Pontianak    

Geger Tani Dukung Gubernur Sutarmidji Kembalikan Kejayaan Beras Pemangkat

Oleh : Jauhari Fatria
Minggu, 09 Desember 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Pontianak – Wakil Ketua Generasi Penggerak Pertanian (Geger Tani) Kabupaten

Sambas, Mulyadi, SP mendukung niatan Gubernur Kalbar, Sutarmidji untuk mengembalikan

kejayaan beras Pemangkat, Kabupaten Sambas.

Namun, menurutnya banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh

Pemerintah Provinsi Kalbar dan Pemerintah Kabupaten Sambas.

Pemerintah Kabupaten Sambas, kata Mulyadi, harus segera

berbenah, menangkap peluang baik yang dilontarkan Gubernur Sutarmidji mengenai

hal ini.

Selain itu juga harus segera menginventarisir luas lahan

potensial, serta hal-hal yang dapat mendukung untuk mengembalikan kejayaan

beras Pemangkat bahkan terwujudnya industri beras di Kabupaten Sambas.

“Jadi, untuk mengembalikan kejayaan beras Pemangkat harus

ada komitmen, kerja sama dan sinergisitas antara Pemerintah Kabupaten,

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Harus ada tanggungjawab dari

ketiganya. Artinya saling sinergi,” ujar Mulyadi, saat ditemui belum lama ini.

Mulyadi menyebutkan, Kabupaten Sambas memiliki kurang lebih

100 ribu hektar lahan potensial sawah. Tapi secara umum ada 6 kecamatan di

Sambas memiliki hamparan padi yang cukup luas diantaranya Kecamatan Pemangkat,

Semparuk, Salatiga, Selakau, Selakau Timur dan Tebas.

“Jadi 6 kecamatan ini memiliki lahan sawah yang cukup luas,

60 persen dari luas lahan sawah yang ada di Kabupaten Sambas terdapat di 6

kecamatan ini,” tuturnya.

Selain itu, menurutnya agar ada suatu kefokusan bagi

pemerintah untuk mengembalikan kejayaan beras Pemangkat, pihaknya mendorong

agar Kabupaten Sambas ditetapkan sebagai daerah lumbung pangan daerah.

“Sehingga ada kefokusan kita untuk mewujudkan mengembalikan

kejayaan beras Pemangkat. Hal lain sebagai pendukung mewujudkan itu, tidak

kalah penting yang menjadi salah satu syarat untuk kita berproduksi tanaman

padi adalah sumber pengairan dengan sistem irigasi yang baik,” tukasnya.

“Karena pengolahan budidaya tanaman padi di Sambas selama

ini hanya mengharapkan air hujan turun dari langit dengan musim tanam satu kali

dalam setahun dengan hasil panen 3,3 ton/hektar. Kedepannya sudah harus

direncanakan dan dikaji untuk membangun sistem irigasi yang baik dengan pembuatan

bendungan ataupun pompanisasi di Sambas,” sambungnya.

Sebab, pihaknya menilai potensi sumber air di Sambas sangat

besar. Diantaranya, kata dia, Sungai Sambas Besar, Sungai Sambas Kecil, Sungai

Sebangkau dan Sungai Selakau. Sungai-sungai tersebut sangat berpotensi untuk

dijadikan salah satu sumber air irigasi untuk sawah.

“Jadi, silahkan dikaji secara teknis diantara sungai itu,

mana yang paling layak untuk dijadikan sebagai salah satu sumber pengairan

irigasi untuk sawah-sawah disini. Bahkan apabila sumber air ini dikelola secara

baik, tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk pertanian, tetapi juga sumber air

bersih masyarakat, budidaya ikan dan udang, pembangkit listrik dan wisata air,”

imbuhnya.

Pihaknya berharap Kabupaten Sambas kedepan tersedia sistem

irigasi secara teknis sehingga dapat meningkatkan musim tanam yang sebelumnya

hanya satu kali menjadi tiga kali dalam setahun. Dengan tersedianya air juga

akan meningkatkan hasil panen dari 3,3 ton menjadi 6-7 ton/hektar, tentu juga

akan meningkatkan gairah masyarakat bertani.

Mulyadi juga mengasumsikan misalnya 7 ton/hektar x tiga kali

musim tanam = 21 ton/hektar x harga gabah Rp4.800 = Rp100.800.000 - 45.000.000

= 55.800.000/12bulan = 4.650.000/bulan penghasilan petani.

“Jika ini terlaksana, artinya Gubernur sudah mampu

meningkatkan pendapatan petani,” ucapnya.

Syarat kedua untuk mewujudkan industri beras pemangkat

adalah tersedianya benih unggul lokal. Tentu, kata dia, Pemerintah Provinsi

Kalbar dan Pemerintah Kabupaten Sambas, kedepannya sudah harus merancang balai

benih yang dibangun diantara enam kecamatan tersebut.

“Sehingga dengan adanya balai benih tentu kedepannya kita

dapat mengembalikan benih-benih unggulan lokal yang memang asli dari kecamatan

Pemangkat atau kabupaten Sambas. Sepert beras ketumbar, sirandah, ringka

janggut dan ringka cundong serta ditemukannya varietas unggulan baru yang

sesuai selera pasar saat ini,” tuakasnya.

Sedangkan balai benih khusus untuk Kalbar, Mulyadi

berpendapat, idealnya harus ada sekurang-kurangnya empat balai benih. Sehingga,

ketika musim tanam tiba, benih selalu tersedia bagi petani.

Syarat ketiga adalah bantuan pupuk bagi petani, teknologi,

transportasi dan tersedianya pasar.

“Kami yakin dengan kepemimpinan Gubernur baru, Bapak

Sutarmidji mampu mengembalikan kejayaan beras Pemangkat serta memajukan

pertanian Kalbar, yang tidak menutup kemungkinan dapat menjadikan Kalbar

sebagai lumbung pangan nasional dan tak kalah penting dari sektor pertanian ini

dapat menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat,”

pungkasnya. (Fat)

Artikel Selanjutnya
Curanmor, Dua Remaja Diringkus Polres Ketapang
Minggu, 09 Desember 2018
Artikel Sebelumnya
Tingkatkan Kualitas Anggota, Manggala Agni Daops Ketapang Lakukan Evaluasi
Minggu, 09 Desember 2018

Berita terkait