Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 05 Agustus 2025 |
KALBARONLINE.com – Stunting masih jadi salah satu tantangan besar dalam dunia kesehatan anak. Gangguan tumbuh kembang yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun ini, nyatanya masih sering luput dari perhatian banyak orang tua.
Hal itu disampaikan oleh Daryati, SKM, saat memberikan edukasi langsung kepada pasien dan pengunjung di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Selasa (5/8/2025).
Ia menekankan bahwa pemantauan tumbuh kembang anak itu penting dilakukan sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun, bahkan sebaiknya berlanjut hingga anak berusia lima tahun.
“Sayangnya, banyak orang tua yang berhenti membawa anak ke Posyandu setelah imunisasi lengkap. Padahal, pemantauan pertumbuhan tetap penting dilakukan,” kata Daryati.
Menurutnya, penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan secara rutin sangat krusial untuk melihat apakah pertumbuhan anak sesuai usianya.
“Kalau berat badan dan panjang badan tidak naik sesuai tahapan umur, itu bisa jadi tanda awal masalah kesehatan. Makin cepat dideteksi, makin besar peluang anak untuk mengejar ketertinggalannya dan terhindar dari stunting,” jelasnya.
Risiko Jangka Panjang Stunting
Daryati mengingatkan bahwa stunting bukan hanya soal fisik anak yang pendek. Ada risiko jangka panjang yang serius, mulai dari penurunan kemampuan kognitif, tubuh yang mudah sakit, hingga risiko tinggi penyakit metabolik seperti jantung dan gangguan pembuluh darah.
Bahkan, kemampuan anak untuk fokus dan belajar di sekolah juga bisa terganggu.
“Kalau sudah stunting, dampaknya bisa terbawa hingga dewasa. Karena itu, pencegahan sejak dini sangat penting,” ujarnya.
Tips Cegah Stunting dari Daryati
Daryati menekankan bahwa pencegahan stunting harus dimulai sedini mungkin, bahkan sejak masa kehamilan. Ia menyarankan agar ibu hamil memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi, karena gizi yang cukup akan sangat menentukan perkembangan janin. Setelah bayi lahir, pemberian ASI eksklusif hingga usia enam bulan menjadi langkah penting untuk menunjang tumbuh kembang optimal.
Tak hanya itu, Daryati juga mengingatkan pentingnya rutin memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan, agar kondisi ibu dan bayi terus terpantau. Kebersihan lingkungan juga jadi faktor pendukung yang nggak kalah penting, karena bisa mencegah anak dari paparan penyakit yang berisiko menghambat pertumbuhan. Dan terakhir, ia menyarankan agar ibu hamil tetap aktif berolahraga secara teratur, tentu saja dengan aktivitas yang aman dan sesuai anjuran tenaga kesehatan, guna membantu kelancaran kehamilan sekaligus meningkatkan kebugaran.
“Jangan nunggu anak sakit dulu baru dibawa ke layanan kesehatan. Pemantauan rutin itu penting,” tegasnya.
Ajak Orang Tua Sukseskan Bulan Timbang
Menutup edukasinya, Daryati mengajak seluruh masyarakat, terutama para orang tua, untuk ikut menyukseskan Bulan Penimbangan Balita dengan membawa anak-anak ke Posyandu.
“Mari kita sukseskan Bulan Timbang Balita. Ayo bawa anak-anak ke Posyandu. Bareng-bareng kita wujudkan generasi Indonesia yang bebas stunting, sehat, cerdas, dan unggul,” pungkasnya. (Jau)
KALBARONLINE.com – Stunting masih jadi salah satu tantangan besar dalam dunia kesehatan anak. Gangguan tumbuh kembang yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun ini, nyatanya masih sering luput dari perhatian banyak orang tua.
Hal itu disampaikan oleh Daryati, SKM, saat memberikan edukasi langsung kepada pasien dan pengunjung di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Selasa (5/8/2025).
Ia menekankan bahwa pemantauan tumbuh kembang anak itu penting dilakukan sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun, bahkan sebaiknya berlanjut hingga anak berusia lima tahun.
“Sayangnya, banyak orang tua yang berhenti membawa anak ke Posyandu setelah imunisasi lengkap. Padahal, pemantauan pertumbuhan tetap penting dilakukan,” kata Daryati.
Menurutnya, penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan secara rutin sangat krusial untuk melihat apakah pertumbuhan anak sesuai usianya.
“Kalau berat badan dan panjang badan tidak naik sesuai tahapan umur, itu bisa jadi tanda awal masalah kesehatan. Makin cepat dideteksi, makin besar peluang anak untuk mengejar ketertinggalannya dan terhindar dari stunting,” jelasnya.
Risiko Jangka Panjang Stunting
Daryati mengingatkan bahwa stunting bukan hanya soal fisik anak yang pendek. Ada risiko jangka panjang yang serius, mulai dari penurunan kemampuan kognitif, tubuh yang mudah sakit, hingga risiko tinggi penyakit metabolik seperti jantung dan gangguan pembuluh darah.
Bahkan, kemampuan anak untuk fokus dan belajar di sekolah juga bisa terganggu.
“Kalau sudah stunting, dampaknya bisa terbawa hingga dewasa. Karena itu, pencegahan sejak dini sangat penting,” ujarnya.
Tips Cegah Stunting dari Daryati
Daryati menekankan bahwa pencegahan stunting harus dimulai sedini mungkin, bahkan sejak masa kehamilan. Ia menyarankan agar ibu hamil memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi, karena gizi yang cukup akan sangat menentukan perkembangan janin. Setelah bayi lahir, pemberian ASI eksklusif hingga usia enam bulan menjadi langkah penting untuk menunjang tumbuh kembang optimal.
Tak hanya itu, Daryati juga mengingatkan pentingnya rutin memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan, agar kondisi ibu dan bayi terus terpantau. Kebersihan lingkungan juga jadi faktor pendukung yang nggak kalah penting, karena bisa mencegah anak dari paparan penyakit yang berisiko menghambat pertumbuhan. Dan terakhir, ia menyarankan agar ibu hamil tetap aktif berolahraga secara teratur, tentu saja dengan aktivitas yang aman dan sesuai anjuran tenaga kesehatan, guna membantu kelancaran kehamilan sekaligus meningkatkan kebugaran.
“Jangan nunggu anak sakit dulu baru dibawa ke layanan kesehatan. Pemantauan rutin itu penting,” tegasnya.
Ajak Orang Tua Sukseskan Bulan Timbang
Menutup edukasinya, Daryati mengajak seluruh masyarakat, terutama para orang tua, untuk ikut menyukseskan Bulan Penimbangan Balita dengan membawa anak-anak ke Posyandu.
“Mari kita sukseskan Bulan Timbang Balita. Ayo bawa anak-anak ke Posyandu. Bareng-bareng kita wujudkan generasi Indonesia yang bebas stunting, sehat, cerdas, dan unggul,” pungkasnya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini