Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 21 Mei 2025 |
Cerita ini merupakan lanjutan dari bab sebelumnya, di mana rakyat negeri Antah Berantah dibuat harap-harap cemas oleh bisik-bisik dari Balai Janji, tayangan dari Cermin Maya, dan diamnya para penguasa. Kini, tirai mulai sedikit terbuka. Kumpulan Pecinta Ketoprak akhirnya bicara—meski masih dalam gaya mereka, berkata-kata tanpa benar-benar menjawab. Bab ini mencatat suara pertama yang datang dari pusat sandiwara hukum. Tapi apakah suara itu benar-benar jawaban, atau hanya bagian dari pertunjukan yang lebih besar? Bersiaplah, karena janji yang terkunci mulai terdengar berderak.
Setelah malam Jumat keramat dan bisik-bisik yang menyebar lewat Cermin Maya, rakyat negeri antah berantah menunggu dengan gelisah. Siapa yang sebenarnya sedang diburu? Kenapa Balai Janji disatroni? Dan naskah-naskah apa yang dibawa pergi dalam senyap?
TIGA hari setelah peristiwa itu, suara yang ditunggu-tunggu akhirnya terdengar. Bukan lewat pengeras suara, bukan pula dari istana. Tapi lewat pesan tertulis dari Mas Wacana Mahardika, penjaga lidah dari Kumpulan Pecinta Ketoprak—sosok yang dikenal pandai berkata-kata tanpa mengungkapkan terlalu banyak.
“Benar. Para pendekar kami sedang melakukan penggeledahan di sebuah kadipaten di wilayah barat negeri ini,” tulisnya dalam lembar pernyataan.
Ia tak menyebut Kadipaten Lumbung, tak pula menjelaskan naskah apa yang dicari.
“Untuk perkara dan hal-hal lainnya, akan kami sampaikan setelah seluruh rangkaian kegiatan selesai dilaksanakan,” katanya.
Rakyat pun hanya bisa mendesah. Suara itu, meski resmi, tak menyelesaikan rasa penasaran. Di warung bambu, di pasar bisik, dan di lorong-lorong kecil, rakyat terus bertanya:
“Apa yang mereka cari?”
“Air yang tak mengalir? Jalan yang tak sampai?”
“Atau koin emas yang dialirkan lewat proyek-proyek ilusi?”
Satu hal kini pasti, para pendekar Ketoprak benar-benar telah turun tangan. Dan itu artinya, janji yang selama ini disimpan rapat, mulai dibuka selembar demi selembar.
korupsi proyek jalan mempawah, penggeledahan kpk kalbar, dinas pupr mempawah, ria norsan, erry iriansyah, mafia proyek kalbar, kpk sidik mempawah, kisah bersambung kpk kalbar, Ria Norsan Korupsi, BP2TD Mempawah, Erlina Ria Norsan, Korupsi Proyek Jalan Mempawah, Pendekar Ketoprak antah berantah, KPK
Cerita ini merupakan lanjutan dari bab sebelumnya, di mana rakyat negeri Antah Berantah dibuat harap-harap cemas oleh bisik-bisik dari Balai Janji, tayangan dari Cermin Maya, dan diamnya para penguasa. Kini, tirai mulai sedikit terbuka. Kumpulan Pecinta Ketoprak akhirnya bicara—meski masih dalam gaya mereka, berkata-kata tanpa benar-benar menjawab. Bab ini mencatat suara pertama yang datang dari pusat sandiwara hukum. Tapi apakah suara itu benar-benar jawaban, atau hanya bagian dari pertunjukan yang lebih besar? Bersiaplah, karena janji yang terkunci mulai terdengar berderak.
Setelah malam Jumat keramat dan bisik-bisik yang menyebar lewat Cermin Maya, rakyat negeri antah berantah menunggu dengan gelisah. Siapa yang sebenarnya sedang diburu? Kenapa Balai Janji disatroni? Dan naskah-naskah apa yang dibawa pergi dalam senyap?
TIGA hari setelah peristiwa itu, suara yang ditunggu-tunggu akhirnya terdengar. Bukan lewat pengeras suara, bukan pula dari istana. Tapi lewat pesan tertulis dari Mas Wacana Mahardika, penjaga lidah dari Kumpulan Pecinta Ketoprak—sosok yang dikenal pandai berkata-kata tanpa mengungkapkan terlalu banyak.
“Benar. Para pendekar kami sedang melakukan penggeledahan di sebuah kadipaten di wilayah barat negeri ini,” tulisnya dalam lembar pernyataan.
Ia tak menyebut Kadipaten Lumbung, tak pula menjelaskan naskah apa yang dicari.
“Untuk perkara dan hal-hal lainnya, akan kami sampaikan setelah seluruh rangkaian kegiatan selesai dilaksanakan,” katanya.
Rakyat pun hanya bisa mendesah. Suara itu, meski resmi, tak menyelesaikan rasa penasaran. Di warung bambu, di pasar bisik, dan di lorong-lorong kecil, rakyat terus bertanya:
“Apa yang mereka cari?”
“Air yang tak mengalir? Jalan yang tak sampai?”
“Atau koin emas yang dialirkan lewat proyek-proyek ilusi?”
Satu hal kini pasti, para pendekar Ketoprak benar-benar telah turun tangan. Dan itu artinya, janji yang selama ini disimpan rapat, mulai dibuka selembar demi selembar.
korupsi proyek jalan mempawah, penggeledahan kpk kalbar, dinas pupr mempawah, ria norsan, erry iriansyah, mafia proyek kalbar, kpk sidik mempawah, kisah bersambung kpk kalbar, Ria Norsan Korupsi, BP2TD Mempawah, Erlina Ria Norsan, Korupsi Proyek Jalan Mempawah, Pendekar Ketoprak antah berantah, KPK
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini