Pontianak    

Tak Perlu Lagi ke Jawa, Penanganan Stroke Kini Bisa Dilakukan di RSUD Soedarso

Oleh : Jauhari Fatria
Jumat, 18 Juli 2025
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KALBARONLINE.com – Kabar baik buat masyarakat Kalimantan Barat. Kini, penanganan stroke tak perlu lagi harus dirujuk ke luar daerah, apalagi sampai ke Pulau Jawa. RSUD Soedarso Pontianak memastikan layanan stroke mereka sudah naik kelas dan kini berada di level utama.

Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur RSUD Soedarso, Hary Agung Tjahyadi, saat menggelar sosialisasi pelayanan stroke di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Kalbar itu, Kamis (17/7/2025).

“Dalam tiga tahun terakhir, kami sudah mengembangkan lima layanan prioritas nasional: kanker, jantung, stroke, uronefrologi, serta kesehatan ibu dan anak. Khusus stroke, tahun ini kami sudah di level layanan utama,” ungkap Hary.

Ia menjelaskan, status tersebut diberikan karena RSUD Soedarso telah memenuhi persyaratan dari Kementerian Kesehatan, termasuk kesiapan infrastruktur dan tenaga medis.

“Kami siap melakukan tindakan trombosis, intervensi vaskular non-bedah, hingga intervensi vaskular bedah. Tenaga medis kami pun sudah lengkap, termasuk dokter yang telah mengikuti fellowship dari Kemenkes,” jelasnya.

Dengan fasilitas dan SDM yang sudah memenuhi standar nasional, RSUD Soedarso kini jadi andalan bagi penanganan pasien stroke di Kalbar. Artinya, pasien tak perlu lagi dirujuk ke rumah sakit besar di Pulau Jawa.

“Prosedur stroke yang dulu belum bisa kami tangani, sekarang sudah bisa. Ini bentuk peningkatan kualitas layanan kami,” lanjut Hary.

Hary juga menekankan pentingnya penanganan cepat terhadap stroke karena ada periode emas atau golden period yang sangat menentukan hasil perawatan.

Kasus Stroke Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada

Data RSUD Soedarso menunjukkan, sepanjang tahun 2024 terdapat 574 kasus stroke di IGD dan 427 pasien yang dirawat inap. Sementara hingga pertengahan 2025, jumlah kasus stroke yang ditangani meningkat menjadi 260 di IGD dan 332 rawat inap, naik ke posisi 5 besar penyakit terbanyak.

“Stroke non-perdarahan saat ini termasuk dalam 10 besar penyakit terbanyak yang ditangani. Artinya, masyarakat harus semakin waspada dan sadar akan pentingnya deteksi dini dan pencegahan,” pesan Hary.

Ia menutup dengan ajakan agar masyarakat lebih peduli pada gejala awal stroke dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami tanda-tandanya. (Lid)

Artikel Selanjutnya
Ketum Persatuan Orang Melayu Tegaskan Tak Boleh Ada Lagi Penolakan Rumah Ibadah di Kalbar
Jumat, 18 Juli 2025
Artikel Sebelumnya
Belum Ada SMA Negeri di Tanjung Raya 1, Disdikbud Kalbar: Kami Masih Terkendala Lahan
Jumat, 18 Juli 2025

Berita terkait