Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 12 September 2020 |
KalbarOnline.com – Wakil Ketua Pelaksana II Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono mengatakan aparat bakal melibatkan preman pasar atau jeger untuk mengawasi disiplin warga dalam menerapkan protokol kesehatan, termasuk penggunaan masker.
Jenderal Eddy mengatakan, pelibatan preman pasar untuk menggiatkan pencegahan munculnya klaster pasar di tengah pandemi virus corona. “Di situ kan ada jeger-jegernya di pasar, kita jadikan penegak disiplin, tapi tetap diarahkan oleh TNI-Polri dengan cara-cara humanis,” kata Gatot di Polda Metro Jaya, kemarin.
Pria yang juga menjabat sebagai wakapolri ini menuturkan Operasi Yustisi mulai digelar untuk meningkatkan disiplin masyarakat menerapkan protokol kesehatan. Operasi Yustisi ini, kata Gatot, melibatkan jajaran dari Polri, TNI, Satpol PP hingga Kejaksaan.
Selain itu, Gatot mengatakan pihaknya juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memetakan klaster yang tergolong rawan penyebaran virus corona, seperti di pasar, perkantoran, maupun permukiman.
“Tujuannya adalah untuk meminimalisir penularan di klaster-klaster tersebut. Jadi mungkin jangan kaget kalau ada polisi, ada TNI, ada Satpol PP, tujuan kita bukan untuk tujuan represif, tujuan kita untuk menyelamatkan,” tutur Gatot, dilansir dari CNNIndonesia.
Dia menyampaikan pada hari ini pihak TNI, Polri bersama Satgas Covid-19 hingga KPU membagikan 34 juta masker ke seluruh wilayah Indonesia. Pembagian masker itu dalam rangka kampanye jaga jarak untuk menghindari kerumunan dalam rangka Operasi Yustisi dan Pilkada 2020 aman dan sehat. “Total masker secara simbolik seluruh Indonesia ada 34 juta lebih buah masker akan dibagikan secara serentak hari ini dan besok,” ucap Gatot.
Terkait hal itu, Politisi Partai Demokrat Benny K Harman mengkritik wacana Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono merekrut preman pasar untuk mengontrol warga dalam menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
Benny merasa heran terhadap langkah yang akan ditempuh kepolisian tersebut. Ia mempertanyakan keberadaan anggota polisi sehingga harus merekrut preman. Selain itu, ia penasaran soal preman yang akan mengenakan perlengkapan polisi, seperti senjata. ‘Wakapolri akan Rekrut Preman untuk Awasi Warga, Ada Apa?’.
“Apa bener nih, lalu anggota polisi kita pada ke mana? Apakah para preman yang direkrut nanti akan dipersenjatai? Apa sebenarnya yang sedang terjadi di negara tercinta kita ini? Rakyat monitor!,” tulis Benny di akun Twitter @BennyHarmanID. [ind]
KalbarOnline.com – Wakil Ketua Pelaksana II Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono mengatakan aparat bakal melibatkan preman pasar atau jeger untuk mengawasi disiplin warga dalam menerapkan protokol kesehatan, termasuk penggunaan masker.
Jenderal Eddy mengatakan, pelibatan preman pasar untuk menggiatkan pencegahan munculnya klaster pasar di tengah pandemi virus corona. “Di situ kan ada jeger-jegernya di pasar, kita jadikan penegak disiplin, tapi tetap diarahkan oleh TNI-Polri dengan cara-cara humanis,” kata Gatot di Polda Metro Jaya, kemarin.
Pria yang juga menjabat sebagai wakapolri ini menuturkan Operasi Yustisi mulai digelar untuk meningkatkan disiplin masyarakat menerapkan protokol kesehatan. Operasi Yustisi ini, kata Gatot, melibatkan jajaran dari Polri, TNI, Satpol PP hingga Kejaksaan.
Selain itu, Gatot mengatakan pihaknya juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memetakan klaster yang tergolong rawan penyebaran virus corona, seperti di pasar, perkantoran, maupun permukiman.
“Tujuannya adalah untuk meminimalisir penularan di klaster-klaster tersebut. Jadi mungkin jangan kaget kalau ada polisi, ada TNI, ada Satpol PP, tujuan kita bukan untuk tujuan represif, tujuan kita untuk menyelamatkan,” tutur Gatot, dilansir dari CNNIndonesia.
Dia menyampaikan pada hari ini pihak TNI, Polri bersama Satgas Covid-19 hingga KPU membagikan 34 juta masker ke seluruh wilayah Indonesia. Pembagian masker itu dalam rangka kampanye jaga jarak untuk menghindari kerumunan dalam rangka Operasi Yustisi dan Pilkada 2020 aman dan sehat. “Total masker secara simbolik seluruh Indonesia ada 34 juta lebih buah masker akan dibagikan secara serentak hari ini dan besok,” ucap Gatot.
Terkait hal itu, Politisi Partai Demokrat Benny K Harman mengkritik wacana Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono merekrut preman pasar untuk mengontrol warga dalam menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
Benny merasa heran terhadap langkah yang akan ditempuh kepolisian tersebut. Ia mempertanyakan keberadaan anggota polisi sehingga harus merekrut preman. Selain itu, ia penasaran soal preman yang akan mengenakan perlengkapan polisi, seperti senjata. ‘Wakapolri akan Rekrut Preman untuk Awasi Warga, Ada Apa?’.
“Apa bener nih, lalu anggota polisi kita pada ke mana? Apakah para preman yang direkrut nanti akan dipersenjatai? Apa sebenarnya yang sedang terjadi di negara tercinta kita ini? Rakyat monitor!,” tulis Benny di akun Twitter @BennyHarmanID. [ind]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini