Korupsi di Indonesia: Penyakit Kronis yang Butuh Solusi Radikal

Oleh: M Jauhari Fatria

Indonesia adalah negeri yang kaya raya. Sumber daya alamnya melimpah, dari tambang emas, batu bara, minyak bumi, hingga hutan tropis yang luas. Namun, ironi terbesar negeri ini adalah kekayaan tersebut tidak otomatis membuat rakyatnya makmur. Salah satu alasan utamanya adalah korupsi yang mengakar dalam sistem pemerintahan dan bisnis.

Setiap tahun, kita disuguhkan kasus-kasus korupsi baru yang nilainya fantastis, mulai dari miliaran hingga ratusan triliun rupiah. Hukuman bagi pelakunya? Masih terlalu ringan. Bahkan, beberapa di antaranya tetap bisa menikmati hidup mewah setelah menjalani masa tahanan singkat atau sekadar mengembalikan uang hasil korupsi.

PelantikanKepalaDaerah2025

Pertanyaannya, sampai kapan kita membiarkan kejahatan ini terus menggerogoti bangsa?

Kasus Korupsi Terbaru: Bukti Bahwa Sistem Masih Bobrok

Indonesia terus diwarnai dengan pelbagai kasus korupsi berskala besar. Sepanjang 2024 hingga awal 2025, sejumlah skandal mencuat ke publik, mengungkap betapa sistem masih jauh dari bersih. Beberapa yang paling mencolok antara lain:

Baca Juga :  Puluhan Mahasiswa Demo Depan Polda Kalbar, Minta Kasus Korupsi BP2TD Mempawah Diusut Tuntas

1. Korupsi Tata Niaga Timah – Rp 300 Triliun

Kasus ini menyeret pengusaha Harvey Moeis dan melibatkan berbagai pihak di PT Timah Tbk. Dugaan praktik korupsi dalam tata niaga timah diduga telah berlangsung bertahun-tahun dan merugikan negara hingga Rp 300 triliun.


2. Kasus PT ASDP – Rp 1,27 Triliun

Penyimpangan dalam kerja sama dan akuisisi PT Jembatan Nusantara berpotensi merugikan negara sebesar Rp 1,27 triliun.

3. Suap Hakim PN Surabaya

Tiga hakim PN Surabaya tertangkap menerima suap dalam berbagai perkara yang mereka tangani. Ini semakin menegaskan bahwa sistem peradilan kita pun rentan terhadap praktik korupsi. Hukum di Indonesia masih tajam ke bawah, tumpul ke atas. Para pencuri kecil dihukum berat, sementara para koruptor kakap kerap mendapat perlakuan istimewa.


4. Korupsi Minyak Mentah Pertamina – Rp 193,7 Triliun

Baca Juga :  Kejati Kalbar Tetapkan Enam Tersangka Korupsi Pengadaan Kapal Ferry di Dishub Kapuas Hulu

Kejaksaan Agung mulai mengusut dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan kondensat di Pertamina sejak awal 2025. Kasus ini mencakup periode 2018 – 2023 dan berpotensi menjadi skandal korupsi terbesar dalam sejarah Indonesia, dengan kerugian negara yang ditaksir mencapai Rp 193,7 triliun, sebagaimana diberitakan oleh berbagai media nasional.

Prabowo dan Sikapnya terhadap Korupsi: Antara “Bocor, Bocor, Bocor” dan Kompromi?

Dulu, dalam pelbagai kampanyenya, Prabowo Subianto kerap mengkritik bagaimana Indonesia kehilangan ribuan triliun rupiah akibat kebocoran anggaran. Dia berjanji akan memberantas korupsi dengan tegas. Namun, begitu berkuasa, narasi itu mulai berubah.

Comment