KalbarOnline, Sintang – Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sintang melaksanakan Musyawarah Daerah III tingkat Kabupaten Sintang yang dibuka secara langsung oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno yang berlangsung di Gedung Pancasila Sintang, Selasa (10/9/2018).
Pada Musda III DPD MABM Kabupaten Sintang ini turut dihadiri Ketua Umum MABM, Prof. H. Chairil Effendi didampingi Ketua DPD MABM Kabupaten Sintang, H. Ade Kartawidjadja, Sultan Sintang serta jajaran pimpinan OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sintang.
Dalam sambutannya, Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan bahwa literasi budaya termasuk dalam enam jenis literasi versi world economic forum yang dapat menentukan kemajuan suatu bangsa.
“Jadi dengan literasi budaya maka kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan sebagai identitas bangsa, dengan demikian literasi budaya memuat ragam kecakapan individu dan masyarakat dalam memahami, menghayati dan mengembangkan melestarikan nilai-nilai budaya yang dimilikinya,” kata Bupati Jarot.
Menurut orang nomor satu di Bumi Senentang ini literasi budaya pada era abad ke-21 saat ini dipandang penting bagi bangsa Indonesia dalam rangka memperkuat identitas bangsa.
“Kita tidak boleh tergilas oleh hedonisme, materialisme, komersialisme dan liberalisme yang menguat di era global saat ini, sehingga keberagaman suku bangsa, bahasa, kebiasaan harus mampu menjadi bangsa yang memiliki jati diri yang kuat dalam pendirian budaya yang teguh,” tambahnya.
Bupati Jarot menambahkan bahwa corak budaya yang memiliki keunikan tersendiri itu adalah budaya Melayu.
“Jadi keunikan budaya Melayu yang bertipe kebudayaan pesisir yaitu mereka sangat mobile, toleran, inklusif dan adaptif, sehingga menyimpan khasanah nilai dan seni budaya yang kaya, budaya Melayu juga harus kita jadikan inspirasi dalam mengembangkan karakter bangsa, sekaligus juga modal membangun budaya di daerah lokal kita,” tambahnya.
“Saya berharap forum musyawarah daerah MABM ini dapat menjadi penguat komitmen puak Melayu untuk membangun literasi budaya Melayu di Kabupaten Sintang serta dapat mengupayakan dalam pencerdasan masyarakat melayu yang menjadikan kebudayaan melayu sebagai perekat persaudaraan dan MABM harus menjadi ujung tombak pelaksanaan gerakan literasi budaya Melayu, semaikan bibit SDM budaya yang siap menjadi pelaku pembangunan yang berkualitas dan berkarakter,” pesannya.
Sementara Ketua Umum MABM, Chairil Effendi mengingatkan bahwa saat ini haruslah berhati-hati menggunakan gadget agar tetap kuat memegang silaturahim, agar menjaga marwah Melayu dan harus punya rasa malu.
“Pada era perubahan yang sangat cepat atau era millenial ini, tentu saya berharap pengurus MABM harus diisi anak-anak muda. Namun tetap orang tua juga tidak boleh dilepaskan. Karena ini akan memberikan keseimbangan,” katanya.
Menurutnya dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak muda maka MABM akan menjadi lembaga terdepan dalam menjaga kondisi harmonis di daerah dan pemuda dapat terlibat segala kegiatan.
“Dalam era perubahan ini, kita juga sering melihat konflik mudah muncul dimana-mana. Oleh karena itu, peran pemuda dan MABM diharapkan mampu menjadi solusi. Sehingga tidak ada lagi terjadi perpecahan di tengah masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Ketua Umum DPD MABM Sintang, H. Ade Kartawidjaya mengatakan bahwa musyawarah daerah MABM Sintang untuk mengevaluasi program kerja pengurus sebelumnya.
“Kemudian bagaimana program kepengurusan kedepannya dan memilih Ketua Umum DPD MABM Sintang. Kita ingin meneguhkan komitmen merawat dan melestarikan budaya Melayu dan secara khusus di Kabupaten Sintang,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa salah satu pencapaian yang dibanggakan dan disyukuri ialah pembangunan Rumah Melayu Tepak Sirih.
“Kami bersyukur, ini adalah simbol eksistensi budaya Melayu di Kabupaten Sintang dengan demikian juga saya berharap kita terus bersinergi membangun Sintang,” tandasnya. (*/Sg)
Comment