Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 12 September 2024 |
KalbarOnline.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan atau multifinance sebesar 10%-12% pada 2024. Namun, perusahaan pembiayaan dihadapkan pada sejumlah tantangan, seperti penurunan daya beli masyarakat dan kenaikan suku bunga.
Direktur Utama PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN), Harjanto Tjitohardjojo, mengungkapkan bahwa untuk mencapai target tersebut, perusahaannya berusaha mengoptimalkan jaringan pemasaran di seluruh cabang dan memperkuat kerja sama dengan grup dan induk perusahaan.
"Kami terus mengembangkan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan melakukan optimalisasi proses bisnis, yang langsung berdampak pada pelayanan debitur," ujar Harjanto pada Kamis (12/9/2024).
Per Juni 2024, piutang pembiayaan konsumen bruto Clipan Finance tercatat sebesar Rp11,06 triliun, terdiri dari pembiayaan multiguna sebesar Rp8,41 triliun, investasi sebesar Rp2,22 triliun, dan modal kerja sebesar Rp429,91 miliar. Capaian ini tumbuh 3,11% dibandingkan dengan Desember 2023 yang mencapai Rp10,73 triliun.
Namun, Harjanto mengakui tantangan tahun ini cukup kompleks. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang berada di level 6,25% per Agustus 2024 turut menjadi penghambat. "Meski demikian, kami tetap menjaga kompetisi dengan tidak menaikkan suku bunga jual," tambahnya.
Selain itu, penurunan daya beli masyarakat juga menjadi tantangan tersendiri. Kenaikan harga kebutuhan pokok dan pendapatan yang stagnan membuat permintaan pembiayaan, khususnya untuk barang konsumtif seperti kendaraan, mengalami penurunan.
Menurut data OJK, piutang pembiayaan perusahaan multifinance per Juli 2024 tumbuh 10,53% (yoy) menjadi Rp494,10 triliun, sementara aset perusahaan pembiayaan meningkat 9,73% (yoy) menjadi Rp576 triliun. Sumber pendanaan juga tumbuh 12,85% (yoy) menjadi Rp381,36 triliun. (FikA)
KalbarOnline.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan atau multifinance sebesar 10%-12% pada 2024. Namun, perusahaan pembiayaan dihadapkan pada sejumlah tantangan, seperti penurunan daya beli masyarakat dan kenaikan suku bunga.
Direktur Utama PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN), Harjanto Tjitohardjojo, mengungkapkan bahwa untuk mencapai target tersebut, perusahaannya berusaha mengoptimalkan jaringan pemasaran di seluruh cabang dan memperkuat kerja sama dengan grup dan induk perusahaan.
"Kami terus mengembangkan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan melakukan optimalisasi proses bisnis, yang langsung berdampak pada pelayanan debitur," ujar Harjanto pada Kamis (12/9/2024).
Per Juni 2024, piutang pembiayaan konsumen bruto Clipan Finance tercatat sebesar Rp11,06 triliun, terdiri dari pembiayaan multiguna sebesar Rp8,41 triliun, investasi sebesar Rp2,22 triliun, dan modal kerja sebesar Rp429,91 miliar. Capaian ini tumbuh 3,11% dibandingkan dengan Desember 2023 yang mencapai Rp10,73 triliun.
Namun, Harjanto mengakui tantangan tahun ini cukup kompleks. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang berada di level 6,25% per Agustus 2024 turut menjadi penghambat. "Meski demikian, kami tetap menjaga kompetisi dengan tidak menaikkan suku bunga jual," tambahnya.
Selain itu, penurunan daya beli masyarakat juga menjadi tantangan tersendiri. Kenaikan harga kebutuhan pokok dan pendapatan yang stagnan membuat permintaan pembiayaan, khususnya untuk barang konsumtif seperti kendaraan, mengalami penurunan.
Menurut data OJK, piutang pembiayaan perusahaan multifinance per Juli 2024 tumbuh 10,53% (yoy) menjadi Rp494,10 triliun, sementara aset perusahaan pembiayaan meningkat 9,73% (yoy) menjadi Rp576 triliun. Sumber pendanaan juga tumbuh 12,85% (yoy) menjadi Rp381,36 triliun. (FikA)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini