Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Minggu, 05 Januari 2025 |
KalbarOnline, Ketapang - Jumlah pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kabupaten Ketapang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pengidap penyakit menular ini didominasi oleh LGBT dan pekerja seks komersial (PSK).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Ketapang, pada tahun 2023 tercatat ada 103 kasus. Sementara itu, hingga November 2024, angka tersebut meningkat menjadi 113 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, Feria Kowira mengatakan, kalau data tersebut merupakan hasil laporan yang dicatat secara resmi di Dinkes Ketapang melalui puskesmas yang ada di 20 kecamatan di Ketapang.
Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV/AIDS tidak menyadari dirinya terinfeksi karena gejalanya tidak langsung terlihat pada tahap awal. Oleh karena itu, Feria mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi.
“Kami terus melakukan upaya skrining untuk mengetahui jumlah pengidap HIV/AIDS di Ketapang. Tujuannya agar mereka segera mendapatkan pengobatan yang tepat dan mencegah penularan lebih lanjut,” ujar Feria kepada sejumlah media pada Kamis (02/01/2025).
Ia menambahkan, untuk mengantisipasi hal itu, seseorang perlu mendeteksi dini. Layanan untuk mendeteksi HIV/AIDS dapat dilakukan di puskesmas dan diberikan secara gratis.
“Dengan deteksi dini, pengidap HIV/AIDS bisa mendapatkan pengobatan yang tepat sehingga kualitas hidup lebih baik, dan penularan virus bisa dicegah,” imbuhnya.
HIV/AIDS adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya CD 4 positieve T-Sel dan Magropages, komponen-komponen utama sistem kekebalan sistem yang merupakan komponen utama sistem imun manusia. Akibatnya, penderita menjadi rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit.
HIV/AIDS menular melalui cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, dan ASI. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami cara penularannya.
Berikut beberapa cara penularan HIV/AIDS yang perlu diwaspadai:
Meningkatnya kasus HIV/AUDS di Ketapang menjadi pengingat penting bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap virus ini. Pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat diharapkan bekerja sama dalam memerangi penyebaran HIV/AIDS. (Adi LC)
KalbarOnline, Ketapang - Jumlah pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kabupaten Ketapang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pengidap penyakit menular ini didominasi oleh LGBT dan pekerja seks komersial (PSK).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Ketapang, pada tahun 2023 tercatat ada 103 kasus. Sementara itu, hingga November 2024, angka tersebut meningkat menjadi 113 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, Feria Kowira mengatakan, kalau data tersebut merupakan hasil laporan yang dicatat secara resmi di Dinkes Ketapang melalui puskesmas yang ada di 20 kecamatan di Ketapang.
Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV/AIDS tidak menyadari dirinya terinfeksi karena gejalanya tidak langsung terlihat pada tahap awal. Oleh karena itu, Feria mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi.
“Kami terus melakukan upaya skrining untuk mengetahui jumlah pengidap HIV/AIDS di Ketapang. Tujuannya agar mereka segera mendapatkan pengobatan yang tepat dan mencegah penularan lebih lanjut,” ujar Feria kepada sejumlah media pada Kamis (02/01/2025).
Ia menambahkan, untuk mengantisipasi hal itu, seseorang perlu mendeteksi dini. Layanan untuk mendeteksi HIV/AIDS dapat dilakukan di puskesmas dan diberikan secara gratis.
“Dengan deteksi dini, pengidap HIV/AIDS bisa mendapatkan pengobatan yang tepat sehingga kualitas hidup lebih baik, dan penularan virus bisa dicegah,” imbuhnya.
HIV/AIDS adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya CD 4 positieve T-Sel dan Magropages, komponen-komponen utama sistem kekebalan sistem yang merupakan komponen utama sistem imun manusia. Akibatnya, penderita menjadi rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit.
HIV/AIDS menular melalui cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, dan ASI. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami cara penularannya.
Berikut beberapa cara penularan HIV/AIDS yang perlu diwaspadai:
Meningkatnya kasus HIV/AUDS di Ketapang menjadi pengingat penting bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap virus ini. Pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat diharapkan bekerja sama dalam memerangi penyebaran HIV/AIDS. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini