Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Rabu, 10 September 2025 |
KALBARONLINE.com – Ironi terjadi di Kalimantan Barat. Pada Jumat (29/08/2025), ketika ribuan warga berpanas-panasan turun ke jalan menuntut keadilan dan kesejahteraan, sejumlah pejabat Pemprov Kalbar justru terlihat asyik menonton bareng (nobar) di Bioskop XXI Ayani Mega Mall, Pontianak.
Dalam foto yang beredar, tampak Kepala Inspektorat Provinsi Kalbar, Marlyna Almuthahar, Kepala Bappeda Provinsi Kalbar, Mahmudah, serta Asisten Administrasi dan Umum Setda Kalbar, Alfian, duduk santai menikmati film Langkah Kedua yang dibalut dengan peluncuran jingle Gema Emas 2045.
Kontras ini langsung menyulut kritik publik. Di luar bioskop, massa aksi bahkan membakar pos polisi sebagai bentuk kekecewaan atas lambannya respons pemerintah. Sementara itu, para pejabat terkesan abai dan tak menunjukkan empati.
Kritik semakin keras lantaran Gubernur Kalbar, Ria Norsan, dan Ketua DPRD Kalbar, Aloysius, juga tidak hadir di lokasi unjuk rasa. Absennya dua pucuk pimpinan daerah menimbulkan tanda tanya besar soal keseriusan pemerintah dalam mendengar suara rakyat.
[caption id="attachment_221698" align="aligncenter" width="700"]
Beredar potret sejumlah Anggota DPRD Kalbar tampak tengah asyik ngopi di Warung Kopi Aming di Jakarta di tengah masyarakat Kalbar melakukan aksi demonstrasi (Foto: istimewa)[/caption]
Kepada wartawan, Aloysius berdalih tengah berada di Jakarta untuk agenda penting dan menyampaikan permohonan maaf. Namun, alasan itu tak meredam sorotan publik yang menilai pejabat seolah menutup mata terhadap keresahan masyarakat.
Suara Mahasiswa
Sekjen Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Pengemban Amanat Rakyat (Solmadapar), Sulthan Daulad Akbar menyesalkan sikap DPRD Kalbar. Menurutnya, terutama Ketua DPRD Aloysius, gagal menunjukkan kepekaan terhadap aspirasi rakyat.
“Pak Aloysius tidak menyambut dan menemui kami para massa demonstran. Mereka malah ngopi di Jakarta bersama anggota DPRD Kalbar lainnya,” ujar Sulthan, Selasa (09/09/2025).
Ia mengaku heran, mengapa sejak 27 - 30 Agustus 2025, tidak ada satu pun pimpinan DPRD menemui massa aksi. “Sikap mereka inilah yang menyebabkan terjadinya chaos antara massa aksi dengan aparat,” tegasnya.
Sulthan juga menyinggung beredarnya foto para anggota DPRD yang diduga sedang ngopi-ngopi di Jakarta, sementara aksi di Pontianak terus memanas.
“Entah apa yang mereka bincangkan di meja perkopian itu. Kami rakyat di sini tidak dipedulikan. Lantas apa gunanya DPRD Kalbar kalau suara masyarakat saja tidak sanggup mereka dengar?” sindirnya.
Bentrokan Pecah, Baru Pimpinan Turun
Sulthan menambahkan, baru pada 1 September 2025, setelah bentrokan pecah dan memakan korban luka, Ketua DPRD dan Gubernur Kalbar akhirnya menemui massa.
“Kenapa harus tunggu ada korban dulu baru turun? Kalau dari awal menemui massa, chaos itu tidak akan terjadi,” ucapnya.
Lebih miris lagi, kata Sulthan, di hari ketiga aksi pada 29 Agustus, saat mahasiswa dan masyarakat masih bertahan di jalanan, sejumlah pejabat Pemprov justru sibuk menonton bioskop.
“Ini menunjukkan pejabat kita sangat nir empati. Masyarakat menyuarakan tuntutan, mereka malah menghibur diri,” pungkasnya. (Tim)
KALBARONLINE.com – Ironi terjadi di Kalimantan Barat. Pada Jumat (29/08/2025), ketika ribuan warga berpanas-panasan turun ke jalan menuntut keadilan dan kesejahteraan, sejumlah pejabat Pemprov Kalbar justru terlihat asyik menonton bareng (nobar) di Bioskop XXI Ayani Mega Mall, Pontianak.
Dalam foto yang beredar, tampak Kepala Inspektorat Provinsi Kalbar, Marlyna Almuthahar, Kepala Bappeda Provinsi Kalbar, Mahmudah, serta Asisten Administrasi dan Umum Setda Kalbar, Alfian, duduk santai menikmati film Langkah Kedua yang dibalut dengan peluncuran jingle Gema Emas 2045.
Kontras ini langsung menyulut kritik publik. Di luar bioskop, massa aksi bahkan membakar pos polisi sebagai bentuk kekecewaan atas lambannya respons pemerintah. Sementara itu, para pejabat terkesan abai dan tak menunjukkan empati.
Kritik semakin keras lantaran Gubernur Kalbar, Ria Norsan, dan Ketua DPRD Kalbar, Aloysius, juga tidak hadir di lokasi unjuk rasa. Absennya dua pucuk pimpinan daerah menimbulkan tanda tanya besar soal keseriusan pemerintah dalam mendengar suara rakyat.
[caption id="attachment_221698" align="aligncenter" width="700"]
Beredar potret sejumlah Anggota DPRD Kalbar tampak tengah asyik ngopi di Warung Kopi Aming di Jakarta di tengah masyarakat Kalbar melakukan aksi demonstrasi (Foto: istimewa)[/caption]
Kepada wartawan, Aloysius berdalih tengah berada di Jakarta untuk agenda penting dan menyampaikan permohonan maaf. Namun, alasan itu tak meredam sorotan publik yang menilai pejabat seolah menutup mata terhadap keresahan masyarakat.
Suara Mahasiswa
Sekjen Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Pengemban Amanat Rakyat (Solmadapar), Sulthan Daulad Akbar menyesalkan sikap DPRD Kalbar. Menurutnya, terutama Ketua DPRD Aloysius, gagal menunjukkan kepekaan terhadap aspirasi rakyat.
“Pak Aloysius tidak menyambut dan menemui kami para massa demonstran. Mereka malah ngopi di Jakarta bersama anggota DPRD Kalbar lainnya,” ujar Sulthan, Selasa (09/09/2025).
Ia mengaku heran, mengapa sejak 27 - 30 Agustus 2025, tidak ada satu pun pimpinan DPRD menemui massa aksi. “Sikap mereka inilah yang menyebabkan terjadinya chaos antara massa aksi dengan aparat,” tegasnya.
Sulthan juga menyinggung beredarnya foto para anggota DPRD yang diduga sedang ngopi-ngopi di Jakarta, sementara aksi di Pontianak terus memanas.
“Entah apa yang mereka bincangkan di meja perkopian itu. Kami rakyat di sini tidak dipedulikan. Lantas apa gunanya DPRD Kalbar kalau suara masyarakat saja tidak sanggup mereka dengar?” sindirnya.
Bentrokan Pecah, Baru Pimpinan Turun
Sulthan menambahkan, baru pada 1 September 2025, setelah bentrokan pecah dan memakan korban luka, Ketua DPRD dan Gubernur Kalbar akhirnya menemui massa.
“Kenapa harus tunggu ada korban dulu baru turun? Kalau dari awal menemui massa, chaos itu tidak akan terjadi,” ucapnya.
Lebih miris lagi, kata Sulthan, di hari ketiga aksi pada 29 Agustus, saat mahasiswa dan masyarakat masih bertahan di jalanan, sejumlah pejabat Pemprov justru sibuk menonton bioskop.
“Ini menunjukkan pejabat kita sangat nir empati. Masyarakat menyuarakan tuntutan, mereka malah menghibur diri,” pungkasnya. (Tim)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini