Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 09 Desember 2018 |
KalbarOnline,
Pontianak – Wakil Ketua Generasi Penggerak Pertanian (Geger Tani) Kabupaten
Sambas, Mulyadi, SP mendukung niatan Gubernur Kalbar, Sutarmidji untuk mengembalikan
kejayaan beras Pemangkat, Kabupaten Sambas.
Namun, menurutnya banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi Kalbar dan Pemerintah Kabupaten Sambas.
Pemerintah Kabupaten Sambas, kata Mulyadi, harus segera
berbenah, menangkap peluang baik yang dilontarkan Gubernur Sutarmidji mengenai
hal ini.
Selain itu juga harus segera menginventarisir luas lahan
potensial, serta hal-hal yang dapat mendukung untuk mengembalikan kejayaan
beras Pemangkat bahkan terwujudnya industri beras di Kabupaten Sambas.
“Jadi, untuk mengembalikan kejayaan beras Pemangkat harus
ada komitmen, kerja sama dan sinergisitas antara Pemerintah Kabupaten,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Harus ada tanggungjawab dari
ketiganya. Artinya saling sinergi,” ujar Mulyadi, saat ditemui belum lama ini.
Mulyadi menyebutkan, Kabupaten Sambas memiliki kurang lebih
100 ribu hektar lahan potensial sawah. Tapi secara umum ada 6 kecamatan di
Sambas memiliki hamparan padi yang cukup luas diantaranya Kecamatan Pemangkat,
Semparuk, Salatiga, Selakau, Selakau Timur dan Tebas.
“Jadi 6 kecamatan ini memiliki lahan sawah yang cukup luas,
60 persen dari luas lahan sawah yang ada di Kabupaten Sambas terdapat di 6
kecamatan ini,” tuturnya.
Selain itu, menurutnya agar ada suatu kefokusan bagi
pemerintah untuk mengembalikan kejayaan beras Pemangkat, pihaknya mendorong
agar Kabupaten Sambas ditetapkan sebagai daerah lumbung pangan daerah.
“Sehingga ada kefokusan kita untuk mewujudkan mengembalikan
kejayaan beras Pemangkat. Hal lain sebagai pendukung mewujudkan itu, tidak
kalah penting yang menjadi salah satu syarat untuk kita berproduksi tanaman
padi adalah sumber pengairan dengan sistem irigasi yang baik,” tukasnya.
“Karena pengolahan budidaya tanaman padi di Sambas selama
ini hanya mengharapkan air hujan turun dari langit dengan musim tanam satu kali
dalam setahun dengan hasil panen 3,3 ton/hektar. Kedepannya sudah harus
direncanakan dan dikaji untuk membangun sistem irigasi yang baik dengan pembuatan
bendungan ataupun pompanisasi di Sambas,” sambungnya.
Sebab, pihaknya menilai potensi sumber air di Sambas sangat
besar. Diantaranya, kata dia, Sungai Sambas Besar, Sungai Sambas Kecil, Sungai
Sebangkau dan Sungai Selakau. Sungai-sungai tersebut sangat berpotensi untuk
dijadikan salah satu sumber air irigasi untuk sawah.
“Jadi, silahkan dikaji secara teknis diantara sungai itu,
mana yang paling layak untuk dijadikan sebagai salah satu sumber pengairan
irigasi untuk sawah-sawah disini. Bahkan apabila sumber air ini dikelola secara
baik, tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk pertanian, tetapi juga sumber air
bersih masyarakat, budidaya ikan dan udang, pembangkit listrik dan wisata air,”
imbuhnya.
Pihaknya berharap Kabupaten Sambas kedepan tersedia sistem
irigasi secara teknis sehingga dapat meningkatkan musim tanam yang sebelumnya
hanya satu kali menjadi tiga kali dalam setahun. Dengan tersedianya air juga
akan meningkatkan hasil panen dari 3,3 ton menjadi 6-7 ton/hektar, tentu juga
akan meningkatkan gairah masyarakat bertani.
Mulyadi juga mengasumsikan misalnya 7 ton/hektar x tiga kali
musim tanam = 21 ton/hektar x harga gabah Rp4.800 = Rp100.800.000 - 45.000.000
= 55.800.000/12bulan = 4.650.000/bulan penghasilan petani.
“Jika ini terlaksana, artinya Gubernur sudah mampu
meningkatkan pendapatan petani,” ucapnya.
Syarat kedua untuk mewujudkan industri beras pemangkat
adalah tersedianya benih unggul lokal. Tentu, kata dia, Pemerintah Provinsi
Kalbar dan Pemerintah Kabupaten Sambas, kedepannya sudah harus merancang balai
benih yang dibangun diantara enam kecamatan tersebut.
“Sehingga dengan adanya balai benih tentu kedepannya kita
dapat mengembalikan benih-benih unggulan lokal yang memang asli dari kecamatan
Pemangkat atau kabupaten Sambas. Sepert beras ketumbar, sirandah, ringka
janggut dan ringka cundong serta ditemukannya varietas unggulan baru yang
sesuai selera pasar saat ini,” tuakasnya.
Sedangkan balai benih khusus untuk Kalbar, Mulyadi
berpendapat, idealnya harus ada sekurang-kurangnya empat balai benih. Sehingga,
ketika musim tanam tiba, benih selalu tersedia bagi petani.
Syarat ketiga adalah bantuan pupuk bagi petani, teknologi,
transportasi dan tersedianya pasar.
“Kami yakin dengan kepemimpinan Gubernur baru, Bapak
Sutarmidji mampu mengembalikan kejayaan beras Pemangkat serta memajukan
pertanian Kalbar, yang tidak menutup kemungkinan dapat menjadikan Kalbar
sebagai lumbung pangan nasional dan tak kalah penting dari sektor pertanian ini
dapat menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat,”
pungkasnya. (Fat)
KalbarOnline,
Pontianak – Wakil Ketua Generasi Penggerak Pertanian (Geger Tani) Kabupaten
Sambas, Mulyadi, SP mendukung niatan Gubernur Kalbar, Sutarmidji untuk mengembalikan
kejayaan beras Pemangkat, Kabupaten Sambas.
Namun, menurutnya banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi Kalbar dan Pemerintah Kabupaten Sambas.
Pemerintah Kabupaten Sambas, kata Mulyadi, harus segera
berbenah, menangkap peluang baik yang dilontarkan Gubernur Sutarmidji mengenai
hal ini.
Selain itu juga harus segera menginventarisir luas lahan
potensial, serta hal-hal yang dapat mendukung untuk mengembalikan kejayaan
beras Pemangkat bahkan terwujudnya industri beras di Kabupaten Sambas.
“Jadi, untuk mengembalikan kejayaan beras Pemangkat harus
ada komitmen, kerja sama dan sinergisitas antara Pemerintah Kabupaten,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Harus ada tanggungjawab dari
ketiganya. Artinya saling sinergi,” ujar Mulyadi, saat ditemui belum lama ini.
Mulyadi menyebutkan, Kabupaten Sambas memiliki kurang lebih
100 ribu hektar lahan potensial sawah. Tapi secara umum ada 6 kecamatan di
Sambas memiliki hamparan padi yang cukup luas diantaranya Kecamatan Pemangkat,
Semparuk, Salatiga, Selakau, Selakau Timur dan Tebas.
“Jadi 6 kecamatan ini memiliki lahan sawah yang cukup luas,
60 persen dari luas lahan sawah yang ada di Kabupaten Sambas terdapat di 6
kecamatan ini,” tuturnya.
Selain itu, menurutnya agar ada suatu kefokusan bagi
pemerintah untuk mengembalikan kejayaan beras Pemangkat, pihaknya mendorong
agar Kabupaten Sambas ditetapkan sebagai daerah lumbung pangan daerah.
“Sehingga ada kefokusan kita untuk mewujudkan mengembalikan
kejayaan beras Pemangkat. Hal lain sebagai pendukung mewujudkan itu, tidak
kalah penting yang menjadi salah satu syarat untuk kita berproduksi tanaman
padi adalah sumber pengairan dengan sistem irigasi yang baik,” tukasnya.
“Karena pengolahan budidaya tanaman padi di Sambas selama
ini hanya mengharapkan air hujan turun dari langit dengan musim tanam satu kali
dalam setahun dengan hasil panen 3,3 ton/hektar. Kedepannya sudah harus
direncanakan dan dikaji untuk membangun sistem irigasi yang baik dengan pembuatan
bendungan ataupun pompanisasi di Sambas,” sambungnya.
Sebab, pihaknya menilai potensi sumber air di Sambas sangat
besar. Diantaranya, kata dia, Sungai Sambas Besar, Sungai Sambas Kecil, Sungai
Sebangkau dan Sungai Selakau. Sungai-sungai tersebut sangat berpotensi untuk
dijadikan salah satu sumber air irigasi untuk sawah.
“Jadi, silahkan dikaji secara teknis diantara sungai itu,
mana yang paling layak untuk dijadikan sebagai salah satu sumber pengairan
irigasi untuk sawah-sawah disini. Bahkan apabila sumber air ini dikelola secara
baik, tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk pertanian, tetapi juga sumber air
bersih masyarakat, budidaya ikan dan udang, pembangkit listrik dan wisata air,”
imbuhnya.
Pihaknya berharap Kabupaten Sambas kedepan tersedia sistem
irigasi secara teknis sehingga dapat meningkatkan musim tanam yang sebelumnya
hanya satu kali menjadi tiga kali dalam setahun. Dengan tersedianya air juga
akan meningkatkan hasil panen dari 3,3 ton menjadi 6-7 ton/hektar, tentu juga
akan meningkatkan gairah masyarakat bertani.
Mulyadi juga mengasumsikan misalnya 7 ton/hektar x tiga kali
musim tanam = 21 ton/hektar x harga gabah Rp4.800 = Rp100.800.000 - 45.000.000
= 55.800.000/12bulan = 4.650.000/bulan penghasilan petani.
“Jika ini terlaksana, artinya Gubernur sudah mampu
meningkatkan pendapatan petani,” ucapnya.
Syarat kedua untuk mewujudkan industri beras pemangkat
adalah tersedianya benih unggul lokal. Tentu, kata dia, Pemerintah Provinsi
Kalbar dan Pemerintah Kabupaten Sambas, kedepannya sudah harus merancang balai
benih yang dibangun diantara enam kecamatan tersebut.
“Sehingga dengan adanya balai benih tentu kedepannya kita
dapat mengembalikan benih-benih unggulan lokal yang memang asli dari kecamatan
Pemangkat atau kabupaten Sambas. Sepert beras ketumbar, sirandah, ringka
janggut dan ringka cundong serta ditemukannya varietas unggulan baru yang
sesuai selera pasar saat ini,” tuakasnya.
Sedangkan balai benih khusus untuk Kalbar, Mulyadi
berpendapat, idealnya harus ada sekurang-kurangnya empat balai benih. Sehingga,
ketika musim tanam tiba, benih selalu tersedia bagi petani.
Syarat ketiga adalah bantuan pupuk bagi petani, teknologi,
transportasi dan tersedianya pasar.
“Kami yakin dengan kepemimpinan Gubernur baru, Bapak
Sutarmidji mampu mengembalikan kejayaan beras Pemangkat serta memajukan
pertanian Kalbar, yang tidak menutup kemungkinan dapat menjadikan Kalbar
sebagai lumbung pangan nasional dan tak kalah penting dari sektor pertanian ini
dapat menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat,”
pungkasnya. (Fat)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini