KalbarOnline, Pontianak – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag-ESDM) terus menggelar operasi pasar di berbagai daerah se-Kalbar. Adapun operasi pasar tersebut digelar dalam rangka menjaga stabilitas harga pangan untuk menekan angka inflasi.
Kepala Disperindag-ESDM Kalbar, Syarif Kamaruzaman mengungkapkan, sampai 23 Oktober 2023, pihaknya telah menggelar total sebanyak 82 operasi pasar di kabupaten kota. Dengan rincian Kota Pontianak sebanyak 35 kali, dan Singkawang sebanyak 19 kali. Kemudian Kabupaten Sintang sebanyak 18 kali, Mempawah satu kali, Melawi 2 kali, Bengkayang 3 kali, Ketapang 2 kali dan Kayong Utara sebanyak 2 kali.
Adapun total komoditas yang tersalurkan, yakni beras sebanyak 331.780 kilogram, gula pasir sebanyak 31.370 kilogram dan minyak goreng sebanyak 25.329 liter.
“Para pembeli hanya dibolehkan membeli beras maksimal 10 kilogram, gula maksimal 2 kilogram, dan minyak goreng maksimal 2 liter,” ungkapnya.
Mengenai harga di operasi pasar tersebut, beras per 5 kilogram dijual Rp 60 ribu. Sementara minyak goreng Rp 16 ribu per liter dan guna per 1 kilogram dijual Rp 14 ribu.
“Intinya operasi pasar ini upaya Pemprov Kalbar melakukan stabilisasi harga di pasar dalam rangka pengendalian inflasi,” katanya.
Kamaruzaman menambahkan, operasi pasar pada periode November sampai Desember 2023, total akan dilaksanakan sebanyak 75 kali di seluruh kabupaten/kota se-Kalbar. Terutama di daerah-daerah yang menjadi perhitungan inflasi.
Program tersebut dilaksanakan melalui APBD perubahan Tahun Anggaran (TA) 2023. Khususnya penggunaan Belanja Tidak Terduga (BTT) yang dialokasikan pada Disperindag-ESDM.
“Dengan total subsidi Rp 9 ribu untuk tiga komoditi. Yang rencananya akan disalurkan total ada beras sebanyak 452.815 kilogram, gula pasir sebanyak 75.200 kilogram, dan minyak goreng sebanyak 75.107 liter,” pungkasnya. (Jau)
Comment