Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Rabu, 30 April 2025 |
KALBARONLINE.com - Kebijakan kontroversial yang diterapkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi soal wajib militer bagi anak-anak bermasalah, mendapat beragam respons dari berbagai pihak, termasuk Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan.
Krisantus dengan tegas menyatakan, bahwa dirinya tidak tertarik mengikuti langkah tersebut untuk memberikan hukuman kepada anak-anak yang bermasalah di wilayah kepemimpinannya.
“Saya ini bukan pemimpin yang ikut-ikutan, saya tidak ingin ikut tren orang lain, kita punya cara tersendiri,” ungkapnya saat ditemui, Selasa (29/04/2025).
Menurutnya, jika meniru kebijakan daerah lain, maka akan muncul kesan bahwa kepemimpinan di Kalbar tidak memiliki gagasan sendiri. Krisantus bilang, bahwa pihaknya memiliki cara tersendiri untuk membina anak muda yang bermasalah.
“Nanti kalau saya ikut-ikut sebelah sana, kami begitu juga, nanti dibilang Pak Norsan dan Krisantus ikut-ikutan. Kita punya gagasan sendiri, punya jurus sendiri, bagaimana membina anak muda,” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikannya, Kalbar saat ini menerapkan pendekatan yang lebih humanis dalam membina generasi muda, salah satunya dengan membuka ruang kreasi dan memperkuat akses terhadap pendidikan formal.
“Kita sekarang pakai pendekatan humanis, kita ingin salurkan anak muda banyak tempat kreasi. Kemudian dunia pendidikan juga telah sediakan ada SMA, SMP, SD, kemudian perguruan tinggi, sekolah dulu lah jangan mikir yang aneh-aneh,” katanya.
Ia juga mengingatkan pentingnya memiliki gagasan sendiri dalam memimpin, dan tidak serta-merta meniru kebijakan dari daerah lain yang belum tentu cocok diterapkan di Kalbar.
“Saya tidak mau latah, orang A kita A, orang B kita B, itu ikut-ikutan, tidak punya gagasan sendiri,” tutup Krisantus. (Lid)
KALBARONLINE.com - Kebijakan kontroversial yang diterapkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi soal wajib militer bagi anak-anak bermasalah, mendapat beragam respons dari berbagai pihak, termasuk Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan.
Krisantus dengan tegas menyatakan, bahwa dirinya tidak tertarik mengikuti langkah tersebut untuk memberikan hukuman kepada anak-anak yang bermasalah di wilayah kepemimpinannya.
“Saya ini bukan pemimpin yang ikut-ikutan, saya tidak ingin ikut tren orang lain, kita punya cara tersendiri,” ungkapnya saat ditemui, Selasa (29/04/2025).
Menurutnya, jika meniru kebijakan daerah lain, maka akan muncul kesan bahwa kepemimpinan di Kalbar tidak memiliki gagasan sendiri. Krisantus bilang, bahwa pihaknya memiliki cara tersendiri untuk membina anak muda yang bermasalah.
“Nanti kalau saya ikut-ikut sebelah sana, kami begitu juga, nanti dibilang Pak Norsan dan Krisantus ikut-ikutan. Kita punya gagasan sendiri, punya jurus sendiri, bagaimana membina anak muda,” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikannya, Kalbar saat ini menerapkan pendekatan yang lebih humanis dalam membina generasi muda, salah satunya dengan membuka ruang kreasi dan memperkuat akses terhadap pendidikan formal.
“Kita sekarang pakai pendekatan humanis, kita ingin salurkan anak muda banyak tempat kreasi. Kemudian dunia pendidikan juga telah sediakan ada SMA, SMP, SD, kemudian perguruan tinggi, sekolah dulu lah jangan mikir yang aneh-aneh,” katanya.
Ia juga mengingatkan pentingnya memiliki gagasan sendiri dalam memimpin, dan tidak serta-merta meniru kebijakan dari daerah lain yang belum tentu cocok diterapkan di Kalbar.
“Saya tidak mau latah, orang A kita A, orang B kita B, itu ikut-ikutan, tidak punya gagasan sendiri,” tutup Krisantus. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini