Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 15 Juni 2025 |
KALBARONLINE.com – Motif di balik aksi biadab Uray Abadi yang menewaskan balita 1 tahun 11 bulan, Rafa Fauzan, mulai terkuak. Ternyata, pelaku nekat menculik dan menghilangkan nyawa bocah tak berdosa itu karena dendam pribadi terhadap pengasuh Rafa.
Hal itu diungkapkan Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu, usai menginterogasi Uray secara intensif.
“Dari pengakuan pelaku, ada ucapan dari pengasuh korban yang menyinggung perasaannya. Pelaku sakit hati, dan memendam rasa dendam,” ungkap Deddi, Minggu (15/6/2025).
Pengasuh yang dimaksud bernama Riska, perempuan yang sehari-hari menjaga Rafa. Uray diketahui memang cukup sering berinteraksi dengan Riska, bahkan sempat diminta bantu-bantu bersih-bersih lingkungan sekitar rumah.
Namun karena ucapan yang dianggap menyinggung harga dirinya, Uray mulai menyusun niat jahat.
“Pelaku beranggapan, kalau anak ini (Rafa) hilang saat diasuh, maka Riska akan disalahkan oleh orang tua korban. Jadi motif utamanya adalah membuat pengasuh jadi pihak yang dicurigai,” beber Deddi.
Rencana itu lantas ia jalankan dengan cara yang dingin dan sistematis. Rafa dibekap, dimasukkan ke dalam karung, dibawa keliling naik sepeda, bahkan sempat dibuang ke semak-semak sebelum akhirnya diletakkan di depan pintu Masjid Husnul Khotimah, tempat jasadnya ditemukan.
Deddi memastikan bahwa tindakan pelaku merupakan hasil dari keputusan pribadi, bukan paksaan atau perintah dari pihak mana pun.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara dan analisis barang bukti, kami yakini Uray bertindak sendiri. Tidak ada keterlibatan pihak lain, termasuk keluarga atau pengasuh,” tegasnya.
Sampai berita ini diturunkan, proses penyidikan masih berlanjut. Penyidik juga sedang melakukan observasi psikologis terhadap pelaku, mengingat motifnya muncul hanya karena ucapan sepele namun berujung pada hilangnya nyawa seorang anak. (Jau)
KALBARONLINE.com – Motif di balik aksi biadab Uray Abadi yang menewaskan balita 1 tahun 11 bulan, Rafa Fauzan, mulai terkuak. Ternyata, pelaku nekat menculik dan menghilangkan nyawa bocah tak berdosa itu karena dendam pribadi terhadap pengasuh Rafa.
Hal itu diungkapkan Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu, usai menginterogasi Uray secara intensif.
“Dari pengakuan pelaku, ada ucapan dari pengasuh korban yang menyinggung perasaannya. Pelaku sakit hati, dan memendam rasa dendam,” ungkap Deddi, Minggu (15/6/2025).
Pengasuh yang dimaksud bernama Riska, perempuan yang sehari-hari menjaga Rafa. Uray diketahui memang cukup sering berinteraksi dengan Riska, bahkan sempat diminta bantu-bantu bersih-bersih lingkungan sekitar rumah.
Namun karena ucapan yang dianggap menyinggung harga dirinya, Uray mulai menyusun niat jahat.
“Pelaku beranggapan, kalau anak ini (Rafa) hilang saat diasuh, maka Riska akan disalahkan oleh orang tua korban. Jadi motif utamanya adalah membuat pengasuh jadi pihak yang dicurigai,” beber Deddi.
Rencana itu lantas ia jalankan dengan cara yang dingin dan sistematis. Rafa dibekap, dimasukkan ke dalam karung, dibawa keliling naik sepeda, bahkan sempat dibuang ke semak-semak sebelum akhirnya diletakkan di depan pintu Masjid Husnul Khotimah, tempat jasadnya ditemukan.
Deddi memastikan bahwa tindakan pelaku merupakan hasil dari keputusan pribadi, bukan paksaan atau perintah dari pihak mana pun.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara dan analisis barang bukti, kami yakini Uray bertindak sendiri. Tidak ada keterlibatan pihak lain, termasuk keluarga atau pengasuh,” tegasnya.
Sampai berita ini diturunkan, proses penyidikan masih berlanjut. Penyidik juga sedang melakukan observasi psikologis terhadap pelaku, mengingat motifnya muncul hanya karena ucapan sepele namun berujung pada hilangnya nyawa seorang anak. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini