Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 27 Desember 2017 |
KalbarOnline, Pontianak – Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita memuji langkah dan strategi yang dilakukan Pemerintah Kota Pontianak, dalam mengendalikan harga berbagai kebutuhan pokok (sembako) di pasar tradisional di kota Khatulistiwa ini.
“Saya sangat mengapresiasi upaya Pemkot Pontianak dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok, serta koordinasi yang kuat dengan provinsi dan pusat, dan dibentuknya satgas,” kata Enggartiasto Lukita seusai meninjau harga kebutuhan pokok di kawasan Pasar Flamboyan Pontianak. Demikian dilansir dari Antara Kalbar, Rabu (27/12).
Ia juga menjelaskan bahwa kenaikan harga kebutuhan pokok diakibatkan beberapa faktor, diantaranya soal distribusi lambat, dan ada yang berspekulasi.
“Untuk memutus hal itu, kami menerapkan harga eceran tertinggi (HET),” ucapnya.
Dengan menerapkan HET tersebut, kalaupun ada kenaikan, tetapi tidak banyak atau masih terkendali.
Mendag mencontohkan, beras medium walau ada kenaikan, harganya tetap di bawah 10 persen. Namun pihaknya tidak mau ambil risiko dengan langsung mengadakan operasi pasar, sampai didistribusikan ke warung-warung.
“Dengan langkah yang diambil tersebut, petani juga tetap untung,” tukasnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, ada beberapa strategi Pemkot Pontianak dalam menjaga harga pasar, yakni dengan memasang papan digital yang berisikan daftar harga pangan.
Kemudian, kerja sama dengan warung penyangga atau penyeimbang, sehingga ketika harga barang melonjak, warung itu akan menjual barang dengan harga standar.
“Sehingga pedagang lain akan mengikuti harga kebutuhan pokok yang dijual di warung itu,” tandasnya. (Fai)
KalbarOnline, Pontianak – Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita memuji langkah dan strategi yang dilakukan Pemerintah Kota Pontianak, dalam mengendalikan harga berbagai kebutuhan pokok (sembako) di pasar tradisional di kota Khatulistiwa ini.
“Saya sangat mengapresiasi upaya Pemkot Pontianak dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok, serta koordinasi yang kuat dengan provinsi dan pusat, dan dibentuknya satgas,” kata Enggartiasto Lukita seusai meninjau harga kebutuhan pokok di kawasan Pasar Flamboyan Pontianak. Demikian dilansir dari Antara Kalbar, Rabu (27/12).
Ia juga menjelaskan bahwa kenaikan harga kebutuhan pokok diakibatkan beberapa faktor, diantaranya soal distribusi lambat, dan ada yang berspekulasi.
“Untuk memutus hal itu, kami menerapkan harga eceran tertinggi (HET),” ucapnya.
Dengan menerapkan HET tersebut, kalaupun ada kenaikan, tetapi tidak banyak atau masih terkendali.
Mendag mencontohkan, beras medium walau ada kenaikan, harganya tetap di bawah 10 persen. Namun pihaknya tidak mau ambil risiko dengan langsung mengadakan operasi pasar, sampai didistribusikan ke warung-warung.
“Dengan langkah yang diambil tersebut, petani juga tetap untung,” tukasnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, ada beberapa strategi Pemkot Pontianak dalam menjaga harga pasar, yakni dengan memasang papan digital yang berisikan daftar harga pangan.
Kemudian, kerja sama dengan warung penyangga atau penyeimbang, sehingga ketika harga barang melonjak, warung itu akan menjual barang dengan harga standar.
“Sehingga pedagang lain akan mengikuti harga kebutuhan pokok yang dijual di warung itu,” tandasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini