KalbarOnline, Ketapang – Kondisi gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 03 Hulu Sungai , Kecamatan Hulu Sungai, Kabupaten Ketapang, yang letaknya di Jalan Babare, Dusun Congkong Baru, Desa Krio Hulu, sungguh sangat memprihatinkan.
Baik dari segi fasilitas sarana dan prasarana belajar mengajar, terutama ruang kelas yang sudah tampak bolong bolong dibagian dinding dan lantainya.
Diketahui bahwa kondisi yang dialami SMP Negeri 03 Hulu Sungai, berulang kali telah disampaikan kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan (Disdik) Ketapang. Namun hingga saat ini belum ada bantuan yang diberikan terutama penambahan ruangan kelas.
Gedung sekolah yang memiliki tujuh puluh orang siswa terdiri dari kelas tujuh sampai dengan kelas sembilan ini membuat tokoh masyarakat Tionghoa, Susilo Aheng yang pada saat itu mengawal mahasiswa dari Undip Semarang, Jurusan Arsitektur dalam rangka penelitian kerajaan Hulu Aik di Kecamatan Hulu Sungai merasa miris.
“Saat saya berkunjung ke kampung terutama Desa tempat kelahiran saya di Kecamatan Hulu Sungai, saya sedih melihat keadaan yang seharusnya ada perubahan kemajuan malah yang ada adalah kemunduran,” ujar Susilo Aheng kepada KalbarOnline, Jumat (3/11).
Ia menilai kemunduran yang dimaksud terutama pada fasilitas pendidikan yang ada di Desa tersebut.
“Bangunan sekolahnya aja sudah tidak layak, mulai dari lantainya yang bolong, papan tulisnya bolong, kursi mejanya reot, pokoknya sudah tidak layaklah,” ungkapnya.
Ia berharap kepada pemangku kebijakan di Ketapang untuk lebih memperhatikan sektor pendidikan di daerah perhuluan.
“Ya kita sangat berharap sama Pemeeintah Daerah maupun para Legislator yang terhormat terutama yang mewakili Dapil 3 Hulu Sungai ini, untuk memperhatikan sarana pendidikan. Karena sarana pendidikan sangat penting guna membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas,” pintanya.
“Jangan hanya menuntut kualitas tapi sarana pendidikan tidak diperhatikan,” timpalnya.
Selain itu, menurutnya, tenaga pendidik atau para Guru di sana juga mengeluhkan kondisi Rumah Guru Sementara (RGS) yang juga sudah tidak layak huni lagi.
“Saya berharap kepada pemerintah juga untuk memperhatikan juga sarana tempat tinggal guru supaya mereka betah dalam pengabdiannya di pedalaman yang termasuk sangat terisolir ini,” tandasnya.
Miris memang, di era pasar bebas ini, SDM Indonesia masih minim skill, untuk itu Pemerintah sudah selayaknya memberikan memperhatikan lebih terhadap dunia pendidikan, karena yang akan diuntungkan juga adalah Negara sendiri, sebab dengan perhatian tersebut, merupakan langkah untuk ‘ternak SDM’ handal yang siap pakai disemua bidang, untuk menuju Indonesia bangkit di tahun-tahun yang akan datang. (Adi LC)
Comment