KalbarOnline, Bengkayang – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Rita Hastarita melakukan monitoring ke SMA Negeri 1 Siding yang terletak di Desa Sungkung, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang belum lama ini.
“Sekolah ini sudah berdiri selama 13 tahun. Ada sebanyak 162 siswa di sini,” kata Rita kepada wartawan.
Di sana Rita menemui para guru untuk memberikan motivasi kepada mereka agar tetap semangat mengajar anak-anak di batas negeri.
Di kesempatan itu, Rita turut memberikan bantuan berupa sepatu kepada para siswa sebagai bentuk motivasi agar mereka tetap semangat mengenyam pendidikan dengan segala keterbatasan.
Sebagaimana diketahui, Siding merupakan wilayah perbukitan dengan jalanan terjal. Tak sedikit dari para siswa yang harus berjalan kaki dari rumah ke sekolah.
“Ada seorang anak yang saya ajak berbincang, dia setiap hari jalan 6 kilometer dari rumah ke sekolah, bukan jalanan datar tapi naik turun gunung. Sehingga sepatunya cepat rusak, bolong karena melewati jalan terjal setiap harinya,” kata Rita.
Rita pun mengaku sedih mendapati kondisi yang dialami anak di perbatasan tersebut. Meski begitu semangat mereka tak kalah dari anak-anak yang mengenyam pendidikan di kota.
“Mereka senang kita bawakan sepatu. Tapi sayang bantuan sepatu yang saya bawa tidak banyak karena angkutan ke sini (Siding) cukup sulit. Insya Allah dalam waktu dekat akan kita kirimkan kembali untuk mereka yang belum mendapatkan bantuan ini,” kata Rita.
Selain melakukan monitoring sekolah, dalam kunjungan itu Rita turut mengunjungi masyarakat adat suku Dayak Bidayuh di Dusun Medeng, Desa Sungkung dan menginap di rumah warga setempat selama 3 hari 2 malam.
Di sana Rita berbincang dengan ibu-ibu yang merupakan generasi terakhir pemakai bahtuk yaitu gelang tembaga yang dikenakan pada tangan dan kaki. Di mana sampai saat ini di Dusun Medeng masih terdapat 15 orang ibu-ibu pemakai bahtuk sejak masih usia belia.
“Saya melihat langsung tradisi masyarakat yang unik dan menarik, juga menemui ibu-ibu generasi terakhir pemakai bahtuk. Mereka ini adalah pelestari budaya dan tradisi leluhur yang patut kita berikan apresiasi. Karena itu kita berikan mereka bantuan pakaian adat Dayak,” pungkasnya. (Jau)
Comment