Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Rabu, 10 September 2025 |
KALBARONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak berencana mengubah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Batu Layang menjadi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) berskala industri yang modern dan berkelanjutan.
Konsep ini meniru keberhasilan TPST Edelweis yang berlokasi di Jalan Purnama Dalam.
Hal itu diungkapkan langsung Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak, Usmulyono, saat memperkenalkan sistem pengelolaan sampah terpadu yang dijalankan TPST Edelweis kepada awak media.
Ia mengatakan, TPST Edelweis telah membuktikan bahwa sampah bukan lagi sebatas masalah pembuangan, melainkan bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Berdasarkan data, jumlah sampah di Kota Pontianak mencapai 411 ton perhari. Artinya jika dirata-ratakan, setiap warga Pontianak menyumbang 6 ons sampah perhari.
Selain itu juga, langkah tersebut juga diharapkan dapat mengurangi beban TPA, mengoptimalkan pemanfaatan sampah, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru berbasis ekonomi sirkular.
“Inilah alasan kami menjadikan TPST Edelweis sebagai prototipe alih fungsi TPA Batu Layang. Melalui program Local Service Delivery Improvement Project (LSD), kami ingin Batu Layang bertransformasi menjadi TPST modern yang tidak hanya menjaga lingkungan tetap bersih, tapi juga membuka peluang ekonomi baru,” ujarnya.
TPST Edelweis dinilai berhasil mengintegrasikan prinsip reduce, reuse, recycle (3R) dalam pengelolaan sampah. Di tempat ini, sampah dipilah sejak awal, kemudian diolah sesuai jenisnya.
Sampah organik diubah menjadi kompos, biogas, hingga kasgot (pupuk padat dari sisa pakan maggot), sementara sampah anorganik seperti plastik kresek, karung, dan styrofoam didaur ulang menjadi bahan bakar minyak setara bensin, solar, hingga minyak tanah.
Dalam kesempatan tersebut, para jurnalis diajak melihat langsung seluruh proses pengelolaan sampah, mulai dari area pemilahan, pengolahan kompos, hingga produksi bahan bakar dari daur ulang plastik.
Pengelola TPST Edelweis, Wawan Setiawan menekankan, bahwa keberhasilan pengelolaan sampah terpadu tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan masyarakat.
“Memilah sampah dari sumber adalah kunci utama. Dengan adanya dukungan media, informasi ini bisa lebih luas tersampaikan sehingga masyarakat semakin paham dan terdorong untuk ikut serta,” jelasnya. (Lid)
KALBARONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak berencana mengubah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Batu Layang menjadi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) berskala industri yang modern dan berkelanjutan.
Konsep ini meniru keberhasilan TPST Edelweis yang berlokasi di Jalan Purnama Dalam.
Hal itu diungkapkan langsung Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak, Usmulyono, saat memperkenalkan sistem pengelolaan sampah terpadu yang dijalankan TPST Edelweis kepada awak media.
Ia mengatakan, TPST Edelweis telah membuktikan bahwa sampah bukan lagi sebatas masalah pembuangan, melainkan bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Berdasarkan data, jumlah sampah di Kota Pontianak mencapai 411 ton perhari. Artinya jika dirata-ratakan, setiap warga Pontianak menyumbang 6 ons sampah perhari.
Selain itu juga, langkah tersebut juga diharapkan dapat mengurangi beban TPA, mengoptimalkan pemanfaatan sampah, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru berbasis ekonomi sirkular.
“Inilah alasan kami menjadikan TPST Edelweis sebagai prototipe alih fungsi TPA Batu Layang. Melalui program Local Service Delivery Improvement Project (LSD), kami ingin Batu Layang bertransformasi menjadi TPST modern yang tidak hanya menjaga lingkungan tetap bersih, tapi juga membuka peluang ekonomi baru,” ujarnya.
TPST Edelweis dinilai berhasil mengintegrasikan prinsip reduce, reuse, recycle (3R) dalam pengelolaan sampah. Di tempat ini, sampah dipilah sejak awal, kemudian diolah sesuai jenisnya.
Sampah organik diubah menjadi kompos, biogas, hingga kasgot (pupuk padat dari sisa pakan maggot), sementara sampah anorganik seperti plastik kresek, karung, dan styrofoam didaur ulang menjadi bahan bakar minyak setara bensin, solar, hingga minyak tanah.
Dalam kesempatan tersebut, para jurnalis diajak melihat langsung seluruh proses pengelolaan sampah, mulai dari area pemilahan, pengolahan kompos, hingga produksi bahan bakar dari daur ulang plastik.
Pengelola TPST Edelweis, Wawan Setiawan menekankan, bahwa keberhasilan pengelolaan sampah terpadu tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan masyarakat.
“Memilah sampah dari sumber adalah kunci utama. Dengan adanya dukungan media, informasi ini bisa lebih luas tersampaikan sehingga masyarakat semakin paham dan terdorong untuk ikut serta,” jelasnya. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini