Pemprov Kalbar Raih Peringkat Pertama Pengendalian AMR dari BPOM RI

KalbarOnline, Jakarta – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat berhasil menyabet penghargaan sebagai pemerintah daerah yang mendukung Pengendalian Anti-Microbial Resistance (AMR) Terbaik I.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin kepada Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, pada Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), di Parkir Timur Senayan Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (04/02/2024).

IKLANSUMPAHPEMUDA

Dalam kesempatan itu, Menkes Budi Gunadi meminta BPOM untuk lebih meningkatkan kualitas dan ketersediaan obat-obatan untuk masyarakat Indonesia yang membutuhkan.

“Mesti bagus dan murah, jadi BPOM harus bantu masyarakat ini supaya mendapatkan obat-obatan ini dengan mudah. Jangan sampai seperti obat kanker negara Singapura dan Malaysia lebih mudah mendapatkannya daripada di Indonesia. Jangan sampai rumahnya di Kalbar,” minta Menkes Budi.

Ia menambahkan, bahwa ketersediaan obat-obatan dinilai hal yang sangat penting, apalagi ada beberapa provinsi berbatasan langsung dengan negara tetangga (Malaysia).

“Jadi urusan mudah itu penting, jangan sampai ada orang yang rumahnya di Kalbar tetapi susah mendapatkan obatnya dibandingkan dengan orang yang ada di Jakarta,” tambahnya.

Baca Juga :  28 Orang Luka-luka Akibat Kebakaran Kilang Minyak Pertamina di Balongan

Dirinya juga meminta BPOM untuk meningkatkan kualitas obat dan makanan serta harga yang relatif murah untuk masyarakat Indonesia.

“Jangan sampai kita makan-makanan bungkusan tetapi isinya beracun, jangan sampai kita minum obat tapi obatnya terlampau keras, hal itu mesti dijaga. Ayo bersama kita pastikan seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan obat dan makanan yang bagus dan tentunya harganya dijaga murah,” pintanya lagi.

Terakhir, dirinya tak ingin masyarakat Indonesia untuk mendapatkan obat-obatan harus pergi ke negara lain untuk mendapatkan perbandingan harga obat-obatan.

“Saya bersyukur masyarakat Indonesia sudah memiliki BPJS dapat obat gratis banyak, tetapi untuk kalangan menengah ke atas kalau mau membeli obat mesti ke Malaysia dengan alasan obatnya murah, ini yang harus diberesin jangan sampai hal begitu terjadi lagi,” tutup Menkes Budi.

Sementara itu, terkait penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Kalbar, Pj Gubernur mengatakan bahwa Kalbar telah konsisten memperhatikan pemakaian antibiotik dan berdasarkan Surat Edaran Tentang Pencegahan Resistensi Terhadap Obat-Obatan Antibiotika.

“Jadi memang kita (Kalbar) selama ini sudah benar-benar memperhatikan pemakaian antibiotik. Jadi pertama harus rasional dan yang kedua memang benar-benar berdasarkan indikasi,” kata Harisson.

Baca Juga :  Vaksinasi Sudah Dilaksanakan, Prokes Tetap Wajib Khususnya di Keluarga

Dirinya mengungkapkan, pemakaian obat antibiotik tidak boleh sembarangan dan hanya dapat dibeli melalui resep dokter.

“Antibiotik ini tidak boleh digunakan sembarangan, hanya boleh digunakan oleh dokter, jadi dokter yang nanti meresepkan. Kemudian antibiotik ini kalau diresepkan dokter harus dimakan habis, tidak boleh disisakan,” ungkapnya.

Antibiotik merupakan golongan obat keras yang pemakaiannya harus berdasarkan resep dokter, namun jika tidak dimakan habis oleh pasien dapat memicu resistensi antibiotik pada tubuh.

“Jadi bakterinya itu nanti akan hidup kembali dan bermutasi menjadi kebal terhadap obat antibiotik tersebut. Jadi kembali saya ingatkan jika sudah diresepkan oleh dokter, obat tersebut harus dihabiskan walaupun tubuh kita sudah terasa sehat,” pesannya.

Terakhir, dirinya mengucapkan selamat HUT ke-23 kepada BPOM dan mengapresiasi atas terselenggaranya agenda tersebut.

“Semoga semakin jaya dan terus meningkatkan kolaborasi hingga ke pelosok negeri untuk melindungi masyarakat Indonesia,” tutupnya. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment