KALBARONLINE.com – Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Tanjungpura Pontianak, Sutarmidji, memberikan pidato pada acara puncak Reuni Akbar Fakultas Hukum Untan Pontianak Tahun 2025 di Qubu Resort Pontianak, Sabtu (31/05/2025).
Dalam kesempatan itu, Sutarmidji menekankan pentingnya integritas bagi seluruh alumni Fakultas Hukum.
“Saya berpesan kepada seluruh alumni Fakultas Hukum Untan, semua angkatan, kita boleh dan bisa kehilangan apapun yang ada pada diri kita, tapi ada satu hal yang tak boleh hilang, tak boleh digadaikan hingga akhir hayat, yaitu integritas,” katanya.
Menurut Sutarmidji, integritas merupakan dasar penting bagi seluruh pembelajaran yang telah dilalui oleh para mahasiswa hukum. Integritas merupakan jantung bagi kepercayaan publik terhadap hukum dan aparat penegaknya.
“(Sehingga mampu) meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum, baik institusi maupun personal APH. Pahami semua aspek hukum dalam suatu kasus, dan letakkan kedudukan kasus atas dasar hukum, bukan dipaksakan karena ada intervensi politik atau sejenisnya,” kata dia.
Lebih lanjut Sutarmidji menyatakan, bahwa kejujuran—yang notabene merupakan salah satu bagian dari integritas itu sendiri—haruslah dikedepankan. Jika semua kasus diletakan pada aturan yang berlaku, maka tidak akan terjadi tebang pilih. Pada gilirannya, hal ini juga akan mengikis prasangka di masyarakat, kalau “hukum tajam ke bawah tapi tumpul ke atas”.
“Kita sangat berharap, masih ada pengajar hukum yang tetap idealis dengan integritas baik, yang bisa melahirkan para sarjana hukum yang berintegritas, mumpuni dan bisa dan berani serta mau menyuarakan bila ada pembelokan suatu aturan hukum untuk kepentingan pribadi, keluarga maupun politik,” ujarnya.
Sebagai mantan dosen Fakultas Hukum Untan, Sutarmidji juga berpesan kepada para mahasiswa untuk tetap kritis jika melihat adanya ketidakadilan hukum yang dilakukan oleh aparat-aparatnya. Menurutnya, negara ini sangat tergantung pada kepercayaan masyarakatnya terhadap hukum.
“Ketika suatu kasus itu melibatkan banyak kepentingan, dan dalam kondisi seperti ini maka suatu negara akan bisa tinggal nama. Coba baca kembali sejarah runtuhnya Uni Soviet, Yugoslavia, beberapa negara Arab dan ada juga negara yang tatanan hukumnya sudah hancur, hukum dijadikan alat meraih keinginan secara tidak benar, maka bisa lahir tatanan baru seperti Iran, Irak dan lain-lain,” terangnya.
Terakhir, Sutarmidji kembali berpesan kepada para alumni untuk terus mencintai negara ini dengan cara menjaga hukum dari potensi penyelewengan.
“Kita cinta pada negara yang multi etnis, agama, sosial, tapi diikat dalam bingkai dasar negara Pancasila. Selamat Hari Lahir Pancasila. Semoga hukum tetap tegak guna membawa Indonesia sejahtera,” ujarnya. (Jau)
Comment