Nasional    

Lestari Capital Luncurkan Mekanisme Pembiayaan Inovatif Untuk Perlindungan dan Restorasi Hutan

Oleh : Jauhari Fatria
Minggu, 14 Oktober 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Berikan dukungan

jangka panjang 25 tahun untuk kehutanan rakyat di Jantung Kalimantan

KalbarOnline,

Nasional – Lestari Capital mengumumkan peluncuran sebuah mekanisme

pembiayaan baru untuk mendorong konservasi jangka panjang melalui pasar

komoditas global, dengan Cargill sebagai klien pertamanya. Terobosan ini

diumumkan pada Forum Tri Hita Karana untuk Pembangunan Berkelanjutan, Bali (11/10/2018).

Model dampak Lestari Capital ini menjawab kebutuhan

pembiayaan konservasi jangka panjang melalui kolaborasi dengan sektor keuangan,

komoditas, dan ekonomi iklim. Sustainable Commodities Conservation Mechanism

(SCCM) menjadi inti dari kemitraan ini, yang membiayai proyek-proyek selama

periode waktu 25 tahun.

SCCM memberikan pengawasan fidusia independen yang memastikan

pembayaran atas dasar hasil nyata di lapangan, sehingga menjamin manfaat bagi

masyarakat lokal dan terhadap iklim global serta keanekaragaman hayati.

Lestari Capital menyediakan suatu kendaraan pembiayaan

proyek yang aman dan transparan untuk perusahaan-perusahaan komoditas agar

dapat memenuhi berbagai kewajiban komitmen keberlanjutan, serta standar seperti

sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Perusahaan ini juga mengembangkan sumber-sumber pembiayaan

konservasi dari berbagai sektor lain yang terus berubah dalam menghadapi

tekanan konsumen dan industri, termasuk sektor energi, transportasi, dan

teknologi.

“Kami mendirikan perusahaan ini untuk mengatasi dua aspek

kegagalan pasar. Pertama, tidak cukup banyak permintaan terhadap proyek

konservasi berkualitas tinggi dan kedua, pasar komoditas global belum cukup

menjaga sumber daya alam yang ada,” kata Gabriel Eickhoff, CEO Lestari Capital.

“Kami berupaya mengatasi mata rantai yang terputus ini

dengan menghubungkan permintaan perusahaan akan hasil konservasi yang tahan

lama, dengan proyek-proyek yang memerlukan modal operasional jangka panjang di

lapangan,” tambahnya.

Transaksi awal Cargill melalui SCCM akan membiayai operasi

konservasi 25 tahun untuk sebuah proyek kehutanan masyarakat di jantung

Kalimantan, yang akan mendukung anggota masyarakat untuk melindungi hutan dan

berinvestasi ke dalam pencaharian baru seperti ekowisata dan produk hasil

hutan.

“Kami bermitra dengan Lestari Capital untuk merancang suatu

mekanisme yang dapat memenuhi kebutuhan kami sebagai anggota RSPO, sehingga

dapat menjamin bahwa komitmen pembiayaan kami untuk konservasi keanekaragaman

hayati dan restorasi lanskap dikelola secara bertanggung jawab dan dapat

bertahan lama,” kata Colin Lee, Direktur Corporate Affairs Cargill Tropical

Palm Holdings Pte Ltd.

“Kami merasa terhormat dapat membantu masyarakat Desa Nanga

Lauk melindungi keanekaragaman hayati dan layanan ekosistem yang vital bagi

pencaharian mereka. Saya berharap komitmen kami dapat mendorong perusahaan-perusahaan

lain untuk menjadikan konservasi dan restorasi sebagai bagian dari operasi

harian mereka,” tambahnya.

Dari waktu ke waktu, perlindungan dan restorasi hutan

-bersama dengan penggunaan lahan berkelanjutan dan penghormatan terhadap hak

masyarakat adat- semakin dianggap sebagai solusi iklim yang alami. Jika

dikombinasikan, keduanya berpotensi untuk mencapai penyimpanan karbon sebesar

30 persen yang dibutuhkan pada tahun 2030 untuk memenuhi target Perjanjian

Iklim Paris (Paris Agreement).

“Saat ini, kita kehilangan hutan dengan luas setara dengan

48 lapangan sepak bola per menit. Kita butuh pendekatan baru untuk pembiayaan

konservasi,” jelas Glenn Hurowitz, CEO Mighty Earth, sebuah organisasi

lingkungan global.

“Dunia saat ini memerlukan aktor perusahaan untuk

berkomitmen dengan aksi nyata di lapangan untuk mendukung konservasi lanskap di

wilayah-wilayah yang kritis,” tambahnya.

Lestari Capital telah bekerja selama dua tahun ini untuk

mendesain SCCM, yang nantinya akan dijadikan pilot untuk rantai pasok kelapa

sawit Cargill. SCCM memberikan pola untuk mengambil tindakan yang dapat

memenuhi persyaratan konservasi dari RSPO, yaitu sertifikasi yang memenuhi

standar yang semakin diskriminatif terhadap pasar impor, seperti Uni Eropa dan

negara-negara maju lainnya. Selain mendukung standar-standar keberlanjutan,

Lestari Capital juga memberikan manfaat berkepanjangan bagi masyarakat untuk

memastikan hasil upaya lingkungan dapat terus bertahan.

“Dari generasi ke generasi, masyarakat Nanga Lauk melindungi

danau dan hutan di sekitar desa, karena kami tahu, banyak yang menggantungkan

hidup mereka pada keduanya,” jelas Ibu Rusliyani, salah seorang anggota Lembaga

Pengelola Hutan Desa (LPHD) Nanga Lauk, Kalimantan.

“Untuk pertama kalinya, masyarakat yang menjaga hutan dan

danau dapat memperoleh pendapatan untuk membantu keluarga mereka. Kami merasa

upaya kami dihargai dan membuat kami makin semangat,” tambahnya.

Lestari Capital mengumumkan pada sebuah forum internasional

besar di Bali, dimana Presiden RI mempertemukan para eksekutif -termasuk dari

Unilever, Global Environment Facility, Alibaba, PT SMI, Tsinghua University,

HSBC, Standard Chartered, Credit Suisse, ADM Capital, Asian Development Bank,

China Development Bank, SYSTEMIQ, dan Blended Finance Taskforce- untuk

menyerukan pendekatan-pendekatan baru dalam mencari solusi iklim alami. (*/Fai)

Artikel Selanjutnya
Pameran Alutsista HUT TNI ke-73 di Kodam XII/TPR Jadi Destinasi Wisata Dadakan
Minggu, 14 Oktober 2018
Artikel Sebelumnya
Bangun Prilaku Gemar Membaca Siswa dengan Kegiatan Membaca Senyap
Minggu, 14 Oktober 2018

Berita terkait