Bapas Kelas II Pontianak Bimbing 4 Napiter Kembali ke NKRI, Satu Eksnya Telah Buka Usaha Mebel

KalbarOnline, Pontianak – Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Pontianak berhasil membimbing empat mantan narapidana teroris (napiter) kembali ke pelukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahkan satu di antara eks napiter bernama Salim bin Saluyo telah membuka usaha mebel sendiri yang kini telah berjalan kurang lebih satu tahun.

Hal tersebut disampaikan Bapas Kelas II Pontianak, Akhmad Heru Setiawan dalam kegiatan coffee morning bersama awak media, di Kantin HK Bapas Kelas II Pontianak, Selasa (06/08/2024). Kegiatan tersebut turut menghadirkan Salim bin Saluyo dan anggota Detasemen Khusus Antiteror (Densus) 88.

IKLAN17AGUSTUSCMIDANBGA

Akhmad Heru Setiawan mengatakan, kalau pihaknya bergerak bersama Densus 88 mengulik beberapa bimbingan yang sudah berhasil, salah satunya Salim bin Saluyo, terpidana selama lima tahun di Lapas Sentul.

“Jadi di Bapas Pontianak ini kita memiliki empat eks napiter limpahan dari UPT lain. Satu dari Lapas Sentul, satu dari Lapas Bandar Lampung, dan dua dari Lapas Kuningan. Karena lokus kejahatannya ada di Pontianak, jadi untuk bimbingannya setelah bebas dari lapas tersebut (kembali) di Pontianak,” ungkap Heru.

Baca Juga :  FKUB Ketapang Gandeng Mantan Napi Teroris Rosnazizi Jadi Pembicara di Rakor Pembinaan Moderasi Beragama

“Salim bin Saluyo kemarin dipidana lima tahun di Lapas Sentul dan masa Pembimbing (PB) dikirim ke kita selama dua tahun, dan sudah habis masa bimbingan 23 Maret 2024 kemarin,” tambahnya.

Selain Salim, tiga napiter yang mendapat bimbingan dari Bapas Pontianak dan kembali NKRI yakni Ryan Endarsa Saputra, pidana tiga tahun di Lapas Bandar Lampung, masa PB 2023 – 2025. Kemudian Arif Ridwan, pidana empat tahun di Lapas Kuningan, masa PB 2023 – 2025, dan Teddy Ivan Dwi Bintara, pidana empat tahun, masa PB 2023 – 2025.

Heru mengatakan, hadirnya mantan napiter dan anggota Densus 88 dalam kegiatan tersebut diharapkan mampu mengedukasi masyarakat, bahwa peran bapas sesuai dengan jalurnya, yakni untuk menekan stigma negatif terhadap seorang napiter.

Lebih lanjut Heru bilang, kalau tiga dari empat eks napiter yang mereka bimbing saat ini sudah mendapat pekerjaan dan memiliki usaha sendiri. Hal tersebut pun menjadi suatu kebanggaan bagi bapas maupun Densus 88 dalam mengupayakan napiter ini untuk kembali menjalani kehidupan yang normal.

Baca Juga :  Ribuan pengungsi Mamuju Tolak Kembali Pulang ke Rumah

”Ini menjadi suatu kebanggan bagi kami, Bapas Pontianak bahwasanya apa yang menjadi bimbingan kami berhasil, dan stigma masyarakat mengenai mereka sebagai teroris lama-lama memudar. Mereka bisa berubah dan berbaur kembali ke masyarakat membuat kita bangga,” ujarnya.

Sementara itu, Salim bin Saluyo mengakui, kalau dirinya sudah sepenuhnya berada dalam pelukan NKRI. Ia menyadari dan menyesali tindakan yang pernah dilakukannya dulu. Akibat perbuatannya, keluarga, sahabat dan orang terdekat lainnya tidak mudah untuk menerimanya kembali, walaupun ia sudah tidak melakukan tindakan terorisme.

“Untuk yang pertama maklumlah, karena orang baru bebas, adalah sedikit yang bilang itu teroris, dan ada juga yang menghindar, tapi itu saya maklumilah, jadi saya harus mendekati masyarakat untuk percaya kepada saya, saya itu sudah (hidup) normal,” tutup Salim (Lid)

Comment