Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 11 September 2018 |
KalbarOnline, Sintang
– Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sintang melaksanakan Musyawarah
Daerah III tingkat Kabupaten Sintang yang dibuka secara langsung oleh Bupati
Sintang, Jarot Winarno yang berlangsung di Gedung Pancasila Sintang, Selasa
(10/9/2018).

Pada Musda III DPD MABM Kabupaten Sintang ini turut dihadiri
Ketua Umum MABM, Prof. H. Chairil Effendi didampingi Ketua DPD MABM Kabupaten
Sintang, H. Ade Kartawidjadja, Sultan Sintang serta jajaran pimpinan OPD di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Sintang.
Dalam sambutannya, Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan
bahwa literasi budaya termasuk dalam enam jenis literasi versi world economic forum yang dapat
menentukan kemajuan suatu bangsa.
“Jadi dengan literasi budaya maka kemampuan dalam memahami
dan bersikap terhadap kebudayaan sebagai identitas bangsa, dengan demikian
literasi budaya memuat ragam kecakapan individu dan masyarakat dalam memahami,
menghayati dan mengembangkan melestarikan nilai-nilai budaya yang dimilikinya,”
kata Bupati Jarot.
Menurut orang nomor satu di Bumi Senentang ini literasi
budaya pada era abad ke-21 saat ini dipandang penting bagi bangsa Indonesia
dalam rangka memperkuat identitas bangsa.
“Kita tidak boleh tergilas oleh hedonisme, materialisme,
komersialisme dan liberalisme yang menguat di era global saat ini, sehingga
keberagaman suku bangsa, bahasa, kebiasaan harus mampu menjadi bangsa yang
memiliki jati diri yang kuat dalam pendirian budaya yang teguh,” tambahnya.
Bupati Jarot menambahkan bahwa corak budaya yang memiliki
keunikan tersendiri itu adalah budaya Melayu.
“Jadi keunikan budaya Melayu yang bertipe kebudayaan pesisir
yaitu mereka sangat mobile, toleran,
inklusif dan adaptif, sehingga menyimpan khasanah nilai dan seni budaya yang
kaya, budaya Melayu juga harus kita jadikan inspirasi dalam mengembangkan
karakter bangsa, sekaligus juga modal membangun budaya di daerah lokal kita,”
tambahnya.
“Saya berharap forum musyawarah daerah MABM ini dapat
menjadi penguat komitmen puak Melayu untuk membangun literasi budaya Melayu di
Kabupaten Sintang serta dapat mengupayakan dalam pencerdasan masyarakat melayu
yang menjadikan kebudayaan melayu sebagai perekat persaudaraan dan MABM harus
menjadi ujung tombak pelaksanaan gerakan literasi budaya Melayu, semaikan bibit
SDM budaya yang siap menjadi pelaku pembangunan yang berkualitas dan
berkarakter,” pesannya.
Sementara Ketua Umum MABM, Chairil Effendi mengingatkan
bahwa saat ini haruslah berhati-hati menggunakan gadget agar tetap kuat memegang silaturahim, agar menjaga marwah
Melayu dan harus punya rasa malu.
“Pada era perubahan yang sangat cepat atau era millenial
ini, tentu saya berharap pengurus MABM harus diisi anak-anak muda. Namun tetap
orang tua juga tidak boleh dilepaskan. Karena ini akan memberikan keseimbangan,”
katanya.
Menurutnya dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak
muda maka MABM akan menjadi lembaga terdepan dalam menjaga kondisi harmonis di
daerah dan pemuda dapat terlibat segala kegiatan.
“Dalam era perubahan ini, kita juga sering melihat konflik
mudah muncul dimana-mana. Oleh karena itu, peran pemuda dan MABM diharapkan
mampu menjadi solusi. Sehingga tidak ada lagi terjadi perpecahan di tengah
masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Ketua Umum DPD MABM
Sintang, H. Ade Kartawidjaya mengatakan bahwa musyawarah daerah MABM Sintang
untuk mengevaluasi program kerja pengurus sebelumnya.
“Kemudian bagaimana program kepengurusan kedepannya dan
memilih Ketua Umum DPD MABM Sintang. Kita ingin meneguhkan komitmen merawat dan
melestarikan budaya Melayu dan secara khusus di Kabupaten Sintang,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa salah satu pencapaian yang
dibanggakan dan disyukuri ialah pembangunan Rumah Melayu Tepak Sirih.
“Kami bersyukur, ini adalah simbol eksistensi budaya Melayu
di Kabupaten Sintang dengan demikian juga saya berharap kita terus bersinergi
membangun Sintang,” tandasnya. (*/Sg)
KalbarOnline, Sintang
– Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sintang melaksanakan Musyawarah
Daerah III tingkat Kabupaten Sintang yang dibuka secara langsung oleh Bupati
Sintang, Jarot Winarno yang berlangsung di Gedung Pancasila Sintang, Selasa
(10/9/2018).

Pada Musda III DPD MABM Kabupaten Sintang ini turut dihadiri
Ketua Umum MABM, Prof. H. Chairil Effendi didampingi Ketua DPD MABM Kabupaten
Sintang, H. Ade Kartawidjadja, Sultan Sintang serta jajaran pimpinan OPD di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Sintang.
Dalam sambutannya, Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan
bahwa literasi budaya termasuk dalam enam jenis literasi versi world economic forum yang dapat
menentukan kemajuan suatu bangsa.
“Jadi dengan literasi budaya maka kemampuan dalam memahami
dan bersikap terhadap kebudayaan sebagai identitas bangsa, dengan demikian
literasi budaya memuat ragam kecakapan individu dan masyarakat dalam memahami,
menghayati dan mengembangkan melestarikan nilai-nilai budaya yang dimilikinya,”
kata Bupati Jarot.
Menurut orang nomor satu di Bumi Senentang ini literasi
budaya pada era abad ke-21 saat ini dipandang penting bagi bangsa Indonesia
dalam rangka memperkuat identitas bangsa.
“Kita tidak boleh tergilas oleh hedonisme, materialisme,
komersialisme dan liberalisme yang menguat di era global saat ini, sehingga
keberagaman suku bangsa, bahasa, kebiasaan harus mampu menjadi bangsa yang
memiliki jati diri yang kuat dalam pendirian budaya yang teguh,” tambahnya.
Bupati Jarot menambahkan bahwa corak budaya yang memiliki
keunikan tersendiri itu adalah budaya Melayu.
“Jadi keunikan budaya Melayu yang bertipe kebudayaan pesisir
yaitu mereka sangat mobile, toleran,
inklusif dan adaptif, sehingga menyimpan khasanah nilai dan seni budaya yang
kaya, budaya Melayu juga harus kita jadikan inspirasi dalam mengembangkan
karakter bangsa, sekaligus juga modal membangun budaya di daerah lokal kita,”
tambahnya.
“Saya berharap forum musyawarah daerah MABM ini dapat
menjadi penguat komitmen puak Melayu untuk membangun literasi budaya Melayu di
Kabupaten Sintang serta dapat mengupayakan dalam pencerdasan masyarakat melayu
yang menjadikan kebudayaan melayu sebagai perekat persaudaraan dan MABM harus
menjadi ujung tombak pelaksanaan gerakan literasi budaya Melayu, semaikan bibit
SDM budaya yang siap menjadi pelaku pembangunan yang berkualitas dan
berkarakter,” pesannya.
Sementara Ketua Umum MABM, Chairil Effendi mengingatkan
bahwa saat ini haruslah berhati-hati menggunakan gadget agar tetap kuat memegang silaturahim, agar menjaga marwah
Melayu dan harus punya rasa malu.
“Pada era perubahan yang sangat cepat atau era millenial
ini, tentu saya berharap pengurus MABM harus diisi anak-anak muda. Namun tetap
orang tua juga tidak boleh dilepaskan. Karena ini akan memberikan keseimbangan,”
katanya.
Menurutnya dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak
muda maka MABM akan menjadi lembaga terdepan dalam menjaga kondisi harmonis di
daerah dan pemuda dapat terlibat segala kegiatan.
“Dalam era perubahan ini, kita juga sering melihat konflik
mudah muncul dimana-mana. Oleh karena itu, peran pemuda dan MABM diharapkan
mampu menjadi solusi. Sehingga tidak ada lagi terjadi perpecahan di tengah
masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Ketua Umum DPD MABM
Sintang, H. Ade Kartawidjaya mengatakan bahwa musyawarah daerah MABM Sintang
untuk mengevaluasi program kerja pengurus sebelumnya.
“Kemudian bagaimana program kepengurusan kedepannya dan
memilih Ketua Umum DPD MABM Sintang. Kita ingin meneguhkan komitmen merawat dan
melestarikan budaya Melayu dan secara khusus di Kabupaten Sintang,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa salah satu pencapaian yang
dibanggakan dan disyukuri ialah pembangunan Rumah Melayu Tepak Sirih.
“Kami bersyukur, ini adalah simbol eksistensi budaya Melayu
di Kabupaten Sintang dengan demikian juga saya berharap kita terus bersinergi
membangun Sintang,” tandasnya. (*/Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini