Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 08 Desember 2025 |
KALBARONLINE.com – Kementerian Keuangan Kalimantan Barat memaparkan kondisi perekonomian regional melalui Konferensi Pers APBN Kalimantan Barat Edisi November 2025, yang merangkum realisasi fiskal hingga 31 Oktober 2025. Hasilnya, ekonomi Kalbar tercatat tetap stabil dengan pertumbuhan positif di tengah tekanan dinamika ekonomi global.
Stabilitas ekonomi daerah ditopang oleh kuatnya konsumsi domestik, kinerja sektor-sektor unggulan, serta perbaikan pengelolaan fiskal. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Agustus 2025 berada di angka 70,90 persen, dengan partisipasi tenaga kerja laki-laki mencapai 85,32 persen. Sementara itu, Gini Rasio Kalbar tercatat 0,316, lebih rendah dibandingkan angka nasional, meski masih menjadi yang tertinggi di wilayah Kalimantan.
Garis kemiskinan tercatat sebesar Rp622.882 per kapita dengan tingkat kemiskinan 6,16 persen, masih lebih rendah dibanding rata-rata nasional. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berada pada angka 72,09, menempatkan Kalbar pada kategori tinggi meskipun belum menyamai capaian nasional maupun regional.
Dari sisi aktivitas ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalbar atas dasar harga berlaku mencapai Rp82.695,18 miliar, serta Rp42.996,98 miliar atas dasar harga konstan. Struktur ekonomi masih didominasi oleh pertanian (21,50 persen), industri pengolahan (16,02 persen), dan perdagangan (13,89 persen) sebagai tulang punggung ekonomi daerah, terutama di tengah fluktuasi harga komoditas global.
Pertumbuhan ekonomi hingga 2025 tercatat sebesar 4,70 persen, sementara inflasi terjaga pada level 2,07 persen (year-on-year) dengan inflasi kalender 1,33 persen dan inflasi bulanan 0,17 persen. Indeks Harga Konsumen berada di angka 108,24. Nilai Tukar Petani menempati posisi keempat tertinggi nasional, mencerminkan kesejahteraan petani yang terus meningkat.
“Kinerja APBN sampai dengan 31 Oktober 2025 menunjukkan peran fiskal yang semakin kuat dalam menopang perekonomian daerah serta mendukung peningkatan kualitas layanan publik bagi masyarakat,” ujar Kepala Kanwil DJPb Kalbar, Rahmat Mulyono.
Pada sisi fiskal, pendapatan negara mencapai Rp9.809,87 miliar atau 79,01 persen dari target. Penerimaan perpajakan tumbuh positif, terutama dari sektor perdagangan besar dan eceran, pertanian, kehutanan, perikanan, serta industri pengolahan yang erat kaitannya dengan komoditas sawit. Meski PPh dan PBB mengalami kontraksi masing-masing 24,61 persen dan 67,41 persen, PPN tumbuh 7,72 persen, menunjukkan daya beli dan aktivitas perdagangan masih kuat.
Penerimaan bea dan cukai tumbuh signifikan 96,87 persen, ditopang kinerja ekspor CPO dan produk turunannya. Pemerintah juga memantau peluang ekspor daun kratom sebagai potensi penerimaan baru. PNBP meningkat 6,19 persen menjadi Rp1.101,90 miliar.
Belanja negara hingga akhir Oktober 2025 terealisasi Rp23.965,09 miliar atau 77,22 persen, termasuk belanja pembangunan infrastruktur dan bantuan sosial. Transfer ke Daerah (TKD) tercatat Rp17.137,86 miliar atau 82,18 persen, dengan Pemerintah Provinsi Kalbar sebagai penerima terbesar secara nominal sebesar Rp2.528,75 miliar.
Dari sisi APBD, realisasi konsolidasi pemerintah daerah mencatat pendapatan Rp19.601,82 miliar, belanja Rp16.400,77 miliar, sehingga menghasilkan surplus Rp3.201,05 miliar. Kabupaten Sambas menjadi daerah dengan realisasi pendapatan dan belanja tertinggi.
Secara keseluruhan, kinerja APBN Kalbar hingga November 2025 menunjukkan daya tahan ekonomi daerah yang solid, dengan penguatan pendapatan dan belanja yang diarahkan pada pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas SDM, perlindungan sosial, serta daya saing ekonomi. (Lid)
KALBARONLINE.com – Kementerian Keuangan Kalimantan Barat memaparkan kondisi perekonomian regional melalui Konferensi Pers APBN Kalimantan Barat Edisi November 2025, yang merangkum realisasi fiskal hingga 31 Oktober 2025. Hasilnya, ekonomi Kalbar tercatat tetap stabil dengan pertumbuhan positif di tengah tekanan dinamika ekonomi global.
Stabilitas ekonomi daerah ditopang oleh kuatnya konsumsi domestik, kinerja sektor-sektor unggulan, serta perbaikan pengelolaan fiskal. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Agustus 2025 berada di angka 70,90 persen, dengan partisipasi tenaga kerja laki-laki mencapai 85,32 persen. Sementara itu, Gini Rasio Kalbar tercatat 0,316, lebih rendah dibandingkan angka nasional, meski masih menjadi yang tertinggi di wilayah Kalimantan.
Garis kemiskinan tercatat sebesar Rp622.882 per kapita dengan tingkat kemiskinan 6,16 persen, masih lebih rendah dibanding rata-rata nasional. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berada pada angka 72,09, menempatkan Kalbar pada kategori tinggi meskipun belum menyamai capaian nasional maupun regional.
Dari sisi aktivitas ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalbar atas dasar harga berlaku mencapai Rp82.695,18 miliar, serta Rp42.996,98 miliar atas dasar harga konstan. Struktur ekonomi masih didominasi oleh pertanian (21,50 persen), industri pengolahan (16,02 persen), dan perdagangan (13,89 persen) sebagai tulang punggung ekonomi daerah, terutama di tengah fluktuasi harga komoditas global.
Pertumbuhan ekonomi hingga 2025 tercatat sebesar 4,70 persen, sementara inflasi terjaga pada level 2,07 persen (year-on-year) dengan inflasi kalender 1,33 persen dan inflasi bulanan 0,17 persen. Indeks Harga Konsumen berada di angka 108,24. Nilai Tukar Petani menempati posisi keempat tertinggi nasional, mencerminkan kesejahteraan petani yang terus meningkat.
“Kinerja APBN sampai dengan 31 Oktober 2025 menunjukkan peran fiskal yang semakin kuat dalam menopang perekonomian daerah serta mendukung peningkatan kualitas layanan publik bagi masyarakat,” ujar Kepala Kanwil DJPb Kalbar, Rahmat Mulyono.
Pada sisi fiskal, pendapatan negara mencapai Rp9.809,87 miliar atau 79,01 persen dari target. Penerimaan perpajakan tumbuh positif, terutama dari sektor perdagangan besar dan eceran, pertanian, kehutanan, perikanan, serta industri pengolahan yang erat kaitannya dengan komoditas sawit. Meski PPh dan PBB mengalami kontraksi masing-masing 24,61 persen dan 67,41 persen, PPN tumbuh 7,72 persen, menunjukkan daya beli dan aktivitas perdagangan masih kuat.
Penerimaan bea dan cukai tumbuh signifikan 96,87 persen, ditopang kinerja ekspor CPO dan produk turunannya. Pemerintah juga memantau peluang ekspor daun kratom sebagai potensi penerimaan baru. PNBP meningkat 6,19 persen menjadi Rp1.101,90 miliar.
Belanja negara hingga akhir Oktober 2025 terealisasi Rp23.965,09 miliar atau 77,22 persen, termasuk belanja pembangunan infrastruktur dan bantuan sosial. Transfer ke Daerah (TKD) tercatat Rp17.137,86 miliar atau 82,18 persen, dengan Pemerintah Provinsi Kalbar sebagai penerima terbesar secara nominal sebesar Rp2.528,75 miliar.
Dari sisi APBD, realisasi konsolidasi pemerintah daerah mencatat pendapatan Rp19.601,82 miliar, belanja Rp16.400,77 miliar, sehingga menghasilkan surplus Rp3.201,05 miliar. Kabupaten Sambas menjadi daerah dengan realisasi pendapatan dan belanja tertinggi.
Secara keseluruhan, kinerja APBN Kalbar hingga November 2025 menunjukkan daya tahan ekonomi daerah yang solid, dengan penguatan pendapatan dan belanja yang diarahkan pada pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas SDM, perlindungan sosial, serta daya saing ekonomi. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini