Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Sabtu, 20 September 2025 |
KALBARONLINE.com – Ika Mella Ariyanti (31 tahun), meraih penghargaan sebagai pemustaka dengan durasi membaca terlama se-Kota Pontianak. Penghargaan itu diberikan pada pagelaran Ponti Lite Fest 2025 di Gedung PCC, Sabtu (20/09/2025).
Mela, panggilan akrabnya menyampaikan, bahwa membaca sudah menjadi bagian dari hidupnya. Bahkan di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, ia tetap konsisten menjaga kebiasaan membaca yang sudah ia pupuk sejak kecil itu.
“Dari dulu memang hobi saya membaca apa saja. Komik, novel, majalah, sampai buku pengetahuan, semuanya saya suka,” ujarnya usai menerima penghargaan.
Baginya, membaca bukan hanya hiburan, melainkan cara menambah pengetahuan sekaligus melatih pola pikir kritis.
“Kalau kita membaca, pengetahuan bertambah. Dari bacaan itu kita bisa ambil informasi yang berguna, lalu dibagikan ke orang lain,” tuturnya.
Meski sempat terhenti beberapa tahun, namun pada dua tahun terakhir Mela kembali aktif membaca. Kebiasaan itu kini menjadi bagian penting dalam kesehariannya.
Ia mengaku, saat ini agak jarang mengunjungi perpustakaan, mengingat ia sedang mengasuh anak kecil, dan hal itu membuat ruang geraknya terbatas.
“Kalau bawa anak ke perpus pasti ribut. Jadi agak susah sering keluar rumah,” katanya.
Namun keterbatasan itu tak menghentikan semangatnya untuk terus membaca buku, dan aplikasi "Perpus Kite" menjadi jalan solusinya.
“Perpus Kite sangat membantu. Sistem peminjaman buku dipermudah, jadi saya bisa tetap membaca dari rumah,” ungkapnya.
Dengan aplikasi ini, ia bisa menyeimbangkan perannya sebagai ibu sekaligus mempertahankan kegemaran membacanya. Kendati begitu, Mela berharap ada peningkatan layanan.
“Kalau boleh memberi saran, koleksinya diperbanyak. Sekarang judul-judul buku masih terbatas, kadang hanya ada satu. Kalau koleksi lebih banyak, tentu pembaca makin semangat,” pesannya.
Selama ini, Mela belum pernah berkunjung langsung ke Perpustakaan Kota Pontianak. Ia lebih sering memanfaatkan perpustakaan daerah. Namun ia mengetahui rencana pemindahan perpustakaan ke Jalan Ampera dan menyambut baik rencana tersebut.
“Kalau pindah ke Jalan Ampera, justru lebih dekat dengan domisili saya. Memang mungkin ada orang yang jadi lebih jauh, tapi menurut saya yang terpenting fasilitasnya nanti lebih lengkap dan modern. Gedung baru akan membuat pengunjung lebih nyaman,” jelasnya.
Ia juga menilai keberadaan rumah baca di sejumlah kawasan bisa menjadi alternatif masyarakat untuk tetap dekat dengan literasi.
“Kalau ada rumah baca, orang tetap bisa membaca walaupun tidak ke perpustakaan besar. Itu bagus sekali untuk menjaga minat baca,” tambahnya.
Bagi Mela, membaca sudah menjadi kebutuhan. Ia percaya literasi harus dijaga dalam kondisi apa pun. Kisah Mela menjadi bukti bahwa semangat membaca bisa bertahan meski di tengah kesibukan. Dengan dukungan teknologi seperti "Perpus Kite", buku kini hadir di genggaman, menghadirkan literasi tanpa batas bahkan dari rumah seorang ibu muda.
“Tetap harus membaca. Dengan atau tanpa datang ke perpus, yang penting aksesnya ada,” pungkasnya. (Jau)
KALBARONLINE.com – Ika Mella Ariyanti (31 tahun), meraih penghargaan sebagai pemustaka dengan durasi membaca terlama se-Kota Pontianak. Penghargaan itu diberikan pada pagelaran Ponti Lite Fest 2025 di Gedung PCC, Sabtu (20/09/2025).
Mela, panggilan akrabnya menyampaikan, bahwa membaca sudah menjadi bagian dari hidupnya. Bahkan di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, ia tetap konsisten menjaga kebiasaan membaca yang sudah ia pupuk sejak kecil itu.
“Dari dulu memang hobi saya membaca apa saja. Komik, novel, majalah, sampai buku pengetahuan, semuanya saya suka,” ujarnya usai menerima penghargaan.
Baginya, membaca bukan hanya hiburan, melainkan cara menambah pengetahuan sekaligus melatih pola pikir kritis.
“Kalau kita membaca, pengetahuan bertambah. Dari bacaan itu kita bisa ambil informasi yang berguna, lalu dibagikan ke orang lain,” tuturnya.
Meski sempat terhenti beberapa tahun, namun pada dua tahun terakhir Mela kembali aktif membaca. Kebiasaan itu kini menjadi bagian penting dalam kesehariannya.
Ia mengaku, saat ini agak jarang mengunjungi perpustakaan, mengingat ia sedang mengasuh anak kecil, dan hal itu membuat ruang geraknya terbatas.
“Kalau bawa anak ke perpus pasti ribut. Jadi agak susah sering keluar rumah,” katanya.
Namun keterbatasan itu tak menghentikan semangatnya untuk terus membaca buku, dan aplikasi "Perpus Kite" menjadi jalan solusinya.
“Perpus Kite sangat membantu. Sistem peminjaman buku dipermudah, jadi saya bisa tetap membaca dari rumah,” ungkapnya.
Dengan aplikasi ini, ia bisa menyeimbangkan perannya sebagai ibu sekaligus mempertahankan kegemaran membacanya. Kendati begitu, Mela berharap ada peningkatan layanan.
“Kalau boleh memberi saran, koleksinya diperbanyak. Sekarang judul-judul buku masih terbatas, kadang hanya ada satu. Kalau koleksi lebih banyak, tentu pembaca makin semangat,” pesannya.
Selama ini, Mela belum pernah berkunjung langsung ke Perpustakaan Kota Pontianak. Ia lebih sering memanfaatkan perpustakaan daerah. Namun ia mengetahui rencana pemindahan perpustakaan ke Jalan Ampera dan menyambut baik rencana tersebut.
“Kalau pindah ke Jalan Ampera, justru lebih dekat dengan domisili saya. Memang mungkin ada orang yang jadi lebih jauh, tapi menurut saya yang terpenting fasilitasnya nanti lebih lengkap dan modern. Gedung baru akan membuat pengunjung lebih nyaman,” jelasnya.
Ia juga menilai keberadaan rumah baca di sejumlah kawasan bisa menjadi alternatif masyarakat untuk tetap dekat dengan literasi.
“Kalau ada rumah baca, orang tetap bisa membaca walaupun tidak ke perpustakaan besar. Itu bagus sekali untuk menjaga minat baca,” tambahnya.
Bagi Mela, membaca sudah menjadi kebutuhan. Ia percaya literasi harus dijaga dalam kondisi apa pun. Kisah Mela menjadi bukti bahwa semangat membaca bisa bertahan meski di tengah kesibukan. Dengan dukungan teknologi seperti "Perpus Kite", buku kini hadir di genggaman, menghadirkan literasi tanpa batas bahkan dari rumah seorang ibu muda.
“Tetap harus membaca. Dengan atau tanpa datang ke perpus, yang penting aksesnya ada,” pungkasnya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini