Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 16 Juli 2017 |
Tak Setuju Wacana Pengelompokan Anak Daerah
KalbarOnline, Pontianak – Pengamat pendidikan Kalimantan Barat, Dr Aswandi, mengatakan bahwa dirinya tidak setuju dengan adanya rencana pengelompokan anak daerah untuk sekolah di Kota Pontianak dan dibuatkan asrama.
Ia menjelaskan sesuai dengan kutipan dari Direktur UNESCO, kalau pendidikan yang terbaik dari yang terbaik adalah pendidikan yang terbaik untuk semua orang.
“Jadi, jika mengumpulkan yang terbaik dari yang terbaik, lalu mana lagi diantara yang terbaik itu paling baik, itulah pendidikan yang terbaik untuk semua,” ujarnya, seperti dilansir dari Pontianak.tribunnews.com.
Wakil Rektor Satu Untan ini menegaskan bahwa wacana mengenai penumpukan anak daerah di Kota Pontianak harus dikaji ulang.
Sebab, lanjutnya, kalau hal itu terjadi maka yang terbaik hanya ada di Kota Pontianak.
“Seharusnya Dinas Provinsi itu berpikir bagaimana pemerataan pendidikan di seluruh kabupaten/kota. Jika pemerataan pendidikan terjadi, semua kabupaten akan memiliki banyak sekolah bermutu,” tukasnya.
Dirinya juga mempertanyakan kenapa harus dipaksakan untuk datang ke Pontianak dalam menuntut pendidikan.
“Semestinya pikirkan bagaimana meningkatkan mutu di tiap sekolah yang ada di kabupaten/kota, terlebih saat ini kewenangan ada di provinsi,” tuturnya.
Dirinya menganjurkan agar pemerataan mutu merata. Memang ada banyak faktor yang membuat ketidakmerataan. Salah satunya kemampuan tiap daerah. Setelah otonomi daerah, kewenangan pendidikan ada di daerah.
Namun, lanjutnya, sejak 2017 ini, SMA/SMK kewenangannya ada pada provinsi. Memang ada daerah yang serius, seperti Kota Pontianak dan Kabupaten Kayong Utara, namun belum semua berpandangan sama. Kendala lain ada pada anggaran.
“Jadi kemampuan terbatas, tidak sama di tiap kabupaten akibatnya tidak merata. Ditambah guru juga kurang, kurang merata penyebaran dan kualitasnya, selain itu sarana juga. Jadi kenapa pula mau dibikin asrama itu, itu kebalik, tidak masuk dalam pikiran sehat saya itu,” tandasnya. (Fai)
Tak Setuju Wacana Pengelompokan Anak Daerah
KalbarOnline, Pontianak – Pengamat pendidikan Kalimantan Barat, Dr Aswandi, mengatakan bahwa dirinya tidak setuju dengan adanya rencana pengelompokan anak daerah untuk sekolah di Kota Pontianak dan dibuatkan asrama.
Ia menjelaskan sesuai dengan kutipan dari Direktur UNESCO, kalau pendidikan yang terbaik dari yang terbaik adalah pendidikan yang terbaik untuk semua orang.
“Jadi, jika mengumpulkan yang terbaik dari yang terbaik, lalu mana lagi diantara yang terbaik itu paling baik, itulah pendidikan yang terbaik untuk semua,” ujarnya, seperti dilansir dari Pontianak.tribunnews.com.
Wakil Rektor Satu Untan ini menegaskan bahwa wacana mengenai penumpukan anak daerah di Kota Pontianak harus dikaji ulang.
Sebab, lanjutnya, kalau hal itu terjadi maka yang terbaik hanya ada di Kota Pontianak.
“Seharusnya Dinas Provinsi itu berpikir bagaimana pemerataan pendidikan di seluruh kabupaten/kota. Jika pemerataan pendidikan terjadi, semua kabupaten akan memiliki banyak sekolah bermutu,” tukasnya.
Dirinya juga mempertanyakan kenapa harus dipaksakan untuk datang ke Pontianak dalam menuntut pendidikan.
“Semestinya pikirkan bagaimana meningkatkan mutu di tiap sekolah yang ada di kabupaten/kota, terlebih saat ini kewenangan ada di provinsi,” tuturnya.
Dirinya menganjurkan agar pemerataan mutu merata. Memang ada banyak faktor yang membuat ketidakmerataan. Salah satunya kemampuan tiap daerah. Setelah otonomi daerah, kewenangan pendidikan ada di daerah.
Namun, lanjutnya, sejak 2017 ini, SMA/SMK kewenangannya ada pada provinsi. Memang ada daerah yang serius, seperti Kota Pontianak dan Kabupaten Kayong Utara, namun belum semua berpandangan sama. Kendala lain ada pada anggaran.
“Jadi kemampuan terbatas, tidak sama di tiap kabupaten akibatnya tidak merata. Ditambah guru juga kurang, kurang merata penyebaran dan kualitasnya, selain itu sarana juga. Jadi kenapa pula mau dibikin asrama itu, itu kebalik, tidak masuk dalam pikiran sehat saya itu,” tandasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini