KalbarOnline, Jakarta – Fashion show busana berbahan wastra khas Kalimantan Barat (Kalbar) hasil karya para desainer muda sukses memukau pengunjung Sarinah, Jakarta, pada Minggu (03/11/2024).
Peragaan busana tersebut merupakan bagian dari rangkaian Xplore Kalimantan Fair 2024, yang bertujuan memperkenalkan ragam budaya dan produk lokal Kalimantan kepada masyarakat luas.
Sebanyak 12 koleksi busana yang dipamerkan dari 6 desainer muda asal Kalbar. Salah satu desainer muda asal Kalbar yang terlibat dalam acara ini adalah Josephine Maura Augustine Treescova.
Josephine mengatakan, busana karyanya itu mengangkat tema “Independen Women” yang menceritakan tentang wanita pekerja karir di ibu kota.
“Aku ingin menampilkan busana yang sederhana tetapi tetap menarik perhatian. Dengan nuansa etnik Dayak, aku menambahkan sentuhan tenun sidan dari Kapuas Hulu dan payet khas Dayak,” ujar Josephine.
Lebih kanjut, kata Josephine, penambahan aksen Dayak dalam karyanya itu, karena dirinya orang asli Dayak. Ia ingin memperkenalkan tentu khas Dayak lewat karyanya.
“Aku ingin mengenalkan ke orang biar mereka kenal apa aja kain yang ada di suku Dayak. Soalnya orang-orang cuman taunya kain kebat, jarang yang tau ada kain sidan juga,” ungkapnya.
Koleksi busana ini sekaligus merupakan bagian dari tugas akhir Josephine di Lasalle College, yang telah ia persiapkan selama empat bulan.
Koordinator acara, Uke, menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Provinsi Kalbar, khususnya Dekranasda Kalbar, atas dukungan dalam Xplore Kalimantan Fair 2024.
“Fashion show ini bukan hanya mengangkat kain khas Kalbar yang dimodifikasi menjadi lebih modern, tetapi juga memperkenalkan desainer lokal berbakat. Semangat para desainer muda ini, dalam mengangkat produk lokal dan kecintaan terhadap budaya, sangat membanggakan,” tutur Uke.
Menurut Uke, saat ini ketertarikan anak muda untuk mengangkat lokal produk fan budaya lokal perlahan mulai tumbuh. Seperti beberapa desainer muda binaan Dekranasda Kalbar dengan mengangkat wastra lokal justru mereka tampil beda menjadi sesuatu yang menarik.
Ia berharap acara ini mampu menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan wastra nusantara. “Wastra lokal itu tidak hanya cocok untuk acara resmi atau ke kantor, tapi juga bisa digunakan untuk acara santai seperti hangout,” tambahnya.
Uke juga berharap pemerintah terus mendorong dan mempromosikan penggunaan kain tradisional, termasuk dalam kegiatan sehari-hari.
“Harapannya, perhatian pemerintah ini tidak hanya terbatas pada event seperti ini, tetapi juga diimplementasikan secara berkelanjutan, misalnya dengan menggalakkan penggunaan kain tenun lokal setiap hari Jumat,” ujarnya.
Acara fashion show ini sekaligus menjadi bukti bahwa produk budaya lokal bisa dikemas secara modern tanpa meninggalkan identitas aslinya, dan Kalbar memiliki potensi besar untuk dikenal lebih luas melalui industri kreatif yang melestarikan tradisi wastra daerah. (**)
Comment