Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 02 Oktober 2017 |
KalbarOnline, Pontianak – Program Guru Garis Depan (GGD) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak berjalan maksimal. Sebab para guru yang lolos seleksi dalam program ini dan bertugas di Kalimantan Barat banyak yang memilih mengundurkan diri.
“Mereka mundur karena melihat medan yang akan ditempuh tidak sesuai dengan gambaran mereka,” ungkap Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya, belum lama ini.
Kendati demikian, tidak seluruh tenaga pendidik yang lolos ditempatkan di perbatasan dan pedalaman dalam program ini memilih mengundurkan diri.
Untuk mengisi kekosongan itu Pemerintah Kabupaten/Kota, seperti Bengkayang, Landak dan Kapuas Hulu memilih membuka guru honorer guna mengganti Guru Garis Depan yang sudah mengundurkan diri.
Wagub menilai persoalan ini menjadi dilema yang menghantui dunia pendidikan Kalimantan Barat.
Sebab saat ini Kalbar masih kekurangan tenaga guru terutama di daerah pedalaman dan perbatasan.
Sementara mereka yang direkrut pemerintah guna menutupi kekurangan guru di provinsi ini tidak mengetahui secara detail kondisi perbatasan dan pedalaman Kalimantan Barat yang masih minim akan fasilitas.
“Harapannya ke depan program ini bisa mempertimbangan sarjana lokal yang direkrut guna memenuhi kekurangan tenaga guru di daerah perbatasan dan pedalaman Kalbar,” tandasnya. (Fai)
KalbarOnline, Pontianak – Program Guru Garis Depan (GGD) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak berjalan maksimal. Sebab para guru yang lolos seleksi dalam program ini dan bertugas di Kalimantan Barat banyak yang memilih mengundurkan diri.
“Mereka mundur karena melihat medan yang akan ditempuh tidak sesuai dengan gambaran mereka,” ungkap Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya, belum lama ini.
Kendati demikian, tidak seluruh tenaga pendidik yang lolos ditempatkan di perbatasan dan pedalaman dalam program ini memilih mengundurkan diri.
Untuk mengisi kekosongan itu Pemerintah Kabupaten/Kota, seperti Bengkayang, Landak dan Kapuas Hulu memilih membuka guru honorer guna mengganti Guru Garis Depan yang sudah mengundurkan diri.
Wagub menilai persoalan ini menjadi dilema yang menghantui dunia pendidikan Kalimantan Barat.
Sebab saat ini Kalbar masih kekurangan tenaga guru terutama di daerah pedalaman dan perbatasan.
Sementara mereka yang direkrut pemerintah guna menutupi kekurangan guru di provinsi ini tidak mengetahui secara detail kondisi perbatasan dan pedalaman Kalimantan Barat yang masih minim akan fasilitas.
“Harapannya ke depan program ini bisa mempertimbangan sarjana lokal yang direkrut guna memenuhi kekurangan tenaga guru di daerah perbatasan dan pedalaman Kalbar,” tandasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini