KalbarOnline, Pontianak – Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar, Harisson bersama Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kalbar, Dedi Aprilyadi meninjau proses loading beras yang datang ini dari Thailand dan Vietnam, di Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak, Kabupaten Mempawah, Rabu (29/11/2023). Beras-beras tersebut diimpor untuk ke memenuhi kebutuhan di Kalbar.
“Dari April sampai sekarang ini, sudah ada sembilan kapal yang membawa stok beras sekitar 4000 sampai 6000 ton per kapal. Kalau ini ada 3.900 ton, ini saya untuk memastikan bahwa kebutuhan beras di Kalbar itu cukup,” kata Harisson.
Dirinya menjelaskan, bahwa selain untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, beras-beras tersebut juga akan menjadi cadangan sembari menunggu masa panen beras dari petani lokal.
“Karena memang nanti kita baru panen itu, karena el nino, itu mundur, mungkin baru panen lagi April tahun depan. Tapi seperti kita lihat, terus masuk beras-beras dari Vietnam dan atau Thailand ke Kalbar ini, jadi masyarakat jangan khawatir bahwa kebutuhan beras kita itu cukup untuk Kalbar ini,” ungkapnya.
Termasuk untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru, Harisson memastikan, Kalbar tidak akan kekurangan beras.
“Sampai pada Januari-Februari itu kita pastikan bahwa kebutuhan beras di Kalbar ini cukup, tinggal sekarang bagaimana mengendalikan harga beras di pasar, saya memang mengharapkan bulog itu memperbanyak rumah pangan kita (RPK),” jelasnya.
Menurut Harisson, keberadaan RPK ini sangat membantu dalam menjaga Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditentukan. Oleh karenanya, Harisson pun kembali mendorong agar bulog benar-benar menggencarkan pelibatan masyarakat untuk menjadi Sahabat Perum Bulog dengan menjual beras-beras SPHP sesuai HET.
“Kalau beras SPHP ini membanjiri pasar sesuai instruksi Pak Presiden Jokowi, maka akan mempengaruhi harga pasar dan menurunkan harga beras pasaran, sehingga masyarakat tidak terbebani dengan harga beras,” ujarnya.
Harisson juga berpandangan, semakin banyak RPK yang dibentuk di masyarakat, akan semakin meringankan tugas bulog dalam menetralisir inflasi di daerah, dan di satu sisi masyarakat juga akan mendapat manfaat finansial dari peluang berwirausaha secara mandiri tersebut.
“Strategi membanjiri beras dipasaran ini antara lain dengan gelar pangan murah, operasi pasar, memperbanyak RPK atau TPK (toko pangan kita) yang menyediakan beras SPHP dengan harga HET,” jelasnya.
“Saat ini harga HET beras SPHP Rp 11.500 per kilogram. Beras SPHP ini sendiri sebenarnya beras kualitas premium yang dijual dengan harga medium,” tambahnya.
Agar pergerakan bulog lebih leluasa, Harisson bahkan mengatakan kalau pihaknya kini telah mengusulkan payung hukum ke pemerintah pusat, yang diantaranya memuat aturan dan pemberian sanksi hukum bagi para pedagang yang menjual harga beras di atas HET.
“HET SPHP itu Rp 11.300, ini yang menjadi masalah, tidak ada sanksi kalau beras SPHP itu dijual melebihi HET, kita sedang minta aturan dari pusat, kalau di atas HET harus ada sanksi, kecuali kalau memang mungkin ada kompensasi transportasi,” jelasnya.
Tak hanya itu, Pemprov Kalbar kata Harisson, juga akan membuat skema khusus agar RPK ini bertambah dengan melaksanakan sosialisasi atau pelatihan tentang RPK kepada kelompok-kelompok masyarakat. Selain, pemerintah juga akan menyiapkan pembiayaan permodalan bagi masyarakat yang ingin membentuk RPK.
“Alasan bulog tadi bahwa untuk membuat RPK, masyarakat harus menyiapkan beberapa persyaratan administrasi, misalnya KTP, NPWP dan lain-lain. Dan masyarakat harus menyetor Rp 5 juta sebagai modal awal untuk bisa ditunjuk menjadi RPK dan menjual beras SPHP dengan harga HET,” katanya.
“Maka dari itu, Pemprov Kalbar akan membuat skema agar RPK ini bertambah, dan untuk modalnya akan kita dibiayai dengan KUR Bank kalbar yang akan dijamin oleh Jamkrida,” jelasnya menambahkan.
Total Beras Bulog
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kalimantan Barat, Dedi Aprilyadi menyebutkan, bahwa hingga saat ini total beras yang datang luar negeri, yakni Thailand dan Vietnam, sudah sebanyak 37.500 ton.
“Beras yang datang ini dari Thailand kurang lebih 3.900 ton, ini sudah kapal ke sembilan, jadi total untuk penerimaan Kalbar dari Thailand dan Vietnam ini sebanyak 37.500 ton,” katanya.
Dedi mengatakan, bahwa beras-beras ini akan terus berdatangan, sehingga masyarakat Kalbar tidak perlu khawatir dengan stok atau ketersediaan beras.
“Ini terus kita datangkan, Insya Allah untuk tahap selanjutnya dari Vietnam kurang lebih 5.500 ton, jadi seperti Pak Gubernur (Harisson) katakan, masyarakat tidak perlu khawatir bahwa stok beras yang kita kuasai cukup aman,” ujarnya.
Sementara untuk yang berada di gudang-gudang bulog saat ini, masih terdapat kurang lebih 13.500 ton.
“Jadi kalau penyaluran kita kurang lebih 5000 ton, maka bisa bertahan kurang lebih tiga bulan ke depan. Nanti akan masuk lagi 5.500 ton, maka sampai bulan Februari aman lah,” ujar Dedi.
Tak hanya dari luar negeri, Bulog Kalbar juga akan mendatangkan beras dari leveransir-leveransir beras yang ada, guna memperkuat lagi cadangan beras yang ada.
“Kita terus mendatangkan beras-beras dari luar negeri maupun dari kanwil kanwil supplier,” ucapnya. (Jau)
Comment