketapang - Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) menggelar media training dalam hal pemberitaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), di Lantai 3 Pusat Pembelajar Learning Center Sir Michael Uren YIARI Kabupaten Ketapang, Selasa (17/10/2023).
Kegiatan tersebut bertujuan dalam rangka publikasi meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak dan upaya pencegahan karhutla yang berlangsung selama 2 hari, pada tanggal 17 - 18 oktober 2023. Di hari pertama peserta dibekali materi dari beberapa narasumber, kemudian di hari ke 2 turun ke lapangan.
Dalam kesempatannya, Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) mengajak wartawan untuk mengedukasi masyarakat agar mengutamakan upaya preventif terhadap karhutla yang dianggap sebagian kalangan kejadian yang normal.
"Kalian media punya power, memberikan satu kesadaran kepada masyarakat memberikan penjelasan kepada masyarakat bagaimana kebakaran itu bukan suatu kejadian yang alami," kata Direktur YIARI Ketapang Karmele Liano Sanchez dalam smbutnnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Kalimantan Barat, Rendra Oxtora mengajak wartawan untuk lebih mengutamakan isu upaya pencegahan dan edukasi terhadap karhutla di Kalimantan Barat.
[caption id="attachment_145082" align="alignnone" width="1600"]
Foto bersama peserta media training, YIARI Ketapang. (Foto: Santo)[/caption]
"Buatlah berita penanggulangan, pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Apa sih yang harus dibuat pemerintah untuk melakukan pencegahan. Bukan lagi pemberitaan yang telah terjadi kebakaran. Angel-angel itu yang harus diperbanyak kedepannya," jelasnya.
Selain itu juga, wartawan Antara Pontianak itu berpesan kepada para awak media, dalam melakukan liputan bencana untuk mengutamakan keselamatan diri dalam melakukan peliputan seperti memakai APD saat turun ke lokasi bencana.
"Yang perlu kita lakukan juga harus mengutamakan jurnalisme sensitif bencana, pemberitaan yang mendorong rehabilitasi. Serta menghindari pemberitaan yang berpotensi menimbulkan traumatik," tambahnya.
Kata dia, isu edukasi masyarakat seperti dampak jika terjadi kebakaran hutan dan lahan serta pemberitaan tentang pemberdayaan masyarakat harus sering dibuat oleh wartawan kedepannya.
"Misalnya pemberitaan pemanfaatan lahan gambut untuk lahan pertanian. Jangan sampai banyak lahan kosong justru menjadi bencana untuk kita," kata dia. (Santo)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini