SosBud    

Dompet Dhuafa Pendidikan dan Gapai Ajak Semua Pihak Peduli Pendidikan Inklusi

Oleh : Jauhari Fatria
Selasa, 11 Desember 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Sosbud – Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat

Statistik pada 2016 menunjukkan dari 4,6 juta anak yang tidak sekolah, satu

juta diantaranya adalah anak-anak berkebutuhan khusus dan berdasarkan data dari

Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia

mencapai angka 1,6 juta anak.

Dari 514 kabupaten/kota di seluruh tanah

air, masih terdapat 62 kabupaten/kota yang belum memiliki SLB. Saat ini jumlah

anak berkebutuhan khusus yang sudah mendapat layanan pendidikan baru mencapai

angka 18 persen, sekitar 115 ribu anak berkebutuhan khusus bersekolah di SLB,

sedangkan ABK yang bersekolah di sekolah reguler pelaksana Sekolah Inklusi

berjumlah sekitar 299 ribu. Masih ada sekitar 82 persen ABK yang belum

mendapatkan hak pendidikan.

Dompet Dhuafa Pendidikan (DD Pendidikan),

salah satu divisi Dompet Dhuafa yang fokus pada peningkatan kualitas pendidikan

dan sumber daya manusia, merasa terpanggil untuk turut serta memberikan solusi

atas permasalah tersebut. Upaya ini dilakukan DD Pendidikan dengan menghelat

acara bertajuk Kajian Pendidikan Inklusi ‘Pendidikan Untuk Berkualitas : Fakta Atau

Fatamorgana’.

Acara berformat panel ini dilaksanakan pada

Sabtu, 8 Desember 2018. Acara ini diaksanakan dalam rangka memperingati hari

Pendidikan Difabel Internasinal pada tangggal 3 Desember. Acara dimulai pukul

08.00 hingga 12.00. Agar lebih menyerapi kajian pendidikan inklusi acara pun

diadakan diadakan di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr.

Soeharso Jl. Tentara Pelajar Jebres, Surakarta.

Sederet tokoh, profesional dibidangnya

serta anak difabel yang berprestasi dan menginspirasi telah hadir untuk menjadi

narasumber Kajian Pendidiikan Inklusi ini. Mereka adalah Drs. Hasto Daryanto,

MPd, Kepala PLA Surakarta; Bayu Candra Winata (Dompet Dhuafa Pendidikan);

Inayah Adi Oktaviana (Founder GAPAI (Gerakan Peduli Indonesia Inklusi); Hanik

Puji A (Peraih 2 Medali Emas Balap Kursi Roda Papernas 2018) dan Sri Sugiyanti

(Peraih 3 Medali Perak dan 1 Perunggu Parcycling ASIAN Paragames 2018).

Narasumber kajian pendidikan inklusi ini

cukup meliputi segenap pihak yang konsen terhadap dunia pendidikan inklusi. Hal

ini dimaksudkan untuk mencapai dari perhelatan ini, yaitu untuk membangun

kesadaran masyarakat tentang pendidikan Inklusi yang ramah terhadap tumbuh

kembang anak.

Acara ini juga diharapkan dapat memberikan

alternatif model pengembangan pendidikan inklusi dan memperkuat peran

pemerintah dalam penyelenggaraan dan pengelolalan pendidikan inklusi baik

kebijakan maupun kualitas implementasinya.

Kehadiran narasumber dari berbagai latar

belakang tersebut juga dimaksudkan untuk membangun sinergi antara pemerintah,

komunitas yang bergerak di bidang pendidikan inklusi, juga NGO. Sinergi ini

diharapkan mampu meningkatkan kuaitas pendidikan untuk semua termasuk

pendidikan yang ramah difabel, jelas Aidil Azhari Ritonga sebagai Direktur CESA

(Direktur Center for Education Study & Advocacy Dompet Dhuafa Pendidikan).

Perbaikan kualitas pendidikan di negeri ini

bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Segenap pihak harus

bersinergi, bekerjasama untuk menuntaskan problematika pendidikan Indonesia

yang menggunung. Semoga langkah kecil berupa kegiatan ini dapat menjadi

inspirasi bahwa siapapun bisa ambil bagian untuk membawa perbaikan pada negeri

yang kita cintai ini. (DD/KO)

Artikel Selanjutnya
Soal Sampah Menumpuk, Rusman Ali Sebut Anggaran Dinas Kebersihan Defisit
Selasa, 11 Desember 2018
Artikel Sebelumnya
Bupati Jarot Pimpin Safari Natal di GMII Paribang Baru
Selasa, 11 Desember 2018

Berita terkait