Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 29 Juli 2025 |
KALBARONLINE.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mulai merealisasikan program Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif pendidikan alternatif yang menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Di Kota Pontianak, langkah awal program ini diawali dengan kunjungan langsung ke rumah calon peserta didik oleh Gubernur Kalbar, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, jajaran Dinas Sosial, dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Dua anak yang menjadi penerima program tersebut adalah Maula Raifa (7 tahun, jenjang SD) dan Winsen Halim (14 tahun, jenjang SMP), anak dari pasangan Davidi dan Julia Margareta yang tinggal di Gang Pajajaran V, Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat.
“Pagi ini saya meninjau langsung kondisi keluarga di sini. Anaknya akan kita bantu untuk kembali bersekolah melalui Sekolah Rakyat. Intinya, tidak boleh ada lagi anak yang putus sekolah di kota ini,” ujar Wali Kota Pontianak, Edi Kamtono, usai berdialog dengan keluarga tersebut, Selasa (29/7/2025).
Tak hanya soal pendidikan, Edi juga menyoroti kondisi rumah keluarga Davidi yang dinilai tidak layak huni. Ia memastikan Pemkot Pontianak akan segera membedah rumah tersebut, termasuk membenahi fasilitas dasar seperti WC dan sanitasi yang kondisinya cukup memprihatinkan.
“Rumahnya juga akan kita bedah. Harapan saya, ke depan tidak ada lagi rumah tidak layak huni di Pontianak,” tegas Edi.
Sebagai bagian dari strategi pengentasan kemiskinan, pemerintah juga akan memberikan pelatihan keterampilan kepada orang tua agar bisa lebih produktif dalam menopang ekonomi keluarga.
Edi juga menyebutkan, sejauh ini ada 12 anak di Kota Pontianak yang telah terdata dan memenuhi syarat untuk mengikuti program Sekolah Rakyat. Ia mendorong seluruh elemen masyarakat, termasuk RT, RW, dan kelurahan, untuk lebih aktif mendata anak-anak yang tidak bisa melanjutkan pendidikan.
“Kalau ada warga yang membutuhkan bantuan, tolong sampaikan ke pemerintah supaya cepat ditangani,” ucapnya.
Masuk Kategori Miskin Ekstrem, Keluarga Akan Dibantu Komprehensif
Kepala Dinas Sosial Kota Pontianak, Trisnawati, menyebutkan bahwa Maula dan Winsen masuk kategori miskin ekstrem berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) desil 1 dan 2. Namun menurutnya, verifikasi lapangan juga menjadi faktor penting, terutama jika ada warga yang belum terdata secara administratif tapi hidup dalam kondisi yang memprihatinkan.
“Kalau ditemukan warga dengan situasi sangat memprihatinkan, meski belum masuk desil 1 atau 2, akan tetap diverifikasi agar bisa ikut program ini,” jelasnya.
Trisnawati juga menyoroti kondisi ekonomi keluarga Davidi. Saat ini, sang kepala keluarga sedang mengalami stroke ringan yang membatasi geraknya. Meski demikian, Davidi memiliki keahlian memperbaiki alat elektronik rumah tangga, seperti kipas angin dan kompor.
“Kami akan koordinasikan dengan Dinas Kesehatan supaya Pak Davidi bisa dapat layanan rehabilitasi dan fisioterapi, di samping pengobatan rutinnya,” pungkasnya. (Jau)
KALBARONLINE.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mulai merealisasikan program Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif pendidikan alternatif yang menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Di Kota Pontianak, langkah awal program ini diawali dengan kunjungan langsung ke rumah calon peserta didik oleh Gubernur Kalbar, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, jajaran Dinas Sosial, dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Dua anak yang menjadi penerima program tersebut adalah Maula Raifa (7 tahun, jenjang SD) dan Winsen Halim (14 tahun, jenjang SMP), anak dari pasangan Davidi dan Julia Margareta yang tinggal di Gang Pajajaran V, Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat.
“Pagi ini saya meninjau langsung kondisi keluarga di sini. Anaknya akan kita bantu untuk kembali bersekolah melalui Sekolah Rakyat. Intinya, tidak boleh ada lagi anak yang putus sekolah di kota ini,” ujar Wali Kota Pontianak, Edi Kamtono, usai berdialog dengan keluarga tersebut, Selasa (29/7/2025).
Tak hanya soal pendidikan, Edi juga menyoroti kondisi rumah keluarga Davidi yang dinilai tidak layak huni. Ia memastikan Pemkot Pontianak akan segera membedah rumah tersebut, termasuk membenahi fasilitas dasar seperti WC dan sanitasi yang kondisinya cukup memprihatinkan.
“Rumahnya juga akan kita bedah. Harapan saya, ke depan tidak ada lagi rumah tidak layak huni di Pontianak,” tegas Edi.
Sebagai bagian dari strategi pengentasan kemiskinan, pemerintah juga akan memberikan pelatihan keterampilan kepada orang tua agar bisa lebih produktif dalam menopang ekonomi keluarga.
Edi juga menyebutkan, sejauh ini ada 12 anak di Kota Pontianak yang telah terdata dan memenuhi syarat untuk mengikuti program Sekolah Rakyat. Ia mendorong seluruh elemen masyarakat, termasuk RT, RW, dan kelurahan, untuk lebih aktif mendata anak-anak yang tidak bisa melanjutkan pendidikan.
“Kalau ada warga yang membutuhkan bantuan, tolong sampaikan ke pemerintah supaya cepat ditangani,” ucapnya.
Masuk Kategori Miskin Ekstrem, Keluarga Akan Dibantu Komprehensif
Kepala Dinas Sosial Kota Pontianak, Trisnawati, menyebutkan bahwa Maula dan Winsen masuk kategori miskin ekstrem berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) desil 1 dan 2. Namun menurutnya, verifikasi lapangan juga menjadi faktor penting, terutama jika ada warga yang belum terdata secara administratif tapi hidup dalam kondisi yang memprihatinkan.
“Kalau ditemukan warga dengan situasi sangat memprihatinkan, meski belum masuk desil 1 atau 2, akan tetap diverifikasi agar bisa ikut program ini,” jelasnya.
Trisnawati juga menyoroti kondisi ekonomi keluarga Davidi. Saat ini, sang kepala keluarga sedang mengalami stroke ringan yang membatasi geraknya. Meski demikian, Davidi memiliki keahlian memperbaiki alat elektronik rumah tangga, seperti kipas angin dan kompor.
“Kami akan koordinasikan dengan Dinas Kesehatan supaya Pak Davidi bisa dapat layanan rehabilitasi dan fisioterapi, di samping pengobatan rutinnya,” pungkasnya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini