Pekan Tenun Kalbar Sukses Digelar, Harrison Bangga Desainer Muda Tertarik Perkenalkan Wastra

KalbarOnline, Pontianak – Pekan Tenun Kalimantan Barat 2024 yang diselenggarakan oleh Rumah Jepin dan Dekranasda Kalbar telah sukses digelar. Acara yang diadakan untuk memperingati Hari Tenun Nasional pada 7 September itu ditutup dengan fashion show di Gedung Dekranasda Kalbar, pada Sabtu (31/08/2024) malam.

Penutupan acara Pekan Tenun Kalbar 2024 dihadiri oleh Pj Gubernur Kalbar, Harrison, beserta istrinya Windy Prihastari yang juga merupakan Pj Ketua Dekranasda Kalbar. Keduanya tampak serasi dengan pakaian berwarna biru yang dipadukan dengan kain tenun Sintang.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Pj Gubernur Harisson mengapresiasi acara yang telah berlangsung sejak 28 Agustus itu. Ia mengungkapkan kebanggaannya karena semakin banyak desainer muda yang tertarik untuk melestarikan wastra Kalbar.

“Saya sangat bangga ternyata desainer kita sangat muda, bukti bahwa kita sebenarnya sudah berhasil memotivasi anak muda untuk menjadi desainer dan karya mereka menggunakan tenun wastra Kalbar,” ujar Harisson.

Harrison berharap, kemunculan desainer muda Kalbar dapat menciptakan pakaian berbahan tenun atau wastra yang dapat digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Ia percaya hal ini akan menarik perhatian wisatawan, baik lokal maupun luar daerah, terhadap wastra Kalbar.

“Dengan banyak dipakai wisatawan dalam bekerja tentu akan meningkatkan pendapatan dari para penenun daerah maupun terhadap desainer kita sendiri,” tambahnya.

Baca Juga :  Program Kerja IKA Smansa 2024, Fokus Bantu Pemerintah Tekan Stunting

Saat ini, Harrison mengungkapkan, bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk membina para pengrajin tenun dan desainer di Kalbar, termasuk mempromosikan wastra Kalbar melalui dekranasda dan beberapa instansi vertikal seperti Bank Indonesia dan OJK.

Pj Gubernur Kalbar, Harrison serahkan hadiah pemenang desain wastra. (Foto: Lydia/KalbarOnline)

Pj Ketua Dekranasda Kalbar, Windy Prihastari menyatakan, bahwa kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Tenun Nasional 2024. Ia melihat potensi besar dalam industri kreatif ini dan mengaku bahwa tenun tidak hanya cocok untuk acara formal tetapi juga untuk pakaian kasual.

“Ini adalah industri kreatif yang sangat menjanjikan, karena sudah banyak diminati. Tenun itu bukan hanya dipakai untuk acara resepsi tetapi casual juga bagus maka dari itu kedepannya pasti lebih banyaklah anak muda minta dibuatkan tenun casual,” ungkapnya.

Windy merupakan salah satu penjabat pemerintahan yang kerap menggunakan pakaian berbahan wastra Kalbar saat menghadiri event-event nasional. Ia mengaku baju yang selama ini dikenakan tersebut berasal dari desainer muda asal Kalbar yang berbeda-beda.

“Baju yang selama ini saya gunakan dari desainer muda Kalbar, saya tidak mempunyai desainer khusus. Saya selalu mencoba agar mereka termotivasi, kalau dipakai oleh ibu gubernur tentunya mereka bangga dan termotivasi. Makanya saya selalu ganti-ganti (desainer) tidak ada ciri khas tertentu dari baju yang saya pakai,” ujarnya.

Baca Juga :  Warga Dayak Minta Permudah Seleksi Masuk TNI, Prabowo Subianto: Sudah Saya Bicarakan dengan Komisi I

“Menonjolkan hasil karya mereka, mereka saya bebaskan mengekspresikan hasil desain mereka. Semoga ke depan mereka sering dimanfaatkan juga oleh pihak instansi yang lain untuk menggali ilmunya,” tambahnya.

Ia juga menyebutkan, bahwa di dekranasda, juga terdapat desainer yang siap membantu wisatawan untuk mendesain dan menjahit tenun sesuai kebutuhan mereka.

“Di Dekranasda sudah stay satu desainer bergantian, ketika ada tamu yang terjadwal mereka membeli tenun bisa langsung minta desainkan, bahkan minta jahitkan. Karena ukuran kain tenun kita biasanya tidak besar, kami khawatir wisatawan kesulitan dalam penjahitan. Oleh karena itu, kami telah menyediakan desainer di dekranasda untuk membantu mereka,” jelas Windy.

Windy mengajak pemerintah serta instansi terkait untuk terus menggali potensi pengrajin dan desainer muda di Kalbar guna meningkatkan pendapatan ekonomi, khususnya di bidang ekonomi kreatif. (Lid)

Comment